Kurangi Emisi dengan 3 Langkah Dekarbonisasi Transportasi

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Erwin Prima

Senin, 4 November 2024 12:57 WIB

Petugas memasukkan alat uji emisi di saluran pembuangan knalpot kendaraan roda 4 yang melintas di Jalan Dr Cipto, Semarang, Rabu, 10 Juli 2024. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang melakukan uji emisi gratis karena memburuknya pencemaran udara di daerah perkotaan. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Essential Services Reform (IESR) mengungkapkan ada tiga strategi untuk mendorong upaya dekarbonisasi transportasi untuk mengurangi emisi. Analis Mobilitas Berkelanjutan IESR Rahmi Puspita Sari mengatakan penerapannya perlu keterlibatan masyarakat, serta kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Pemerintah juga perlu menyediakan infrastruktur yang mengintegrasikan masyarakat dan ruang publik, misalnya membangun desain ruang kota dengan konsep Transit Oriented Development atau TOD,” kata Rahmi dalam keterangan tertulisnya, Senin, 4 November 2024.

Dia mengatakan strategi tersebut adalah menghindari (avoid), beralih (shift), dan meningkatkan (improve). Singkatnya, menghindari berarti tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu, beralih berarti menggunakan transportasi umum dari sebelumnya transportasi pribadi, dan meningkatkan bisa diartikan seperti menggunakan kendaraan seperti kendaraan listrik yang tidak memanfaatkan bahan bakar fosil.

“Setiap orang bisa berperan dalam mengurangi emisi dengan memilih strategi yang paling cocok dengan kondisi tempat tinggal dan aktivitasnya,” ucap Rahmi.

Sebagai praktik melihat penerapan solusi transportasi rendah emisi, IESR bekerja sama dengan Generasi Energi Bersih (GEN-B) Jakarta Selatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah EnergiXplor : Menjelajahi Potensi Dekarbonisasi Transportasi Jakarta.

Advertising
Advertising

Ketua GEN-B Jakarta Selatan, Gieska Aulia Permana, mengatakan masifnya pemakaian bahan bakar fosil adalah salah satu penyebab tingginya emisi di sektor transportasi. Berdasarkan kajian IESR dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024, menemukan kendaraan penumpang mengeluarkan 73,1 persen dari total 150 juta ton setara karbon dioksida yang dikeluarkan dari sektor transportasi.

Konsumsi bahan bakar fosil dari tahun 2015 hingga 2020 cenderung naik mencapai 1,2 juta kiloliter per tahun. Penurunan hanya terjadi pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Menurut Gieska, penggunaan listrik sebagai salah satu upaya menurunkan emisi. “Namun penurunannya akan menjadi lebih signifikan jika sumber dayanya juga berasal dari energi terbarukan, seperti energi surya,” ucapnya.

Pilihan Editor: KLHK Dipecah, Ini Bocoran Struktur Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan

Berita terkait

IESR Gandeng Pemerintah Inggris dalam Program Transisi Energi Hijau di Indonesia, Ini Dua Fokus Utamanya

16 jam lalu

IESR Gandeng Pemerintah Inggris dalam Program Transisi Energi Hijau di Indonesia, Ini Dua Fokus Utamanya

Institute Essential for Services Reform (IESR) bekerja sama dengan Pemerintah Inggris meluncurkan program transisi energi hijau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target 2024, Reduksi Emisi Capai 1,2 Juta Ton C02

2 hari lalu

Realisasi Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target 2024, Reduksi Emisi Capai 1,2 Juta Ton C02

Pertamina menargetkan penurunan emisi gas metana yang merupakan Gas Rumah Kaca (GRK) yang besar selain CO2.

Baca Selengkapnya

IHSG Ambruk ke Level 7.505 di Awal November, Senin Diproyeksi Terjadi Pelemahan Lanjutan

3 hari lalu

IHSG Ambruk ke Level 7.505 di Awal November, Senin Diproyeksi Terjadi Pelemahan Lanjutan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk ke level 7.505,26 pada akhir perdagangan Jumat, 1 November.

Baca Selengkapnya

Menteri Hanif Pastikan Peningkatan Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dalam Dokumen untuk PBB

6 hari lalu

Menteri Hanif Pastikan Peningkatan Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dalam Dokumen untuk PBB

Upaya serius Pemerintah Indonesia untuk menambah ambisi penurunan emisi sudah termaktub di dalam Second NDC.

Baca Selengkapnya

5 Negara tanpa Bandara yang Menarik Wisatawan dari Seluruh Dunia, Bagaimana Cara ke Sana?

7 hari lalu

5 Negara tanpa Bandara yang Menarik Wisatawan dari Seluruh Dunia, Bagaimana Cara ke Sana?

Tanpa fasilitas bandara, akses menuju negara-negara ini mengharuskan wisatawan memulai perjalanan dari bandara terdekat di negara tetangga.

Baca Selengkapnya

Dorong Transisi Energi, Uni Eropa Dukung Smart City di IKN

8 hari lalu

Dorong Transisi Energi, Uni Eropa Dukung Smart City di IKN

Uni Eropa mendukung Smart City di IKN.

Baca Selengkapnya

Pasang-Surut di Era Jokowi, Ini 9 Rekomendasi Kebijakan Transisi Energi untuk Presiden Prabowo

11 hari lalu

Pasang-Surut di Era Jokowi, Ini 9 Rekomendasi Kebijakan Transisi Energi untuk Presiden Prabowo

Sebanyak 9 rekomendasi kebijakan transisi energi untuk Presiden Prabowo dikelompokkan dalam empat klaster utama.

Baca Selengkapnya

Kisah Pembangunan Kota Metropolitan Dalam Pameran Buku Gerak Jakarta

13 hari lalu

Kisah Pembangunan Kota Metropolitan Dalam Pameran Buku Gerak Jakarta

Buku "Gerak Jakarta" menampilkan berbagai dokumentasi dan arsip sejarah yang memperkuat narasi perkembangan kota.

Baca Selengkapnya

IHSG Menguat Tipis di Level 7.739,9 pada Akhir Sesi Pertama Hari Ini

15 hari lalu

IHSG Menguat Tipis di Level 7.739,9 pada Akhir Sesi Pertama Hari Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan pekan ini, Senin, 21 Oktober 2024 di zona hijau, naik 0,03 persen di level 7.739,9.

Baca Selengkapnya

3 Juta Lebih Penumpang Gunakan LRT Sumsel, Stasiun Asrama Haji Paling Ramai

17 hari lalu

3 Juta Lebih Penumpang Gunakan LRT Sumsel, Stasiun Asrama Haji Paling Ramai

Lebih dari 3 juta penumpang menggunakan moda transportasi kereta ringan Sumsel dalam beberapa bulan ini.

Baca Selengkapnya