13 Negara Asia Mendeklarasikan Gerakan Penyelamatan Harimau

Reporter

Editor

Selasa, 2 Februari 2010 09:09 WIB

AP/WWF-PHKA
TEMPO Interaktif, Hua Hin - Bertepatan dengan datangnya tahun macan dalam penanggalan Cina, 13 negara Asia sepakat melindungi mamalia nyaris punah itu dan berupaya melipatgandakan jumlah harimau liar hingga 2022. Mereka juga sepakat melarang pembuatan jembatan dan proyek infrastruktur lain yang dapat mengancam habitat binatang itu.

Namun draf deklarasi yang harus diadopsi oleh ke-13 negara itu, Jumat lalu, ternyata tidak menyebutkan anggaran baru untuk mendanai upaya konservasi, yang menurut para ilmuwan seharusnya juga dilipatgandakan. Draf itu hanya berisi komitmen dari negara-negara itu untuk menggunakan uang dari ekoturisme, proyek infrastruktur, dan finansial karbon untuk membiayai program penyelamatan harimau.

"Dengan kemauan politik dan implementasi kegiatan yang diperlukan, kepunahan harimau liar dapat dicegah," demikian bunyi deklarasi itu. "Konservasi harimau amat penting untuk melindungi keanekaragaman hayati dan melestarikan bagian vital dalam warisan nasional kita."

Deklarasi itu dibuat oleh para pejabat yang menghadiri Ministerial Conference on Tiger Conservation I di resort Pantai Hua Hin, Thailand. Kepala negara dari 13 negara itu akan menyetujui deklarasi tersebut pada pertemuan di Vladivostok, Rusia, September mendatang.

Jumlah harimau di alam merosot tajam dalam beberapa dekade terakhir akibat pelanggaran batas yang dilakukan manusia dan perburuan liar untuk memperdagangkan daging dan bagian tubuh harimau lainnya. Kini habitat harimau telah menciut hingga kurang dari sepersepuluhnya. Jumlah harimau yang diperkirakan mencapai 100 ribu pada awal abad ke-20, kini hanya tersisa kurang dari 3.500 ekor.

John Seidensticker, kepala ekologi konservasi di Smithsonian National Zoological Park dan Ketua Save the Tiger Fund, mengatakan draf deklarasi itu memasukkan semua komponen untuk menjamin pemulihan populasi harimau secara berkesinambungan.

Selain menargetkan melipatgandakan populasi harimau, konferensi yang diikuti Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Burma, Nepal, Rusia, Thailand, dan Vietnam itu sepakat melindungi habitat inti harimau. Begitu juga zona penyangga dan koridor yang menghubungkan suaka margasatwa dengan taman nasional.

Deklarasi itu juga mendukung pelarangan perdagangan bagian tubuh harimau dan mengurangi perburuan liar melalui penegakan hukum yang lebih tegas. "Jika kita melakukan semua yang ada dalam deklarasi ini, kita akan mengembalikan populasi harimau sehingga hasilnya positif, bukan negatif," kata Seidensticker. "Saya sangat gembira dengan kesepakatan ini."

TJANDRA | AP

Berita terkait

Wanita India Bergulat Lawan Harimau Pakai Tongkat Lalu Berselfie

6 April 2018

Wanita India Bergulat Lawan Harimau Pakai Tongkat Lalu Berselfie

Seorang wanita India bertarung melawan Harimau dengan bersenjatakan tongkat, selamat lalu berselfie dengan luka di sekujur tubuh.

Baca Selengkapnya

Anak Harimau Sumatera yang Ditemukan di Bengkalis Akhirnya Mati

27 Mei 2017

Anak Harimau Sumatera yang Ditemukan di Bengkalis Akhirnya Mati

Sehari setelah ditemukan pada 24 Mei lalu, anak Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)akhirnya mati karena dehidrasi berat dan malnutrisi.

Baca Selengkapnya

Kematian Harimau Sumatera Diselidiki, Kuburannya Digali Lagi

27 Mei 2017

Kematian Harimau Sumatera Diselidiki, Kuburannya Digali Lagi

Ditemukan bukti-bukti bagian tubuh harimau, seperti alat kelamin, kumis dan kulit diambil warga setelah dibunuh dengan tombak dan golok.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bengkalis Temukan Seekor Anak Harimau di Kebun Karet

27 Mei 2017

Cerita Warga Bengkalis Temukan Seekor Anak Harimau di Kebun Karet

Anak harimau yang ditemukan lemah itu tidak sakit, hanya mengalami dehidrasi yang cukup berat dan terdapat luka di tubuhnya.

Baca Selengkapnya

Harimau Sumatera Masuk Kampung, Warga Panik, BBKSD: Numpang Lewat  

24 Mei 2017

Harimau Sumatera Masuk Kampung, Warga Panik, BBKSD: Numpang Lewat  

Harimau Sumatera yang masuk permukiman warga di Indragiri Hilir mulai menyerang ternak, bahkan mengejar warga yang melintas.

Baca Selengkapnya

Harimau 'Bertamu' di Tengah Permukiman, Warga Indragiri Hilir Resah  

24 Mei 2017

Harimau 'Bertamu' di Tengah Permukiman, Warga Indragiri Hilir Resah  

Seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) masuk ke tengah permukiman warga Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Baca Selengkapnya

Tiga Anak Harimau Sumatera Lahir di Taman Margasatwa Bukittinggi

3 Mei 2017

Tiga Anak Harimau Sumatera Lahir di Taman Margasatwa Bukittinggi

Salah satu Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) koleksi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi,melahirkan tiga anak.

Baca Selengkapnya

Klinik untuk Harimau Sumatera Dibangun di Bengkulu

31 Maret 2017

Klinik untuk Harimau Sumatera Dibangun di Bengkulu

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung memulai proses pembangunan klinik harimau Sumatera (Phantera tigris sumatra).

Baca Selengkapnya

Populasi Harimau Indonesia Terkikis 70 Persen dalam 25 Tahun  

31 Juli 2016

Populasi Harimau Indonesia Terkikis 70 Persen dalam 25 Tahun  

Saat ini populasi harimau di Indonesia hanya 300-400 ekor.

Baca Selengkapnya

Konflik Harimau dengan Warga Sumatera Barat Sering Terjadi

12 Juni 2016

Konflik Harimau dengan Warga Sumatera Barat Sering Terjadi

Sejak awal 2016, setidaknya terjadi tiga kasus konflik karena harimau memakan tumbuhan di ladang, juga memangsa sapi warga.

Baca Selengkapnya