John Lagrave, produser senior Activision Blizzard pembuat video game saat peluncuran versi baru "World of Warcraft" di Paris (13/11). Game versi lama telah dimainkan oleh 11 juta pemain di seluruh dunia. Foto: AFP/Eric Piermont
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengadilan Tinggi California mempertimbangkan apakah anak-anak dapat membeli atau memiliki video games yang berbau kekerasan. Pembatasan penjualan video games kekerasan ini akan diberlakukan sama seperti buku, koran dan majalah khusus orang dewasa.
California adalah salah satu negara bagian yang menerapkan "similar laws" atau hukum serupa untuk mencegah anak-anak membeli video game kekerasan - padahal aturan penyeragaman ini sudah ditolak pengadilan. Alasannya, meskipun masih anak-anak, mereka juga memiliki kebebasan dan hak berekspresi.
Kendati tidak dijelaskan secara spesifik, video game apa yang dilarang untuk anak-anak, yang jelas permainan itu menunjukkan kekerasan seperti pembunuhan, baku hantam sampai perilaku seksual. Bagi siapapun yang melanggarnya, menjual atau menyewakan video games kekerasan, akan didenda US$ 1.000.
Asosiasi Hiburan Peranti Lunak yang berkantor di Washington DC menolak rencana putusan itu. Mereka memaparkan penelitian bahwa masyarakat sepakat, video games harus diperlakukan sama dan mendapat perlindungan sebagaimana halnya pada buku, musik dan film.
Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024
37 hari lalu
Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024
Presiden Jokowi meminta layanan yang mengintegrasikan administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kepolisian, bantuan sosial, dan keimigrasian - segera selesai.