Sikorsky X2 Incar Gelar Helikopter Tercepat

Reporter

Editor

Rabu, 28 Juli 2010 08:02 WIB

Sikorsky x2. wired.com

TEMPO Interaktif, London - Bermodalkan dua baling-baling pada sumbu bersama yang berputar berlawanan arah, Sikorsky X2 bertekad memecahkan rekor kecepatan terbang helikopter yang dipegang oleh helikopter Westland G-Lynx sejak 1986. Upaya pemecahan rekor ini akan menentukan masa depan pengembangan helikopter di Sikorsky, perusahaan yang berbasis di Connecticut.

Sejak helikopter pertama mengapungkan pilot Paul Cornu ke udara, tak sampai 1 meter dari permukaan tanah pada 1907, terbang vertikal merupakan hasil kompromi antara kemampuan mengambang di udara dan kecepatan untuk terbang maju. Kini, 102 tahun kemudian, Sikorsky telah mendesain helikopter tercepat yang pernah ada.

Helikopter yang diberi nama X2 Technology Demonstrator itu telah mencapai kecepatan 181 knot atau 335 kilometer per jam dalam tes terbangnya, jauh lebih cepat daripada kecepatan jelajah terbaik yang dimiliki helikopter biasa, yang hanya 278 kilometer per jam. Kecepatan Sikorsky X2 bahkan diperkirakan sanggup menjelajah dengan kecepatan hingga 463 kilometer per jam.

Kecepatan di atas rata-rata helikopter biasa itu dimungkinkan karena X2 adalah helikopter coaxial, yang menggabungkan dua rotor kembar yang berputar dalam arah berlawanan di atas badan pesawat. Inovasi ini meniadakan kebutuhan akan rotor ekor yang umumnya melawan gerakan meliuk dari rotor utama tunggal. Sebagai pengganti rotor ekor, X2 memiliki baling-baling pendorong belakang, yang berfungsi meningkatkan daya dorong yang hampir sama seperti pesawat bersayap tetap.

Berbagai fitur baru yang diterapkan membuat pesawat ini dapat bergerak lebih cepat tanpa harus mengkompromikan kemampuan mengapung di udara. Teknologi baru tersebut, antara lain, sistem fly by wire, yang mengendalikan aerodinamika rotor, bilah rotor dengan rasio gaya angkat dan gaya gesek yang tinggi, struktur fairing rotor yang mengurangi gaya gesek, serta Active Vibration Control, yang meminimalisasi guncangan ketika pesawat terbang mengapung, sehingga sang pilot tak perlu berusaha keras.

Advertising
Advertising

Sistem fly by wire juga mencegah bilah rotor berputar melampaui kecepatan suara dan hancur berkeping-keping dalam aliran udara. Ini merupakan tindakan pencegahan yang amat penting bagi sebuah helikopter yang terbang dengan kecepatan di atas 210 knot atau 389 kilometer per jam.

Jim Kagdis, pengelola program lanjutan di Sikorsky, mengatakan kecepatan terbang maju akan meningkat bersamaan dengan penyempurnaan aerodinamika pesawat, yaitu dengan penggunaan fairing di sekeliling rotor. Fairing adalah struktur yang fungsi utamanya memproduksi outline halus dan mengurangi gaya gesek. Perbaikan aerodinamika itu juga diperoleh dari peningkatan daya dorong dari baling-baling pendorong belakang.

"Sekitar 50 persen gaya gesek pada pesawat berasal dari sistem dinamis coaxial," kata Kagdis. "Dengan fairing, kami yakin bisa memangkas gaya gesek itu hingga separuhnya."

Seluruh inovasi tersebut membuat X2 dapat mengapung, mendarat secara vertikal, serta melakukan manuver pada kecepatan rendah, dan beralih dengan mulus dari terbang mengapung ke terbang maju. Jeffrey Pino, Presiden Sikorsky, menyatakan bahwa pesawat tersebut akan mengubah pola "permainan" industri helikopter.

Sikorsky yakin pesawat itu akan mampu mematahkan rekor kecepatan terbang Westland G-Lynx, helikopter buatan Inggris, yang mampu melaju dengan kecepatan 400 kilometer per jam.

Akhir Juni lalu, X2 telah menyelesaikan dua tes terbang yang melibatkan penggunaan kedua baling-baling untuk pertama kalinya. Pada tes terbang yang dilakukan dalam dua kali penerbangan selama 1 jam itu, X2 terbang dengan kecepatan 96 kilometer per jam dan 78 kilometer per jam dengan baling-baling yang diatur untuk memberikan dorongan maju ke depan pada tes kedua. "Pesawat itu telah menuntaskan rangkaian akselerasi dan deselerasi dari mengapung hingga kecepatan 96 kilometer per jam," kata Kevin Bredenbeck, kepala pilot tes untuk Sikorsky. "Sistem peningkatan stabilitas beroperasi sesuai dengan desain, sedangkan getaran dan level kebisingan amat rendah."

Helikopter itu dirancang untuk mencapai kecepatan 250 knot atau 463 kilometer per jam, atau dua kali kecepatan helikopter biasa saat ini. Pesawat itu telah mengumpulkan lebih dari 3 jam terbang di fasilitas Sikorsky di Horseheads, New York. Helikopter ini akan dipindahkan ke development flight center perusahaan itu di West Palm Beach, Florida, sebelum melanjutkan tes terbang dalam persiapan pemecahan rekor.

Helikopter versi baru itu ada kemungkinan digunakan oleh pihak militer, meski tak tertutup ada kemungkinan juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan SAR dan taksi udara.

TJANDRA DEWI | SIKORSKY | GRAPHICNEWS

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

10 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

11 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

34 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

37 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

37 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

37 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

42 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

47 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

51 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri