Penolak Nyamuk Baru, Menghalangi Nyamuk Mendeteksi Mangsa

Reporter

Editor

Kamis, 2 Juni 2011 15:56 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Riverside - Nyamuk betina dikenal efisien membawa penyakit mematikan, seperti malaria, demam berdarah dengue, hingga demam kuning. Penyakit-penyakit ini menyebabkan kematian jutaan manusia setiap tahunnya. Kini ilmuwan menemukan bahan kimia yang mengganggu nyamuk betina menemukan mangsa.

Peneliti ilmu serangga dari University of California, Riverside, Anandasankar Ray, mengintai pola kerja nyamuk betina dalam menemukan mangsa. Serangga penghisap darah ini mendeteksi perubahan karbon dioksida yang dihembuskan manusia untuk mendeteksi mangsa. Adalah antena kecil yang terletak dekat mulut atau maxillary palp yang bertugas menyerap molekul karbon dioksida tersebut.

Menyadari hal itu, Ray menciptakan bahan kimia khusus yang mampu mencederai pendeteksian gas pada nyamuk betina. Bahan kimia khusus ini terdiri dari tiga kelas molekul, yaitu penghalang (inhibitor) seperti heksanol dan butanal; pengimitasi (imitator) seperti 2-butanon; dan pembuat buta (blinder) seperti 2,3-butanedion.

"Bahan kimia ini berpotensi mengurangi kontak antara nyamuk dan manusia, bisa dikembangkan menjadi penolak nyamuk jenis baru," ujar Ray.

Bahan kimia ini juga memiliki kelebihan dari segi efisiensi. Menurut Ray, aroma yang dihasilkan tetap efektif meski dilarutkan dalam konsentrasi rendah sehingga akan lebih hemat. Kemampuan penolak nyamuk yang efektif dan efisien ini ia yakini bisa membantu manusi mengontrol penyebaran penyakit yang disebarkan nyamuk.

Nyamuk betina menyebarkan penyakit dengan menghisap darah orang sakit lalu mencari orang sehat untuk digigit. Antena sensitif yang dimiliki nyamuk betina mampu mendeteksi napas manusia yang berada di kejauhan. Setelah mencium bau karbon dioksida, nyamuk betina akan bergerak mendekat lalu menggigit manusia sambil menyebarkan virus.

SCIENCEDAILY | ANTON WILLIAM

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

16 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya