TEMPO Interaktif, Jakarta - Symantec, perusahaan keamanan IT, mencatat selama tahun ini organisasi di tingkat global masih meremehkan ancaman bencana terhadap TI mereka.
Berdasarkan data yang dimiliki Symantec, setengah dari usaha kecil menengah (UKM) tidak memiliki rencana pemulihan (recovery) dari bencana.
Sebanyak 41 persen menyatakan tidak pernah berpikir atau memiliki rencana membangun sistem recovery. Sementara 40 persen menyatakan kesiapan dalam menghadapi bencana bukanlah prioritas mereka.
Adapun perusahaan besar yang telah memiliki rencana, strategi pemulihan bencana sering dilewatkan saat anggaran dibutuhkan untuk kepentingan lain.
"Besarnya dana yang dibutuhkan membuat perusahaan enggan menganggarkan untuk keperluan ini," ujar Raymond Goh, Regional Technical Director System Engineering Asian South Region Symantec, di Jakarta, Kamis, 15 Desember 2011.
Padahal, menurut dia, IT merupakan tulang punggung dari bisnis yang beroperasi 24 jam dalam seminggu. Pemadaman yang tak direncanakan karena kegagalan sistem atau perencanaan yang tidak maksimal dapat mengakibatkan rusaknya reputasi perusahaan.
Sementara itu, untuk tahun depan, Symantec memperkirakan bisnis back up akan lebih bergairah dibanding tahun ini.
Hal ini didorong oleh ledakan data yang diperkirakan akan mencapai 7 ZetaBytes sebelum 2015 serta teknologi virtualisasi yang makin berkembang.
"Bisnis back up akan kembali menjamur dan berkembang pesat, tapi tidak lagi dilakukan dengan pendekatan tradisional," ujar Goh.
Menurut Symantec, jendela back up tradisional 24 jam atau akhir minggu tidak lagi memungkinkan bagi beberapa organisasi.
Symantec juga menyebutkan bahwa organisasi tidak bisa sepenuhnya bergantung pada snapshot atau failover untuk menggantikan back up karena pemulihan data tidak dapat dilakukan dengan mudah bila dibutuhkan. "Back Up, virtualisasi, dan cloud akan menjadi kunci di tahun 2012," ujar Goh.
RATNANING ASIH
Berita terkait
Pembaruan Keamanan Twitter Cegah Konten Kasar
2 Maret 2017
Twitter menyediakan lebih banyak metode untuk mengendalikan
pengalaman para penggunanya.
Empat Langkah Hindarkan Ponsel dari Ancaman Spyware
30 Januari 2017
Spyware bisa menyusup ke aplikasi, lalu menyembunyikan diri.
Baca Selengkapnya3 Kesalahan Utama dalam Membuat Password Akun Internet
18 Januari 2017
Kata sandi atau password yang sederhana sering jadi penyebab
kerentanan keamanan internet
Peneliti Jepang Salin Sidik Jari dari Foto, Ini Bahayanya
18 Januari 2017
Data sidik jari bisa disalin dari sebuah foto digital seseorang yang berpose dua jari "V" atau tanda damai.
Baca SelengkapnyaPernah Bantu FBI Bobol iPhone, Perusahaan Israel Ini Diretas
16 Januari 2017
Perusahaan Israel, yang pernah mambantu FBI meretas data iPhone, kini terkena peretasan.
Baca SelengkapnyaNorton by Symantec: Ransomware Kian Berbahaya
21 Juli 2016
Angka infeksi ransomware meningkat setiap tahun. Pada 2015,
angka itu mencapai rekornya.
Laman Antivirus Ini Tawarkan Layanan hingga Paska Penjualan
12 April 2016
"Produk reseller kami dukung mulai dari instalasi awal, perawatan, hingga perbaikan,"
Baca SelengkapnyaIni Virus-virus Trojan yang Menyerang Ponsel Android
4 Maret 2016
Virus tersebut banyak menginfeksi perangkat berbasis Android versi 4.4.4 dan sebelumnya.
Honeywell Tawarkan Alat Kendali Anjing Latih ke Polda Metro
22 Februari 2016
Kemampuan K9 bermanfaat sebagai deteksi dini jika lokasi tersebut mengandung gas atau racun.
Baca SelengkapnyaDuh, Situs Setkab.go.id Diretas, Ada Tengkorak & Musik Disko
24 Desember 2015
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku sudah mengetahui ihwal peretasan tersebut.
Baca Selengkapnya