TEMPO.CO , Washington - Google Inc sepakar untuk membayar US$ 22,5 juta untuk menyelesaikan tuduhan pelanggaran pengaturan privasi pelanggan yang menggunakan browser Safari milik Apple Inc. Demikian putusan Komisi Perdagangan Federal AS (FTC).
Kesepakatan itu mengakhiri penyelidikan FTC atas dugaan bahwa Google menggunakan kode komputer yang dikenal sebagai "cookies" sebagai salah satu trik pada browser Safari pada iPhone dan iPads. Dengan begitu, perusahaan pencarian Internet ini bisa memantau pengguna oleh pelacakan tersebut.
Praktek ini telah melanggar sebuah keputusan persetujuan tahun 2011. Perusahaan seperti Google dan Facebook Inc mengandalkan pengumpulan data pengguna untuk sebagian besa pendapatan mereka. Namun para pendukung privasi berpendapat bahwa perusahaan teknologi umumnya tidak berbuat cukup untuk melindungi privasi pelanggan.
Baik Google, "juara" satu di dunia mesin pencari, dan Facebook, situs jaringan sosial teratas, tahun lalu sepakat untuk diaudit 20 tahun untuk memastikan privasi konsumen setelah FTC menemukan mereka telah terlibat dalam praktek privasi yang menipu.
Google tidak disyaratkan untuk mengakui kewajiban apapun, dan penyelesaian tidak merupakan pengakuan kesalahan. Perusahaan ini dianggap salah menafsirkan apa yang dilakukannya dan bukan untuk metode itu digunakan untuk memotong tracker Safari melalui pengaturan cookie.
Cookie adalah file teks kecil yang diinstal ke komputer yang memungkinkan untuk diidentifikasi sehingga aktivitas web pengguna dapat dipantau.
"Tidak peduli seberapa besar atau kecil, semua perusahaan harus mematuhi perintah FTC untuk menjaga privasi yang mereka janjikan bagi konsumen," kata Ketua FTC Jon Leibowitz dalam sebuah pernyataan.
Itu adalah penalti terbesar yang pernah ditempatkan pada sebuah perusahaan untuk melanggar perintah FTC. Namun denda ini termasuk kecil dibanding keuntungan perusahaan yang mencapai hingga US$ 12,2 miliar.
REUTERS | TRIP B
Terpopuler
Gubernur Fauzi Bowo Bungkam Soal Video di Youtube
Rhoma Irama, Kanan-Kiri Kena Jerat Hukum
Mahfud MD: Koruptor Hidupnya Panas
Wawancara Tempo dengan Hartati Murdaya
Ahmad Yani: Bambang Widjajanto Jangan Seperti Preman
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya