Burung Laut Menjadi Indikator Pencemaran Sampah

Reporter

Jumat, 3 Mei 2013 16:27 WIB

Seekor burung Pelikan Coklat berenang di laut yang terkena tumpahan minyak di Teluk Meksiko (6/6). Ratusan burung Pelikan mengalami nasib yang sama dengan burung tersebut. REUTERS/Sean Gardner

TEMPO.CO, Monterey - Di laut ataupun di pantai seringkali kita menemukan sampah plastik berserakan. Di Kimalo Point yang terletak di Pulau Hawaii, serpihan plastik bahkan ditemukan di kedalaman satu meter di bawah permukaan pasir.

"Di beberapa pantai lainnya, sulit untuk membedakan antara pasir dan plastik," kata Nicholas Mallos, peneliti puing-puing laut di LSM Ocean Conservancy kepada LiveScience, Januari lalu.

Untuk mengetahui tingkat pencemaran sampah di laut, para ilmuwan menggunakan burung laut sebagai alat ukur. Burung laut, termasuk burung pelikan dan burung camar, merupakan rantai makanan paling atas. Mereka menyerap racun dan polusi yang terkandung dalam ikan yang mereka makan. Karena burung laut mencari makan di area laut yang luas tapi selalu kembali ke lokasi yang sama setiap tahun untuk berkembang biak, mereka memasok sampel polutan dari satu wilayah geografis yang luas kepada para peneliti.

"Mereka terbang menyebar di atas lautan selama setahun, sehingga bisa dibilang mereka mengambil sampel pencemaran bagi kami," kata John Elliot dari Environment Canada dalam jurnal Science, 3 Mei 2013. "Selama mereka mencari makan, mereka terpapar kontaminasi, terutama jenis bioakumulatif yang memang kami incar."

Pemantauan racun pada burung laut tidaklah mematikan si burung. Ilmuwan menggunakan sampel bulu, darah, minyak dan contoh jaringan tubuh tanpa membunuh burung. Sampel tersebut cukup untuk mengukur polusi yang terjadi.

Burung yang mati kerap ditemukan dengan perut yang penuh plastik. Hal ini menunjukkan peningkatan kontaminasi di laut yang berasal dari limbah nelayan dan para pengunjung pantai.

Monterey Bay Aquarium di California memperkirakan sekitar 1 juta burung laut, ditambah 100.000 hewan mamalia laut dan penyu, mati karena menelan plastik setiap tahun.
LIVE SCIENCE | APRILIANI GITA FITRIA

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

43 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya