TEMPO.CO, Kanada - Bryophyte adalah tanaman yang termasuk dalam jenis lumut hati atau liverwort. Di ujung Gletser Teardrop, Pulau Ellesmere, Kutub Utara, peneliti National Academy of Sciences menemukan bryophyte yang telah membeku selama 400 tahun. "Uniknya, hingga kini tumbuhan itu mampu bertahan hidup," tulis situs BBC, Senin, 27 Mei 2013.
Penemuan bryophyte berusia empat abad itu terjadi kala gletser mencair. Sejak 2004 silam, lapisan es itu telah mencair sekitar tiga sampai empat meter per tahun. Dan dalam penelitian mereka, pera ilmuwan menemukan jika gletser telah menjaga susunan tanaman bryophyte dengan baik. Bahkan sebagian tanaman memperlihatkan tanda pertumbuhan kembali, termasuk di pinggir cabang atau tangkai.
Untuk mengonfirmasikan waktu penguburan bryophyte, peneliti menggunakan teknik penanggalan radiokarbon. Hasilnya, tumbuhan itu mulai terkubur sekitar 1550 - 1850 Masehi. Dan kini, mereka mengambil beberapa bagian tanaman serta melakukan penyemaian di laboratorium.
"Ketika kami melihat tumbuhan ini secara rinci dan membawanya ke laboratorium, terlihat bila beberapa batang memiliki cabang baru berwarna hijau," kata Catherine La Farge, kepala penelitian. Dan kini, 11 tanaman dari tujuh spesies, dan empat kelompok, yang awalnya sudah punah dapat tumbuh kembali. "Kemampuan jaringan bryophyte yang terkubur untuk tumbuh lagi menekankan kemampuan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan kutub yang ekstrim."
BBC | ANINDYA LEGIA PUTRI
Terhangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha
Baca juga:
Ketua Fraksi Demokrat Nilai Interpelasi KJS Kandas
Ahok: KJS Baru Jalan Sudah 'Diributin'
Sikapi Interpelasi KJS, Demokrat DPRD DKI Terbelah
Jokowi: KJS untuk Rakyat Bawah, Jangan Diganggu
Berita terkait
Fakta Menarik Taman Margasatwa Ragunan yang Selalu Dipadati Pengunjung Saat Libur Lebaran 2024
19 hari lalu
Taman Margasatwa Ragunan yang dipadati pengunjung pada libur Lebaran 2024 punya beberapa fakta menarik.
Baca SelengkapnyaArti Logo Pameran Flona 2023 di Langan Banteng, Berlangsung hingga 16 Oktober 2023
16 September 2023
Logo Flona 2023 melambangkan Jakarta mendukung Nusantara sebagai Ibu kota baru
Baca SelengkapnyaDelapan Ekowisata Mangrove di Indonesia yang Kerap Dikunjungi
1 Agustus 2022
Ekowisata mangrove, yakni wisata edukasi yang mengutamakan keindahan alami dari hutan mangrove serta makhluk hidup di dalamnya.
Baca SelengkapnyaPapua Dorong Penetapan Kawasan Ekosistem Penting untuk Lindungi Flora dan Fauna
22 Mei 2022
Kawasan ekosistem penting tersebut akan dikelola oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat adat setempat.
Baca SelengkapnyaBRIN: 88 Temuan Spesies Baru 2021, Mayoritas dari Sulawesi
28 Januari 2022
BRIN mengumumkan hasil temuan spesies flora dan fauna sepanjang 2021. Berkolaborasi dengan peneliti asing,
Baca SelengkapnyaIngin Tahu Flora dan Fauna Khas Indonesia, Bisa Lihat di Pecahan Uang Rupiah
16 November 2021
Dalam pecahan uang rupiah terdapat beragam gambar flora dan fauna khas Indonesia, dari jalak bali, burung kepodang hingga anggrek larat, bunga jeumpa
Baca SelengkapnyaWisata Edukasi Virtual Kebun Raya Bogor, Tetap Bisa Piknik Sambil Belajar
5 Oktober 2021
Kebun Raya Bogor telah mengjadirkan layanan wistaa edukasi virtual itu bagi pelajar dan mahasiswa selama pandemi.
Baca Selengkapnya58 Tahun IPB, Pernah Bergabung dengan Universitas Indonesia
1 September 2021
Hari ini, IPB genap 58 tahun, Begini ceritanya pernah bergabung dengan Universitas Indonesia di suatru masa.
Baca SelengkapnyaKonsep Mini Zoo Makin Marak Sebagai Destinasi Wisata
7 April 2021
Konsep mini zoo, mirip dengan kebun binatang, tapi dengan lingkup dan jumlah satwa yang lebih sedikit, berikut tempat makan dan penginapan.
Baca SelengkapnyaNicholas Saputra Suka Isu Lingkungan Berawal dari Terpaksa...
25 Desember 2019
Nicholas Saputra memproduksi film panjang bertema lingkungan berjudul Semes7a. Ternyata awal mula ia menyukai isu lingkungan karena terpaksa...
Baca Selengkapnya