Petugas menanam bibit pohon Jati yang berumur 2 bulan di perkenbunan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bidang Botani dan Mikrobiologi, Cibinong, Bogor, Kamis (22/12). Bibit pohon jati yang berumur 2 minggu dapat di kembangbiakan dengan cara memotong batang dan di tamam kembali didalam media rumah kaca (toples) agar mendapatkan temperatur yang sesuai dan cepat berkembang. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 450 pelajar SMP dan SMA dari berbagai provinsi akan mengikuti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) ke-14 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas (BKHH) LIPI Nur Tri Aries S., yang sekaligus Ketua Panitia PIRN di Jakarta, Jumat, mengatakan PIRN kali ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan. Antara lain pemberian materi metodologi penelitian dan penyusunan proposalnya, penelitian lapangan, penulisan laporan, dan presentasi laporan penelitian.
Peserta yang turut berpartisipasi dalam kegiatan PIRN yang diadakan dari 2 hingga 9 Agustus 2015 di Tasikmalaya tersebut mencapai 600 orang dari berbagai provinsi. Mereka terdiri atas 450 pelajar SMP dan SMA serta 150 guru pembimbing tingkat SMP-SMA atau sederajat dari seluruh Indonesia.
Kegiatan PIRN, kata dia, juga berusaha mengarahkan dan membimbing para remaja untuk menanamkan sikap dan perilaku ilmiah, keingintahuan ilmiah, dan pendekatan ilmiah. Sedangkan bimbingan yang diberikan bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian dalam mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
"Terlebih saat ini budaya meneliti di kalangan remaja Indonesia bukanlah sesuatu yang asing bagi mereka," ujar Nur.
Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengatakan penanaman budaya meneliti sejak dini adalah salah satu komitmen dari LIPI. "Pola pengembangan minat dan pembelajaran iptek harus dimulai dengan menanamkan budaya meneliti sedari dini sebagai bagian dari dukungan terhadap perkembangan inovasi remaja (youth innovation)," tutur Iskandar.
Menurut dia, perkemahan ilmiah merupakan salah satu kegiatan yang efektif untuk membangun semangat ilmiah para remaja. "Mereka melakukan dan mengalami sendiri semua kegiatan ilmiah tersebut dalam suasana belajar yang menyenangkan dan topik penelitian yang relevan dengan kondisi aktual dengan lingkungan sekitar."
Melalui kegiatan tersebut, para remaja diberikan pembekalan tentang dasar-dasar metode penelitian disertai dengan praktek penelitian lapangan yang dibimbing langsung oleh para peneliti LIPI. "Para siswa juga dilatih menulis laporan hasil penelitian dan mempresentasikannya secara ilmiah," ucap Iskandar.
Mengungkap biodiversitas laut (karang, ikan, mangrove, lamun, mollusca, crustacea, echinodermata), dinamika laut (pola arus, kimia dan bathymetry laut) sampai aspek sosial ekonomi di wilayah perbatasan.
Lukman Hakim akhirnya resmi memimpin Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggantikan Umar Anggara Jenie. Pelantikan Lukman dilakukan Senin (14/6) oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata di Gedung LIPI, Jakarta.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meneken kontrak kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk pengelolaan Kebun Raya Puca Maros sebagai pusat penelitian, observasi, dan pariwisata.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Umar Anggara Jenie mengumumkan rencana melakukan Ekspedisi Widyanusantara atau "e-win" di perairan utara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku. "Tahun depan pada waktu empat dekade LIPI kita kan meluncurkan satu eksepedisi," katanya di Bandung, usai perayaan ulang tahun lembaga ke 39, yang jatuh Rabu (23/8).