Hemat Energi, Material Super-Tipis Ini Bisa Bikin Sejuk  

Reporter

Selasa, 20 Oktober 2015 18:57 WIB

Seorang anak bermain salju, dan membentuk sebuah gambar di atas permukaan salju di Snow Town Bangkok. Anak-anak ini menggunakan pakaian tebal, untuk menahan udara dingin di tempat bermain tersebut. Bangkok, Thailand, 28 Juli 2015. Taylor Weidman / Getty Images

TEMPO.CO, San Fransisco - Sejenis material supertipis baru sanggup menyejukkan bangunan tanpa memerlukan listrik. Para peneliti mengatakan material itu memancarkan panas kembali langsung ke luar angkasa.

Temuan material baru ini dapat menjadi solusi untuk menyejukkan area yang tidak mempunyai akses listrik. Material itu juga bisa membantu mengurangi kebutuhan listrik. Di Amerika Serikat, sekitar 15 persen listrik hanya digunakan untuk penyejuk udara.

Inti dari material penyejuk itu adalah bahan yang terdiri atas beberapa lapisan supertipis, hanya 1,8 mikron, atau lebih tipis daripada lembaran aluminum foil paling tipis. Sebagai perbandingan, sehelai rambut manusia memiliki ketebalan sekitar 100 mikron.

Material ini terbuat dari tujuh lembar silikon dioksida dan hafnium dioksida yang ditumpuk di atas sehelai perak tipis. Variasi ketebalan setiap lapisan membuat material itu dapat membengkokkan cahaya, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat. Kemampuan itulah yang membuat material itu bersifat mendinginkan. Temuan itu dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Cahaya tak terlihat dalam bentuk radiasi inframerah adalah kunci utama semua benda memancarkan panas. "Jika menggunakan kamera inframerah, Anda akan melihat bahwa kita semua bercahaya dalam cahaya inframerah," kata Shanhui Fan, perekayasa listrik di Stanford University di California, yang terlibat dalam penelitian.

Cara material ini membantu menjaga benda tetap sejuk adalah dengan membuatnya seperti cermin yang sangat efektif. Dengan memantulkan 97 persen cahaya matahari, material mirip cermin ini menjaga apa pun di bawahnya tidak terkena panas.

Keunggulan lain material ini adalah, ketika lapisan itu menyerap panas, komposisi dan strukturnya memastikan hanya radiasi inframerah dengan panjang gelombang sangat spesifik yang dipancarkannya, yaitu yang tidak diserap udara. Radiasi inframerah itu dibiarkan lepas ke atmosfer dan menuju antariksa.

"Dinginnya alam semesta adalah sumber daya alam tak terbatas yang bisa kita manfaatkan," kata Fan.

Para peneliti telah menguji purwarupa penyejuk itu di Stanford. Material tersebut terbukti sanggup menurunkan temperatur 5 derajat Celsius dibanding udara sekitarnya, bahkan pada siang hari. "Temuan itu benar-benar baru dan gagasan yang sebenarnya sangat sederhana," kata Eli Yablonovitch, pakar kristal fotonik di University of California, Berkeley, mengomentari temuan tersebut.

NATURE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

6 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

11 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

12 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

14 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

14 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

19 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

20 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

21 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

23 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya