Uni Eropa Siap Bantu Indonesia Penuhi Target COP21

Reporter

Editor

ursul florene

Selasa, 15 Desember 2015 22:22 WIB

Pemimpin adat dari berbagai belahan dunia berdoa saat berlayar di Seine dekat Katedral Notre Dame di Paris, Prancis, 6 Desember 2015. Aksi tersebut untuk menuntuk solusi terbaik terhadap perubahan iklim yang saat ini masih dirundingkan dalam KTT Perubahan Iklim (COP21). REUTERS/Gonzalo Fuentes

TEMPO.CO, Jakarta -Negara-negara Uni Eropa siap membantu Indonesia mencapai target COP21. Dalam perjanjian yang diteken 12 Desember lalu, 195 negara sepakat menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celsius dari era praindustri.


“Kami melihat Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam hal ini,” kata Duta Besar UE untuk Indonesia Vincent Guerend di Jakarta pada Selasa, 15 Desember 2015. UE akan memberikan bantuan sebesar-besarnya dari pelbagai bidang untuk banyak program berkaitan dengan lingkungan.


Pertama, tentu bantuan dana. Gabungan 28 negara Eropa ini menggelontorkan 40 juta Euro untuk tiga program utama di Indonesia. Ketiganya melingkupi program bidang konservasi biodiversitas; penataan lahan gambut dan mitigasi asap; serta bantuan teknis untuk perubahan iklim seperti pembangunan rendah karbon dan gerakan hijau.


Beberapa negara, seperti Jerman, juga menjanjikan bantuan transfer teknologi ramah lingkungan. Inggris, yang memang sejak lama sudah campur tangan dalam sistem penataan hutan dan kayu, belum menunjukkan tanda-tanda akan angkat kaki.


Mereka mengaku optimistis dengan kontribusi Indonesia dalam menjaga iklim global. Salah satu itikad baik yang terlihat adalah saat Presiden Joko Widodo merombak aturan pengelolaan lahan gambut.


Advertising
Advertising

“Ini akan memudahkan pemantauan siapa yang harus bertanggungjawab bila terjadi kebakaran lahan,” kata Konselor Bidang Kooperasi UE Franck Viault. Selain itu, langkah penutupan kanal untuk mencegah illegal logging juga menuai pujian.


Kesepakatan Paris memuat tujuan global untuk adaptasi perubahan iklim, termasuk secara terpisah menyebut tentang kerusakan dan kerugian akan dampak perubahan iklim (loss and damage).

Selain itu, di dalam naskah perjanjian ini ada penegasan bahwa semua negara harus bertindak untuk menahan laju deforestasi, degradasi lahan, dan memperbaiki tata kelola lahan. Sektor kehutanan ini termasuk proses yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan perhitungan emisi karbon pada sektor lahan.


URSULA FLORENE | UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

26 Juli 2018

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.

Baca Selengkapnya

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.

Baca Selengkapnya

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

22 September 2017

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

Indonesia segera kedatangan dua ekor giant panda (Ailuropoda melanoleuca) langsung dari Cina.

Baca Selengkapnya

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

18 September 2017

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

Massa menuntut masuk ke dalam gedung LBH. Tawaran dari polisi tak dihiraukan.

Baca Selengkapnya

Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini

17 September 2017

Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini

Kantor YLBHI dikepung massa yang mengancam akan membubarkan acara Asik-Asik yang digagas pasca pembubaran Seminar Sejarah 1965.

Baca Selengkapnya

WALHI: Pembubaran Seminar Sejarah 1965 Mengancam Demokrasi

17 September 2017

WALHI: Pembubaran Seminar Sejarah 1965 Mengancam Demokrasi

WALHI turut bersuara atas tindakan Kepolisian membubarkan seminar Sejarah 1965 yang diselenggarakan oleh Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Baca Selengkapnya