Ahli Cina Buat Gas Hidrogen yang Lebih Panas dari Matahari  

Reporter

Selasa, 9 Februari 2016 04:24 WIB

Mnn.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan di Cina selangkah lebih dekat menciptakan matahari buatan menggunakan teknologi fusi nuklir. Keberhasilan ini dianggap sebagai terobosan yang bisa mengakhiri ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil dan menawarkan energi bersih tanpa batas.

Laman Express.co, Senin, 8 Februari 2016, melaporkan ahli Cina pekan lalu berhasil memproduksi gas hidrogen yang tiga kali lebih panas dari inti matahari. Gas tersebut dikatakan mampu mempertahankan suhu 50 juta derajat Celcius selama 102 detik.

Sampai saat ini, ilmuwan Jerman berada di garis depan dalam fusi nuklir setelah menggunakan 2 megawatt radiasi microwave untuk memanaskan gas hidrogen hingga mencapai 80 juta derajat Celcius, tapi hanya bertahan untuk sepersekian detik.

Percobaan pekan lalu di Institut Ilmu Fisika di Hefei, Cina, menggunakan reaktor fusi magnetik. Teknologi ini digembar-gemborkan sebagai lompatan besar dalam penelitian atom.

Di dalam reaktor, dikenal sebagai Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST), gas hidrogen dipanaskan sampai 50 juta derajat Kelvin (49.999.000 derajat Celsius), yang sama dengan ledakan termonuklir skala menengah. Hal ini sangat luar biasa jika dibandingkan bahwa suhu interior matahari, diperkirakan hanya sekitar 15 juta derajat Kelvin.

Para ilmuwan di Jerman sejauh ini mencapai suhu yang lebih tinggi dari itu tapi hanya untuk jangka waktu yang singkat karena kekhawatiran gas akan mencairkan reaktor.

Keunggulan fisikawan Cina mencapai 50 juta derajat Celcius selama lebih dari satu menit disebabkan oleh penggunaan medan magnet yang kuat untuk menjaga gas bertahan dalam ruang berbentuk donat. Tujuan mereka adalah mencapai 100 juta derajat Kelvin selama lebih dari 1.000 detik (hampir 17 menit).

Meskipun riset ini sukses, butuh beberapa dekade sebelum ahli fisika dapat menyempurnakan teknologi untuk membuat tenaga fusi menjadi nyata.

Teknologi yang dikembangkan di Hefei ini bisa membantu International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang sedang dibangun di Prancis.

EXPRESS.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

20 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

20 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

21 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya