Manusia Diduga Bikin Punah Manusia Kerdil Flores

Reporter

Kamis, 31 Maret 2016 13:28 WIB

Gambar evolusi manusia, perubahan manusia dari zaman prasejarah hingga zaman modern di Museum Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, 27 Desember 2014. Museum yang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO ini memamerkan diorama manusia purbakala dan fosil yang ditemukan di Jawa. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Spesies manusia kerdil yang dijuluki "Hobbit" menghilang dari rumahnya di Pulau Flores, Indonesia, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Menurut para peneliti, diduga campur tangan spesies manusia modern mempengaruhi kematian orang-orang kerdil ini.

Para peneliti pada Rabu (30/3) mengatakan mereka menghitung kembali usia tulang-tulang spesies Homo floresiensis, yang ditemukan tahun 2003 di Gua Liang Bua, Flores, dan menemukan bahwa spesies manusia itu menghilang sekitar 50.000 tahun lalu alih-alih 12.000 tahun lalu seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Homo floresiensis tingginya sekitar 106 sentimeter, memiliki otak kecil seukuran otak simpanse, menggunakan perkakas batu dan mungkin memburu gajah-gajah kecil.

Para peneliti mengatakan belum ada bukti langsung bahwa manusia Hobbit bertemu dengan Homo sapiens namun mencatat bahwa spesies manusia modern sudah ada di pulau-pulau lain di kawasan sekitar waktu itu dan telah mencapai Australia sekitar 50.000 tahun lalu.

Ahli geokronologi (kronologi sejarah Bumi) Bert Roberts dari Universitas Wollongong Australia mengatakan ada kemungkinan Homo sapiens punya peranan dalam kepunahan Hobbit dan masalah itu akan menjadi fokus utama dalam riset selanjutnya.

"Bagi saya, pertanyaannya adalah, 'Apakah Hobbit menjadi punah jika manusia tidak pernah mendarat di Flores?' Dan jawabannya adalah 'tidak'. Kita kemungkinan merupakan faktor penentu dalam kematian mereka, tapi kita masih perlu bukti keras untuk mendukung dugaan ini," kata Roberts.

Sejumlah binatang menghilang di Flores pada saat yang sama, kata ahli paleoantropologi Matt Tocheri dari Universitas Lakehead di Kanada dan Human Origins Program di Smithsonian Institution. Binatang yang kala itu menghilang meliputi gajah-gajah kecil, bangau marabou raksasa, burung nazar, dan Komodo.

Setelah penggalian terbaru dari 2007 sampai 2014 meningkatkan pemahaman mengenai situs gua itu, para ilmuwan mengevaluasi lagi usia sedimen yang berisi sisa-sisa Homo floresiensis dan tulang-tulang mereka.

Sisa-sisa kerangka Hobbit berusia 60.000 sampai 100.000 tahun sementara perkakas batu mereka berusia 50.000 sampai 190.000 tahun, kata arkeolog Thomas Sutikna dari Universitas Wollongong dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Indonesia.

Homo sapiens pertama muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun lalu dan kemudian berjalan ke bagian-bagian lain dunia, bertemu dengan spesies manusia lain seperti Neanderthal yang punah tak lama sesudahnya.

Menurut dugaan sebelumnya, Hobbit hidup sekitar 12.000 tahun lalu, mengindikasikan mereka bertahan kemungkinan 40.000 tahun setelah spesies kita mencapai kawasan.

Namun menurut hasil riset baru yang dipublikasikan di jurnal Nature masalahnya bukan seperti itu, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.

ANTARA

Berita terkait

Gunung Lewotobi Masih Luncurkan Awan Panas, Hati-hati Banjir Lahan Dingin

15 Januari 2024

Gunung Lewotobi Masih Luncurkan Awan Panas, Hati-hati Banjir Lahan Dingin

PVMBG melaporkan telah terjadi awan panas yang meluncur dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT.

Baca Selengkapnya

Gunung Lewotobi NTT Tremor Terus, Energi Meletus Naik & Status Jadi Awas

10 Januari 2024

Gunung Lewotobi NTT Tremor Terus, Energi Meletus Naik & Status Jadi Awas

PVMBG mengungkapkan Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada pada sebelah Tenggara Pulau Flores, NTT, mengalami peningkatan energi erupsi.

Baca Selengkapnya

Pesona Desa Lewokluok di Flores Timur, Juara Kampung Adat Terpopuler API 2021

3 Desember 2021

Pesona Desa Lewokluok di Flores Timur, Juara Kampung Adat Terpopuler API 2021

Kampung Adat Lewokluok di Kecamatan Demon Pagong menawarkan wisata budaya yang kental bagi para pengunjung.

Baca Selengkapnya

Komunitas Pemburu Fosil Purba Bumiayu, Pernah Disoraki Orang Gila

13 Juli 2019

Komunitas Pemburu Fosil Purba Bumiayu, Pernah Disoraki Orang Gila

Setiap kali menemukan fosil, komunitas ini melapor ke Balai Pelestarian Sangiran Situs Manusia Purba Sangiran.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Lantai Masjidil Haram, Fosil Manusia di Brebes

4 Juli 2019

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Lantai Masjidil Haram, Fosil Manusia di Brebes

Top 3 Tekno berita hari ini tentang lantai Masjidil Haram yang selalu dingin, penemuan fosil manusia purba Homo Erectus Bumiayu, dan Huawei P 30 Pro.

Baca Selengkapnya

Fosil Manusia Tertua: Ini Beda Homo Erectus Bumiayu dan Sangiran

4 Juli 2019

Fosil Manusia Tertua: Ini Beda Homo Erectus Bumiayu dan Sangiran

Fosil manusia purba homo erectus Bumiayu menjadi manusia tertua di Indonesia, yang selama ini dipegang homo erectus Sangiran.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil Manusia Purba di Brebes Bisa Mengubah Teori Sejarah

3 Juli 2019

Temuan Fosil Manusia Purba di Brebes Bisa Mengubah Teori Sejarah

Selain fosil manusia purba, para peneliti sebelumnya telah menemukan beberapa fosil lain di wilayah Bumiayu dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Fosil Manusia Purba Tertua di Indonesia Ditemukan di Brebes

3 Juli 2019

Fosil Manusia Purba Tertua di Indonesia Ditemukan di Brebes

Temuan fosil manusia purba tersebut berupa tulang bonggol dan rahang serta akar gigi.

Baca Selengkapnya

Jelajah Dunia Bawah Laut di Kabupaten Flores Timur

1 Agustus 2018

Jelajah Dunia Bawah Laut di Kabupaten Flores Timur

Saya tetap antusias untuk menyelam di kawasan perairan Dusun Mekko, Desa Pledo, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.

Baca Selengkapnya

Fosil Manusia Purba Ini Diyakini Merupakan yang Tertua di Dunia

8 Juni 2017

Fosil Manusia Purba Ini Diyakini Merupakan yang Tertua di Dunia

Asal-usul manusia kembali dipertanyakan, kali ini dengan temuan fosil manusia purba di Maroko.

Baca Selengkapnya