TEMPO.CO, Los Angeles - Tubuh tak bergerak adalah ciri umum tidur. Namun ciri umum ini tak berlaku bagi hewan.
Jerome Siegel, Direktur Center for Sleep Research di UCLA, California, Amerika Serikat, mengatakan hewan yang tidur tak melulu sepenuhnya tidak beraktivitas. “Tidur adalah cara hewan untuk lebih efisien,” kata Siegel.
Dalam kondisi tertentu, pasifnya hewan bisa jadi bukan karena tidur. Hewan bisa “beristirahat” hingga mencapai kondisi yang lebih ekstrem, atau bisa disebut mati suri.
Banyak hewan yang menyimpan energi dengan cara mati suri. Hewan seperti kelelawar mati suri saat suhu rendah. Peneliti menyebutnya sebagai hibernasi. Dalam suhu tinggi, kondisi itu dikenal dengan estivasi. Beberapa hewan mati suri setiap hari. Menurut penelitian pada 2014, luak Amerika dan tupai tikus bisa berhibernasi hingga 14 jam per hari.
Mati suri sangat berbeda dengan tidur. Ini merupakan bentuk kepasifan lain, yakni tingkat metabolisme, suhu tubuh, dan aktivitas otak semuanya berkurang secara dramatis untuk menghemat energi.
Untuk menguji aktivitas otak hewan liar saat benar-benar tidur, peneliti memulainya dengan tukang tidur paling terkenal: kungkang. Dalam penangkaran, kungkang bisa tidur 15 jam per hari. Namun, dalam penelitian pada 2008, peneliti menemukan kungkang liar tidur lebih sebentar, yakni hanya sepuluh jam per hari. Ini sama dengan waktu tidur singa, tapi jauh lebih sebentar daripada koala dan hewan penangkaran lainnya.
Secara umum, hewan pasti beristirahat 40 persen dari waktu dalam sehari. Terutama hewan yang hanya memakan buah dan daun. Waktu ini juga termasuk untuk hewan pemangsa, seperti kucing dan elang.
Beberapa hewan tidur lebih lama daripada hewan lain. Siegel mengatakan hal itu bergantung pada waktu yang dibutuhkan hewan untuk makan. Hewan yang mengkonsumsi makanan dengan kepadatan kalori rendah akan tidur lebih sebentar. Herbivora, hewan pemakan tumbuhan, tidur lebih sebentar ketimbang karnivora, hewan pemakan daging.
BBC | TRI ARTINING PUTRI
Berita terkait
Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA
2 jam lalu
Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel
Baca SelengkapnyaSejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan
7 jam lalu
Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).
Baca SelengkapnyaBrown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel
8 jam lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah
11 jam lalu
Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.
Baca Selengkapnya5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011
11 jam lalu
Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.
Baca SelengkapnyaPastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta
15 jam lalu
Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.
Baca SelengkapnyaMenlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank
16 jam lalu
Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.
Baca Selengkapnya10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan
17 jam lalu
Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina
19 jam lalu
Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping
Baca SelengkapnyaSurvei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat
1 hari lalu
Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.
Baca Selengkapnya