Kenapa Pelaku Teror Hampir Semua Pria? Ini Kata Ilmuwan  

Reporter

Jumat, 17 Juni 2016 15:35 WIB

Foto seorang pria bernama, Omar Mateen yang diambil dari media sosialnya yang diidentifikasi oleh kepolisian sebagai pelaku aksi penembakan di sebuah kelab malam gay di Orlando, Florida, Amerika Serikat yang terjadi pada 12 Juni 2016 dini hari. REUTERS

TEMPO.CO, Pennsylvania - Penembakan dan aksi teror di Orlando, Florida, Amerika Serikat, pada Ahad, 12 Juni 2015, meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab, yakni kenapa pelakunya hampir semua pria?

Marissa Harrison, dosen peneliti psikologi di Pennsylvania State Harrisburg, Amerika Serikat, pernah membuat kajian terkait dengan hal itu. Setelah memeriksa 90 pria pelaku pembunuhan massal sejak 1996 hingga 2008, Harrison menemukan bahwa 88 persen pemicu kasus kekerasan adalah ancaman terhadap status si pelaku, seperti kehilangan pekerjaan atau korban bullying.

"Segala sesuatu yang menyerang status pria tersebut merupakan ancaman reproduktif," kata Harrison. Ini bukan berarti perempuan tidak kejam atau pendendam. Psikolog itu mengatakan sifat brutal pria berbeda.

Menurut risetnya, hampir 98 persen pelaku pembunuhan massal dan aksi teror adalah pria. "Mereka sering punya motif balas dendam. Dengan membunuh, pelaku merasa memiliki kekuatan," ujarnya.

Bagi pria, hal itu hampir bagai maju ke medan perang. “Pria kerap mengoleksi senjata penyerang dan peralatan militer, berpakaian ala militer, serta menyerang bangunan fisik, misalnya sebuah gedung, hampir secara acak, tanpa harus memiliki hubungan pribadi,” kata Frank Farley, psikolog dan dosen Temple University. "Lain halnya dengan perempuan. Serangannya selalu dekat dan pribadi. Individu atau keluarganya. Sebagian besar pembunuhan terhadap anak dilakukan oleh ibunya."

Jenis senjata yang disukai juga berbeda. Mary Muscari, dosen Decker School of Nursing di Binghamton University yang mendalami kesehatan anak, kesehatan mental, dan forensik, menyatakan pria lebih suka senjata api. Sedangkan perempuan lebih sering mencekik atau menenggelamkan korbannya.

Omar Mateen, pelaku penembakan dan aksi teror di Orlando, Florida, Amerika Serikat, Ahad, 12 Juni 2016, yang membuat 50 orang tewas dan 57 orang lainnya luka-luka, diketahui membeli setidaknya dua senjata api secara legal dalam seminggu terakhir.

Menurut Sitora Yusifiy, mantan istri Mateen, mantan suaminya itu memang mempunyai izin atas kepemilikan senjata api. Mateen, kata dia, juga pernah menggunakan steroid semasa hidupnya. Dia yakin Mateen yang pernah bercita-cita menjadi polisi itu mengalami gangguan jiwa.

Mateen, menurut klaim Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), adalah salah satu pejuangnya. Namun Yusifiy tidak yakin akan hal itu. Walaupun memegang kepercayaan dan menjalankannya, dia yakin Mateen tak memiliki tanda-tanda radikalisme.

DISCOVERY NEWS | THE GUARDIAN | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

3 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

4 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

6 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

13 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

18 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

19 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

21 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

21 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 hari lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya