Tampilan terbaru mobile web Tiket.com, m.tiket.com. Foto: tiket.com
TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan aset yang sangat potensial dalam pembelian tiket atau akomodasi wisata melalui media online. Bahkan kota ini masuk lima besar dalam transaksi pembelian tiket setelah Jakarta dan Bali.
"Yogyakarta salah satu kota yang tertinggi dalam penjualan tiket melalui online," kata Gaery Undarsa, Co-Founder dan Chief Communication Officer Tiket.com, Kamis, 28 Juli 2016.
Ia menyatakan penjualan tiket dilakukan untuk semua transportasi, dari pesawat terbang, kereta api, hingga sewa kendaraan, serta pemesanan kamar-kamar hotel, bahkan konser pertunjukan. Ada lebih dari 200 hotel di Yogyakarta yang sudah melakukan kerja sama dalam penjualan akomodasi melalui media online ini.
Setiap hari, kata Gaery, situs penjualannya ini melayani sedikitnya 15 ribu transaksi. Yogyakarta menjadi pangsa besar penjualan tiket karena dianggap sebagai daerah tujuan wisata utama setelah Bali. Yogyakarta masih menjadi kota favorit para pelancong untuk mengisi waktu liburan. Bukan hanya itu, urusan rapat suatu instansi atau perusahaan juga sering dilakukan di kota pelajar ini. "Yogyakarta juga menjadi rute terbesar untuk para pemudik saat Lebaran," tuturnya.
Memang, menurut dia, membeli tiket secara online lebih menguntungkan dibanding secara langsung. Selain transaksi yang mudah, banyak pilihan bagi calon pengguna hotel dan alat transportasi. Pilihan kamar-kamar hotel juga bisa sangat detail dan sering diberi diskon. "Harga tidak lebih mahal, bahkan sering ada promo dan diskon," katanya.
Public Relations Tiket.com Metha Tri Rizkia menyatakan, pada masa libur dan Lebaran 2016, kenaikan transaksi dan revenue lebih dari 100 persen. Namun, untuk nilai transaksi rupiahnya, ia tidak mau menyebutkan.
Dalam satu tahun, situs penjualan tiket ini bisa bertransaksi lebih dari Rp 1 triliun di semua kota di Indonesia. "Memasuki tren pasca-mudik dan musim liburan tahun ini mengalami kenaikan penjualan sebesar 100 persen," tuturnya.