TEMPO.CO, Sleman - Para petani padi di Kabupaten Sleman saat ini menyukai sistem tanam minapadi, yaitu menanam padi dan memelihara ikan di satu lahan. Selain lebih tahan hama dan irit pupuk, sistem ini sangat menguntungkan dari sisi ekonomi.
"Lebih menguntungkan karena satu lahan dalam satu waktu bisa menghasilkan padi dan ikan," kata Edi Susanto, ketua kelompok tani Mino Rukun, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, saat panen perdana dengan sistem minapadi, Selasa, 2 Agustus 2016.
Ia mencontohkan, demplot atau lahan percontohan minapadi seluas 1 hektare bisa menghasilkan padi hingga 7 ton. Sedangkan ikan yang bisa dipanen sejak musim tanam hingga panen padi seberat 3,5 ton ikan. Ikan yang dipilih untuk dipelihara dalam sistem minapadi adalah ikan nila.
Padi yang ditanam dalam sistem minapadi adalah yang tahan air, seperti 64 atau jenis ciherang. Sebab, dua varietas ini memang tahan terhadap air yang menggenang. Selain itu, dalam sistem ini, hama wereng dan tikus sawah tidak berani mendekat.
Namun petani yang ingin menanam padi dengan sistem minapadi sebelumnya harus memastikan bisa dengan mudah memperoleh air. Sebab, air yang digunakan untuk menggenangi sawah harus diatur serta sering dialirkan untuk dibuang dan diairi lagi. Petani disarankan memilih lahan di daerah yang dekat dengan sumber mata air atau aliran irigasi.
Rata-rata, modal awal per hektare memang tidak sedikit. Sebab, selain untuk membeli bibit padi, modal itu untuk membeli bibit ikan. Rata-rata per hektare membutuhkan modal Rp 50 juta dan Rp 40 juta untuk biaya produksi selama musim tanam dan pemeliharaan ikan. "Keuntungan para petani adalah hasilnya tinggi dan waktunya berbarengan dalam satu lahan," ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DP2K) Sleman terus mengembangkan pertanian dengan konsep minapadi. Awalnya, hanya puluhan hektare lahan yang digunakan untuk sistem ini. Tapi, hingga 2016, lahan minapadi di Sleman sudah mencapai 100 hektare. Lokasinya pun tidak hanya di satu tempat, tapi menyebar di Kecamatan Seyegan, Pakem, Ngemplak, Berbah, Minggir, Godean, dan Kalasan.
"Kami terus mengembangkan dan memperluas lahan untuk minapadi," ujar Widi Sutikno, Kepala DP2K Sleman.
Menurut Widi, padi hasil minapadi lebih organik. Sebab, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Selain itu, sangat minim penggunaan pestisida karena minim hama.
MUH SYAIFULLAH