Gunung Sinabung Diperkirakan Berhenti Meletus 3 Tahun Lagi

Reporter

Editor

Pruwanto

Rabu, 18 Januari 2017 18:15 WIB

Seorang petani menyiram tanaman dengan latar belakang Gunung Sinabung yang mengeluarkan material vulkanik ketika erupsi di Desa Suka Tepu, Karo, Sumatera Utara, 2 September 2016. Aktivitas Gunung Sinabung yang berstatus Awas telah terjadi sejak seminggu terakhir. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Bandung - Hasil pengamatan dan penyelidikan Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan letusan Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, berakhir pada 2020. Perkiraan itu didasari pada penelitian volume material muntahan Gunung Sinabung.

“Kemungkinan berhenti 2020, itu hasil estimasinya,” kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Gede Suantika saat dihubungi Tempo, Rabu 18 Januari 2017. “Dari hasil penelitian memang ada penurunan produksi material yang dimuntahkan keluar yang dihitung per semesternya sejak 2013 sampai 2016. Volume yang dikeluarkan cenderung menurun.”

Gunung Sinabung terus memuntahkan material dari perut bumi sejak 2010. Gunung ini menjadi satu-satunya gunung api paling aktif di Indonesia yang dipatok pada status Awas hingga hari ini. Gede mengatakan, dari tren penurunan yang diplot dalam bentuk grafik perbandingan volume dan waktu, tahun 2020 produksi material yang dimuntahkan Gunung Sinabung mencapai angka 'nol'. "Jadi kalau kita ploting terus, berhenti 2020, volumenya habis," kata dia. "Tapi itu estimasi."

Pada Rabu 18 Januari 2017 pagi, gunung Sinabung sudah meletus tiga kali. “Tagi pagi erupsi sebanyak tiga kali, meletus. Menghasilkan kolom abu dengan ketinggian tiga ribu meter, kemudian diikuti luncuran awan panas guguran ke arah timur-tenggara sejauh 2.500 meter,” kata Gede. Rekor kolom abu letusan Gunung Sinabung tercatat paling tinggi menembus ketinggian 5 ribu meter. Guguran awan panas yang dihasilkan masih konstan mengarah ke timur-tenggara-selatan.

Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi belum mencabut rekomendasi daerah bahaya letusan Gunung Sinabung. “Rekomendasinya tetap, agar menghindari radius 7 kilometer ke arah selatan-tenggara, lalu enam kilometer arah tenggara-timur, empat kilometer arah timur-utara, dan tiga kilometer arah utara-barat-selatan,” kata dia.

Catatan Tempo, Gunung Sinabung merupakan gunung api Tipe B, yakni gunung api yang dipandang tidak aktif karena belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600. Tipe gunung api Gunung Sinabung langsung berubah menjadi Tipe A setelah tiba-tiba meletus pada 29 Agustus 2010. PVMBG yang sebelumnya tidak memasukkan gunung api itu dalam gunung api yang diwaspadai letusannya, mulai memasang peralatan pemantau gunung untuk Sinabung.

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, PVMBG, kala itu, M. Hendrasto mengatakan, klasifikasi gunung api oleh lembaganya untuk menentukan prioritas pengawasan. PVMBG berkonsentrasi hanya memantau aktivitas gunung api Tipe A dengan memasang sejumlah peralatan.

Gunung api aktif digolongkan Tipe B karena belum pernah ditemukan catatan sejarah pernah meletus sejak tahun 1600. ”Tipe B ini enggak diketahui pernah meletus atau tidak,” kata dia kala itu.

PVMBG sejak hari itu langsung menaikkan status gunung api langsung ke Level IV atau Awas, terhitung sejak 29 Agustus 2010, pukul 00.10 WIB. Sejak itu masyarakat diungsikan dari tempatnya bermukim dan beraktivitas pada radius 6 kilometer dari kawah aktif Gunung Sinabung.

Aktivitas Gunung Sinabung menjadi Siaga atau Level III pada 8 April 2014 pukul 17.00 WIB. Aktiuvitas Gunung Sinabung turun walaupun relatif kecil. Penurunan aktivitas ditunjukkan dari hasil pengamatan kegempaan, deformasi, serta fluks gas SO2.

Setahun kemudian, lembaga itu kembali menaikkan status aktivtas Gunung Sinabung kembali ke Level IV atau Awas terhitung 2 Juni 2015, pukul 23.00 WIB. Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, PVMVBG, kala itu, I Gusti Made Agung Nandaka mengatakan, penumpukan volume dan morfologi kubah lava menjadi pertimbangan naiknya status Gunung Sinabung menjadi Awas atau Level IV. “Volumenya sudah melebihi 3 juta meter kubik dengan ditandai morfologi yan labil,” kata dia saat dihubungi, Rabu, 3 Juni 2015.

Hingga saat ini status aktivitas gunung api itu masih bertahan Awas.

Selain ribuan orang mengungsi, letusan Gunung Sinabung yang disertai awan panas pada 1 Februari 2014 pukul 10.30 WIB menyebabkan 17 orang tewas, 14 orang meninggal di tempat dan sisanya di rumah sakit akibat luka bakar.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

11 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

Gunung Ruang masih berstatus Awas, namun Badan Geologi sudah mencabut peringatan dini tsunami.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

14 hari lalu

Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

Badan Geologi sempat mengingatkan potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

21 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

26 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

52 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

59 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

1 Maret 2024

60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

Gunung Api Marapi di Sumatera Barat tercatat mengalami sekitar 60 kali sepanjang Februari 2024. Erupasi masih terjadi ketika proses akumulasi data.

Baca Selengkapnya