Universitas Binghamton Temukan Manfaat Salat untuk Kesehatan

Reporter

Selasa, 7 Maret 2017 11:55 WIB

Seorang pria melakukan sholat Jumat di Islamic Center California Selatan, Los Angeles, California, 3 Februari 2017. REUTERS/Kevork Djansezian

TEMPO.CO, New York - Lima kali sehari, sekitar 1,6 miliar Muslim di seluruh dunia melakukan rukuk dan sujud. Mereka khusyuk menempatkan dahi ke tanah, ke arah Ka'bah, kiblat salat yang berada di kota suci Mekkah, Arab Saudi. Inilah sebagai bagian dari salah satu ritual wajib umat Islam, yaitu salat 5 waktu yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.


Peneliti dari Binghamton University, State University of New York, membuktikan hal itu. Gerakan fisik yang kompleks dalam salat dapat mengurangi nyeri punggung bagian bawah, tentu jika salat dilakukan secara teratur dan benar.

"Gerakan salat mirip dengan yoga atau latihan intervensi terapi fisik yang digunakan untuk mengobati nyeri punggung," kata profesor dan Ketua Ilmu Sistem dan Teknik Industri Binghamton University, State University of New York, Mohammad Khasawneh.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Industrial and Systems Engineering itu disebutkan gerakan salat juga ditemukan dalam ritual doa umat Kristiani dan Yahudi.

"Kesehatan fisik dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, gaya hidup dan agama. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara ibadah dan kewaspadaan mempertahankan gaya hidup sehat secara fisik," kata Khasawneh.

"Doa dan ibadah dapat menghilangkan stres fisik dan kecemasan, sementara ada juga penelitian yang menunjukkan ritual doa dapat dianggap sebagai pengobatan klinis efektif disfungsi neuro-muskuloskeletal," sambung dia.

Untuk sampai pada temuan itu, peneliti menganalisis gerakan digital yang dihasilkan komputer dari para partisipan yakni pria-pria dan wanita sehat asal India, Asia, dan Amerika dan mereka yang menderita nyeri punggung bawah.

Temuan menunjukkan, membungkuk adalah gerakan yang paling menyebabkan tekanan pada punggung bawah, tapi untuk individu yang mengalami nyeri punggung bawah, gerakan yang melibatkan lutut dan bagian punggung itu justru dapat mengurangi rasa sakit. Kondisi ini berdasarkan bentuk tubuh masing-masing individu.

"Gerakan ini dapat (dengan aman) dianggap sebagai pengobatan klinis untuk nyeri punggung bawah, karena membutuhkan gerakan yang berbeda secara teratur," kata Khasawneh seperti dilansir Eurekalert.org.

Bagi mereka yang mengalami nyeri punggung, menjaga postur gerakan dalam salat mungkin merupakan hal sulit. Namun, dalam Islam, jika individu tidak dapat berdiri, mereka diizinkan salat dalam kondisi duduk atau berbaring.

Lalu, jika mereka mampu berdiri, mereka harus menjaga postur yang benar sebanyak yang mereka bisa. "Posisi yang melibatkan lutut atau sujud meningkatkan elastisitas sendi, sehingga direkomendasikan menghabiskan lebih banyak waktu pada posisi itu," tutur Khasawneh.

Menurut tim peneliti, melakukan gerakan yang salah dalam solat justru dapat meningkatkan rasa sakit. Tim juga menyarankan perlunya studi lebih lanjut yang melibatkan individu yang mengalami keterbatasan fisik.

ANTARA

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

8 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

13 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

14 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

16 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

17 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

21 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

22 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

23 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya