TEMPO.CO, Washington DC - Peluncur rudal Stinger, yang membuat sejarah pada tahun 1980-an saat digunakan untuk menjatuhkan helikopter serang Hind yang legendaris dari Rusia, kini bakal digunakan Amerika Serikat untuk menghadapi pesawat tak berawak (drone) ISIS.
Baca: Donald Trump Diam-Diam Beri Wewenang CIA Gunakan Drone Penyerang
Angkatan Darat AS telah memodifikasi sistem itu dan berhasil menunjukkan kemampuannya untuk mencegat dua drone kecil dan sebuah drone yang tidak dikenal lainnya untuk pertama kalinya.
Pejabat memprediksi Stinger tersebut akan digunakan untuk memerangi drone yang digunakan oleh Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) untuk menjatuhkan bom.
Stinger modifikasi itu dikembangkan oleh tim Angkatan Darat AS dan Raytheon, sebuah perusahaan teknologi asal New Jersey yang mengkhususkan diri pada pasar pertahanan, sipil dan cybersecurity di seluruh dunia.
Senjata modifikasi itu kini merupakan sistem pertahanan udara ringan dan mandiri yang dapat dengan cepat digunakan oleh pasukan darat dan platform militer. Senjata ini juga sudah terbukti tangguh dalam empat konflik besar dan sekarang dikerahkan di lebih dari 18 negara dan untuk empat layanan militer AS.
“Stinger biasanya dilengkapi dengan hulu ledak berdampak langsung, yang sesuai untuk target yang lebih besar seperti rudal jelajah dan pesawat terbang,” kata Kim Ernzen, wakil presiden lini produk Land Warfare System Raytheon, sebagaimana dikutip Daily Mail, Jumat 2 Juni 2017.
"Pendekatan baru ini memberi kekuatan pada kemampuan untuk melibatkan target kecil yang sulit dipahami dengan menggunakan sistem yang sudah terbukti dan sudah dikenal."
Baca: Drone Bikinan Indonesia Resmi Bersertifikat Laik Militer
Senjata tersebut terutama digunakan untuk menjatuhkan drone komersial yang dimodifikasi ISIS. “Selama dua bulan terakhir, pasukan koalisi telah mengamati satu drone setiap hari di sekitar Mosul. Koalisi telah menyerang beberapa yang kami yakini sebagai fasilitas drone di Mosul,” ujar seorang pejabat komando utama AS kepada Defense One.
DAILY MAIL | ERWIN Z
Berita terkait
Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan
10 menit lalu
Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).
Baca SelengkapnyaBrown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel
1 jam lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah
3 jam lalu
Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.
Baca Selengkapnya5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011
3 jam lalu
Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.
Baca SelengkapnyaPastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta
8 jam lalu
Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.
Baca SelengkapnyaMenlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank
9 jam lalu
Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.
Baca Selengkapnya10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan
10 jam lalu
Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina
12 jam lalu
Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping
Baca SelengkapnyaSurvei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat
22 jam lalu
Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.
Baca SelengkapnyaKomandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI
1 hari lalu
Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024
Baca Selengkapnya