Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Reporter

Selasa, 15 Agustus 2017 19:41 WIB

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org

TEMPO.CO, Depok - Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, kapsul bernutrisi dari limbah ampas tahu dan onggok. Aspergyomega diyakini dapat menjadi alternatif minyak ikan.

Kelima mahasiswa UI itu adalah Ardita Rizky Putri Arcanggi (Teknik Bioproses), Ahmad rafif (Teknik Kimia), Mustika (Teknik Bioproses), Adinda Eka (Teknik Bioproses), dan Prastiwi Arum (Farmasi). Dari ampas tahu dan onggok, atau sisa penggilingan tapioka dari singkong, mereka membuat suplemen yang mengandung asam lemak tak jenuh Arachidonic Acid (AA), Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid (DHA).

Inovasi suplemen pengganti minyak ikan ini bertujuan untuk menekan angka kekurangan gizi di Indonesia dan mendukung Indonesia Sustainable Development Goals (SDGs). Kepala Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia, Rifelly Dewi Astuti mengatakan salah satu faktor kekurangan gizi adalah kurangnya asupan asam lemak tak jenuh pada anak di bawah lima tahun. Asam lemak tak jenuh itu, misalnya, adalah AA, DHA dan EPA.

Baca: Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

"Nutrisi berupa AA, DHA dan EPA selama ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi minyak ikan," kata Rifelly dalam pernyataan pers, Selasa, 15 Agustus 2017.

Tetapi, menurut dia, ketersediaan minyak ikan memiliki keterbatasan, yaitu pencemaran logam berat, penyediaan sumber daya ikan, dan harga produk yang relatif mahal. "Ketersediannya bergantung dengan musim, sehingga menjadi ancaman bagi penyediaan ikan di masa depan," ujarnya.

Berangkat dari tantangan tersebut, Ardita Rizky Putri Arcanggi dan timnya mencari sumber alternatif lainnya untuk pemenuhan produksi nutrisi yang dibutuhkan untuk pemenuhan gizi. Penelitian menghasilkan asam lemak dengan memilih limbah makanan yang difermentasi menggunakan mikroorganisme.

Baca: Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

"Hasil temuan kami ini mempunyai kelebihan antara lain waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi asam lemak yang relatif singkat serta harga lebih murah dibandingkan minyak ikan," katanya.

Menurut Ardita, penelitian ini menganalisisa komposisi karbon berbasiskan bahan baku berupa onggok dan ampas tahu untuk menghasilkan asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari AA, DHA dan EPA. "Tujuannya meningkatkan gizi masyarakat Indonesia," katanya.

Ardita menjelaskan onggok atau ampas singkong merupakan produk samping dari industri pengolahan singkong seperti tepung tapioka. Untuk ampas tahu merupakan sisa hasil pembuatan tahu.

Baca: Mahasiswa Universitas Surabaya Membuat Keju untuk Vegetarian

"Keunggulan dari produk ini adalah termasuk food grade yang aman untuk dimakan, relatif lebih murah serta mengandung nutrisi yang sangat baik bagi perkembangan otot, otak, syaraf mata serta baik bagi perkembangan anak," katanya.

IRSYAN HASYIM | TD





Advertising
Advertising

Berita terkait

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

24 April 2020

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.

Baca Selengkapnya

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

24 April 2020

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

24 April 2020

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

24 April 2020

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan ada 11 kelompok pasien yang dianjurkan tidak berpuasa selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

24 April 2020

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

Berdasarkan peringkat Times Higher Education Universitas Indonesia berada di urutan ke 47, UGM 72, dan IPB peringkat 77.

Baca Selengkapnya

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

23 April 2020

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

Pengamat dari Puskapol UI menyebut munculnya Prabowo yang membela Jokowi menunjukkan pemerintah sedang dalam tekanan menghadapi Covid-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

18 April 2020

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

Inovasi APD ini diharapkan mampu melindungi para petugas medis yang bertugas merawat para pasien COVID-19.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

14 April 2020

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

Jumlah tersebut terdiri atas 739 calon mahasiswa program Vokasi, 640 program Sarjana Kelas Paralel, dan 257 program Sarjana Kelas Internasional.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

8 April 2020

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

Setelah SNMPTN 2020, ada jalur penerimaan lain yang dibuka yakni SBMPTN dan SIMAK UI. Proses seleksi ikut dipengaruhi wabah COVID-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

7 April 2020

UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

COVENT-20 mudah dioperasikan dan aman bagi PDP atau pasien positif COVID-19 untuk perjalanan dari rumah atau ruangan observasi ke ruangan isolasi.

Baca Selengkapnya