TEMPO.CO, Jakarta - Elon Musk, bos SpaceX, merilis foto perdana kostum astronot baru yang akan dipakai para awak kapsul luar angkasa Dragon milik perusahaan itu. Berbeda dengan kostum kabin astronot lain yang tampak kebesaran, baju khusus SpaceX itu pas di tubuh penggunanya. Kostum ini juga menuai pujian karena memiliki desain yang simpel dan menarik.
Musk tidak memberikan keterangan detail tentang kostum baru SpaceX ketika mengunggah fotonya di akun Instagram, pekan lalu. Namun dia memastikan baju itu berfungsi dengan baik dan sudah diuji coba dalam kondisi vakum. "Sangat sulit untuk menyeimbangkan estetika dan fungsi," demikian pendiri perusahaan mobil listrik Tesla itu menuliskan.
Kostum penerbangan luar angkasa SpaceX sekilas mirip dengan busana para pejuang antariksa dalam video game Mass Effect atau baju astronaut di film The Martian. Helmnya dilengkapi dengan kaca depan lebar yang agak gelap dan tampak menyatu dengan kostum.
Pakaian astronot SpaceX. (newscientist.com)
Terry Virts, mantan astronaut dan pilot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), menyebut kostum SpaceX itu keren. Mantan astronaut NASA lainnya, Leland Melvin, juga memberi pujian. "Aku suka desain sederhananya," katanya seperti ditulis NBC.
SpaceX merilis kostum itu untuk memenuhi target program penerbangan kru komersial bersama NASA ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Kapsul Dragon sebenarnya dibuat untuk mengantarkan kargo, namun bisa dimodifikasi untuk membawa tujuh awak. SpaceX diperkirakan melakukan uji coba penerbangan kapsul Dragon yang sudah dimodifikasi itu tahun depan. Musk bahkan berambisi agar SpaceX bisa membawa manusia ke Mars pada 2025.
Selain SpaceX, Boeing mengembangkan baju khusus awak wahana CST-100 Starliner. Januari lalu, perusahaan penerbangan itu memperkenalkan Boeing Blue, baju khusus yang dirancang lebih fleksibel untuk perjalanan ke luar angkasa. Lengkap dengan aksesorinya, Boeing Blue bahkan lebih ringan sekitar 4 kilogram dibanding kostum Advanced Crew Escape Suit (ACES) yang diperkenalkan NASA pada 1994.
Baju Boeing Blue menggunakan material yang memungkinkan uap air keluar namun masih menahan udara di dalam. Hal ini membuat baju ini lebih sejuk. Selain itu, perubahan desain dengan material lentur di bagian siku dan lutut membuat para pemakainya bisa lebih leluasa bergerak.
Menurut Eric Boe, astronaut NASA yang menjalani pelatihan untuk menumpang Starliner dan Dragon, Boeing Blue dapat menjaga para pemakainya tetap aman. Kata dia, Boeing Blue lebih ringan, pas di tubuh, dan sederhana. "Sistem baju yang rumit malah membuatnya lebih rentan rusak," katanya seperti ditulis situs NASA.
Pakaian astronot Boeing Blue. (theverge.com)
Meski keren, kostum awak SpaceX dan Boeing punya keterbatasan. Baju itu dirancang hanya untuk digunakan di dalam pesawat atau kapsul selama perjalanan dari bumi menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Baju itu memang mampu menjaga para astronaut dari perubahan tekanan selama perjalanan. Namun busana tersebut tidak dirancang untuk dipakai dalam aktivitas di luar wahana yang kondisinya sangat ekstrem.
Untuk aktivitas di luar wahana, seperti spacewalk atau memperbaiki stasiun, para astronaut biasanya memakai kostum khusus lain yang dirancang untuk melindungi tubuh dari kondisi vakum dan panas matahari. Pakaian yang besar, tebal, dan berat itu juga melindungi mereka dari terjangan puing atau meteorid berukuran mikro.
Baju luar ruangan menggunakan material berlapis yang kuat. Untuk menjaga temperatur tubuh tetap sejuk di dalam baju tebal ini, para astronaut akan mengenakan pakaian berpendingin air. Para astronaut NASA menggunakan pakaian khusus luar ruangan yang dikenal sebagai Extravehicular Mobility Unit (EMU).
Pakaian astronot Shuttle EMU saat dipakai Neil Amstrong. (nasa.gov)
Baju ini pertama kali digunakan oleh awak pesawat ulang-alik pada 1984. Saat ini NASA tengah mengembangkan kostum baru Z-1 yang lebih fleksibel untuk digunakan.
Para kosmonaut, antariksawan dalam sebutan Rusia, juga memiliki baju khusus dengan fungsi serupa yang dinamai Orlan alias Elang Laut. Baju luar ruangan tersebut sudah dikembangkan sejak 1960-an ketika negeri itu memulai program pendaratan di bulan.
Adapun Cina, negara ketiga yang berhasil menerbangkan manusia ke luar angkasa, pada 2008 memperkenalkan baju Feitian yang diadaptasi dari Orlan.
Pakaian astronot Z-1. (wikimedia.org)
NASA | SPACE | NBC | EXTREMETECH | GABRIEL WAHYU TITIYOGA | AMRI MAHBUB