TEMPO.CO, Oxfordshire - Hasil riset terbaru dari ilmuwan Inggris mengungkap kapan virus herpes simplex pertama kali menginfeksi manusia. Virus ini menyebabkan sejenis penyakit kulit menular di bagian genital.
Studi yang terbit dalam jurnal Virus Evolution edisi 3 Oktober 2017 ini mengungkap infeksi virus herpes simplex (HSV2) di fosil Paranthropus boisei. Fosil ini merupakan hominin bipedal (kera yang berjalan dengan dua kaki). Dalam jurnal, tim menjelaskan virus telah menginfeksi kerabat nenek moyang kita sebelum meninggalkan daratan Afrika.
"Migrasi P. boisei menyebabkan virus ikut pindah dari daerah satu ke daerah lain," tulis tim dalam artikel "Network analysis of the hominin origin of Herpes Simplex virus 2 from fossil data". Namun, menurut tim, bagaimana virus ini menginfeksi hominin masih misterius.
Baca: Hasil Riset: Orang yang Hobi Menyanyi Tak Gampang Sakit
Virus harpes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis) dan HSV2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah, terutama bagian kelamin. Nenek moyang kita, hominin purba kemungkinan terinveksi virus HSV1 lebih dulu sebelum terinfeksi HSV2.
Temuan data menunjukan bahwa P. boisei telah terinveksi virus ini sekitar 1,4-3 juta tahun lalu. "Paranthropus boisei adalah perantara yang berperan penting mentransmisikan HSV2 dari simpanse ke nenek moyang Homo sapiens," tulis salah satu penulis penelitian tersebut.
Simon Underdown, antropolog dari Universitas Oxford yang pemimpin studi, mengatakan bahwa satu sepesies manusia purba yang terinfeksi dapat menularkan ke manusia purba lainnya. Underdown juga berpendapat bahwa penyebab berpindahnya virus ini dari simpanse ke manusia purba lantaran manusia purba memakan daging yang terinfeksi virus ini.
Baca: Alkohol Sehat atau Buruk? Hasil Riset Ini Menjawabnya
"Homo erectus yang muncul sekitar 2 juta tahun lalu melakukan perburuan dan memakan Paranthropus boisei yang telah terinfeksi. Ini yang menyebabkan herpes kian menyebar. Antropolog itu tidak menganggap infeksi awal ditularkan secara seksual," ujar Underdown, seperti dikutip dari laman News Week.
Penyakit ini tersebar meluas di Afrika tengah dan timur, wilayah yang memiliki hubungan dekat dengan asal usul manusia. Virus ini belum memiliki obat, namun gejalanya dapat diatasi dengan tindakan medis.
Penelitian ini melihat sekilas tentang kehidupan nenek moyang kita. Underdown mengungkapkan bahwa yang bisa dilakukan umat manusia pada dasarnya adalah merekonstruksi sebuah peristiwa yang terjadi pada nenek moyang bangsa manusia. "Tujuan mulianya adalah membuka cakrawala baru untuk mengungkap misteri alam," ujarnya.
Baca: Hasil Riset Terbaru: Kiamat Kehidupan di Bumi Kian Dekat
Simak hasil riset terbaru lainnya tentang virus herpes hanya di kanal Tekno Tempo.co.
NEWS WEEK | ZUL’AINI FI’ID N.