TEMPO.CO, Jakarta - Bagong Kussudiardja menjadi tema Google Doodle hari ini, Senin, 9 Oktober 2017. Ini kesekian kalinya Google mengangkat tokoh Indonesia menjadi tema doodle.
Pengambilan tema ini merupakan bentuk penghormatan Google kepada perupa kelahiran, Yogyakarta, 9 Oktober 1928 itu. Hari ini bertepatan dengan hari lahirnya ke-89. Selain perupa, Bagong--yang merupakan ayah dari seniman Butet Kertaradjasa dan Djaduk Ferianto--juga penata gerak tari.
Saat membuka laman Google search, Anda akan disuguhkan gambar Bagong sedang duduk di kursi dengan kuas di tangan. Di belakangnya ada lukisan penari bali dan beberapa karakter lain.
Tanah kelahirannya tampaknya sangat menginspirasi Bagong untuk mempelajari kesenian Jawa, mulai dari musik hingga tari. Dia memulai karier sebagai penari di Sekolah Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin oleh Pangeran Tedjokusumo, pada 1954. Dia kemudian menjadi murid koreografer asal Amerika Serikat, Martha Gragam, pada 1957, setelah belajar dari di India.
Bagong Kussudiardjo, wajah, Jakarta, 1996. Bagong Kussudiardja merupakan seorang koreografer dan pelukis senior yang dikenal hingga ke luar negeri. Dok.TEMPO
Baca: Victor Hugo Jadi Google Doodle Hari Ini
Pengalaman belajar tersebut Bagong bawa kembali ke Yogyakarta dan membaginya ke murid-muridnya di Sanggar Tari Bagong Kussudiardja (didirikan pada 5 Maret 1958) dan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (didirikan pada 2 Oktober 1978).
Selama ini, Bagong dikenal sudah mengkreasikan 200 gerak tari. Di antaranya, yaitu Layang-layang (1954), Satria Tangguh (1968), dan Bedhaya Gendeng (1980). Sedangkan di bidang seni lukis, dia dikenal dengan gaya impresionis dan abstraknya.
Pada Desember 1984, Bagong memulai perjalanan lima bulan ke tujuh negara Eropa. Bersama 14 penari, ia mengadakan 69 kali kegiatan: pentas tari, seminar, lokakarya, pameran batik, dan demonstrasi melukis batik. Pada Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta, 20 Mei 1985, ia menampilkan Pawai Lintasan Sejarah Indonesia yang didukung 710 penari dan figuran.
Sebulan kemudian, Bagong beserta 100 penari muncul di pesisir Parangtritis, 27 kilometer di selatan Kota Yogyakarta. Pentas tari kreasinya berjudul Kita Perlu Berpaling ke Alam dan Bersujud pada-Nya. Bulan berikutnya ia dengan 15 penari manggung di Malaysia, mementaskan tari Gema Nusantara, Igel-igelan, dan Ratu Kidul.
Bagong Kussudiardjo di galerinya, Yogyakarta, 1992. Bagong Kussudiardja dijadikan google doodle untuk merayakan ulang tahunnya ke-89 yang bertepatan pada 9 Oktober. Dok.TEMPO
Baca: Google Doodle: Pemutar Kejutan Ulang Tahun dan 19 Kejutan
Masa kecilnya dikenal cukup sulit meskipun Bagong cucu Gusti Pangeran Haryo Djuminah, kakak Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Sebab, sedari kecil, Bagong dikenal suka bekerja keras.
Ayahnya, pelukis wayang dan penulis aksara Jawa, kurang mampu menopang kehidupan keluarga. Bagong harus melakoni berbagai pekerjaan seperti menambal ban dan jadi kusir andong. Bagong wafat di Yogyakarta, 15 Juni 2004, pada umir 72 tahun.
Bagong Kussudiardjo di Wisma Seni, Jakarta, 1983. Bagong pernah menimba ilmu koreografi dengan koreografer legendaris Martha Graham di Amerika Serikat pada 1957 hingga 1958. Dok.TEMPO
Baca: Marshall McLuhan Jadi Google Doodle: Prediksi dan Teorinya Jitu
Simak artikel menarik lainnya tentang Bagong Kussudiardja dan Google Doodle lain hanya di kanal Tekno Tempo.co.