Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dwi Hartanto Ternyata Lulus Cum Laude di Akprind Yogyakarta

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Dwi Hartanto (Facebook/Dwi Hartanto)
Dwi Hartanto (Facebook/Dwi Hartanto)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pembohongan publik yang dilakukan Dwi Hartanto, mahasiswa doktoral di Technische Universiteit (TU) Delft, Belanda, membuat Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta angkat bicara. Pihak Akprind menjelaskan, Dwi merupakan lulusan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri tahun 2005.

"Dwi Hartanto lulus dengan predikat dengan pujian (cum laude)," ujar Rektor Akprind Yogyakarta Amir Hamzah kepada Tempo di kantornya sambil menunjukkan kopian ijazah Dwi, Selasa, 10 Oktober 2017.

Dwi, yang selama di kampus Akprind Yogya terdaftar dengan nomor mahasiswa 01052087, menjadi lulusan terbaik 2005 setelah menyabet indeks prestasi kumulatif 3,88. Dari salinan nilai akademik Dwi selama kuliah pada 2001-2005 yang diperoleh Tempo, dari total 64 mata kuliah yang diselesaikan, dia hanya pernah mendapatkan 11 nilai B dan sebagian besarnya nilai A.

Dwi, yang masuk Akrpind pada 2001, diwisuda tepat waktu, yakni pada 26 November 2005 dengan skripsi berjudul "Membangun Robot Cerdas Pemadam Api Berbasis Algoritma Kecerdasan Artificial Neural Network (ANN)".

Baca: Ini Pengakuan Kebohongan Dwi Hartanto

Pemuda kelahiran Madiun, 13 Maret 1982, itu juga tercatat sebagai mahasiswa berprestasi tingkat Kopertis Wilayah V tahun 2005. Ini merupakan sebuah ajang kompetisi akademik antar-perguruan tinggi swasta di regional Yogyakarta. Kala itu, Dwi dikirim untuk bertanding mewakili kampusnya.

Nama Dwi naik daun dalam dua tahun terakhir setelah diberitakan berbagai media elektronik setelah mengaku diminta banyak pihak mengembangkan pesawat jet tempur generasi keenam. Sosok Dwi ditulis secara manis oleh berbagai media nasional sebagai doktor muda (28 tahun) dan calon profesor bidang roket dalam tiga tahun terakhir.

Dia dianggap "pahlawan" Indonesia di negeri Belanda. Faktanya, Dwi lahir pada 13 Maret 1982. Artinya, dia sudah berumur 35 tahun, bukan 28 tahun, seperti yang diberitakan. Dia pun sempat mengaku ditawari menjadi warga negara Belanda, tapi menolak. Selain itu, Dwi sempat mengaku memenangi lomba riset Space Craft and Technology di Jerman dan mengalahkan sejumlah ilmuwan dari negara lain.

Deden Rukmana, profesor dan pakar urban studies di Savannah State University, Amerika Serikat, yang pertama kali mengungkap kebohongan Dwi kepada publik dalam status Facebook miliknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?

Menurut Deden, puncak kemarahan rekan-rekan ilmuwan Indonesia di Belanda timbul saat tersebar pesan di grup WhatsApp Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Deden termasuk anggota grup tersebut. Beberapa orang, menurut Deden, mengambil inisiatif membentuk tim untuk membongkar kebohongan Dwi.

"Rasa kebanggaan dan kekaguman saya terhadap Dwi Hartanto 'terganggu' ketika saya menerima rangkaian pesan dari WA group Pengurus I-4 yang membahas tentang yang bersangkutan. Pada tanggal 10 September 2017 lalu, salah seorang anggota pengurus I-4 secara terpisah mengirimkan dua dokumen lengkap berisikan investigasi terhadap beragam klaim yang dibuat oleh Dwi Hartanto," tulis Deden dalam akun Facebook-nya.

Dalam statusnya, Deden menyebutkan dokumen pertama terdiri atas 33 halaman yang berisi beragam foto-foto aktivitas Dwi, termasuk dari halaman Facebook-nya dan link dari berbagai website tentangnya. Salah satunya transkrip wawancara dalam program Mata Najwa pada Oktober 2016 serta surat-menyurat elektronik dengan beberapa pihak untuk mengklarifikasi aktivitas yang diklaim Dwi.

Dokumen kedua, tulis Deden, sebanyak delapan halaman yang berisi ringkasan investigasi terhadap klaim yang dibuat Dwi, termasuk latar belakang Strata-1, umur, roket militer, PhD in Aerospace, Professorship in Aerospace, Technical Director di bidang rocket technology and aerospace engineering, interview dengan media international, dan kompetisi riset.

Baca: Apakah Dwi Hartanto Mengidap Gejala Mythomania?

Simak artikel lain tentang Dwi Hartanto hanya di kanal Tekno Tempo.co.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kaleidoskop 2017 Sains: Kontroversi Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar

26 Desember 2017

Dwi Hartanto (kiri) dan Taruna Ikrar. (Facebook, Wikimedia Commons)
Kaleidoskop 2017 Sains: Kontroversi Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar

Kaleidoskop 2017 sains Tanah Air terdiri dari dua peristiwa besar, yakni terbongkarnya kebohongan Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar.


Fakta di Balik Kebohongan, Begini Mendeteksinya

11 Oktober 2017

Fakta Bohong (Pizabay.com)
Fakta di Balik Kebohongan, Begini Mendeteksinya

Pernahkah Anda berbohong? Tentu saja pernah. Kebohongan pun tidak selalu buruk tapi juga bisa parah. Begini mendeteksinya


Pembimbing Skripsi Minta Dwi Hartanto Pulang dan Minta Maaf

11 Oktober 2017

Profil Dwi Hartanto di Technische Universiteit (TU) Delft Belanda. (www.tudelft.nl)
Pembimbing Skripsi Minta Dwi Hartanto Pulang dan Minta Maaf

Mantan dosen pembimbing skripsi Dwi Hartanto, Yuliana Rahmawati, sedih dengan kasus pembohongan publik yang melilit bekas anak didiknya.


Dwi Hartanto Langgar Etika Ilmuwan, Akprind akan Cabut Ijazah S1?

11 Oktober 2017

Rektor Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta Amir Hamzah (tengah) sedang memberikan konferensi pers terkait pembohongan publik Dwi Hartanto, Selasa, 10 Oktober 2017. (TEMPO/Pribadi Wicaksono)
Dwi Hartanto Langgar Etika Ilmuwan, Akprind akan Cabut Ijazah S1?

Pihak Rektorat Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta menyatakan ikut tertekan atas tindakan Dwi Hartanto.


Ketua MPR: Ilmuwan Berbohong, Dwi Hartanto Ingkari Pancasila

10 Oktober 2017

Dwi Hartanto, ilmuwan Indonesia yang mengaku sebagai asisten profesor bidang roket dan pesawat terbang. (Facebook/Dwi Hartanto)
Ketua MPR: Ilmuwan Berbohong, Dwi Hartanto Ingkari Pancasila

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan menilai Dwi Hartanto, 35 tahun, ilmuwan asal Indonesia telah mengingkari Pancasila.


Di Belanda, Rumor Dwi Hartanto Sudah Mencuat Sebulan Terakhir

10 Oktober 2017

Dwi Hartanto, ilmuwan Indonesia yang mengaku sebagai asisten profesor bidang roket dan pesawat terbang. (Facebook/Dwi Hartanto)
Di Belanda, Rumor Dwi Hartanto Sudah Mencuat Sebulan Terakhir

Tindakan pembohongan publik Dwi Hartanto ternyata sudah menjadi kasak-kusuk di kalangan mahasiswa Indonesia di Belanda sejak September lalu.


Dwi Hartanto Pernah Palsukan Surat Saat Daftar S2 di UGM

10 Oktober 2017

Rektor Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta Amir Hamzah (tengah) sedang memberikan konferensi pers terkait pembohongan publik Dwi Hartanto, Selasa, 10 Oktober 2017. (TEMPO/Pribadi Wicaksono)
Dwi Hartanto Pernah Palsukan Surat Saat Daftar S2 di UGM

Ada fakta baru tentang kebohongan Dwi Hartanto


Soal Dwi Hartanto, Rektor Akprind Yogya: Dia Mencoreng Almamater

10 Oktober 2017

Profil Dwi Hartanto di Technische Universiteit (TU) Delft Belanda. (www.tudelft.nl)
Soal Dwi Hartanto, Rektor Akprind Yogya: Dia Mencoreng Almamater

Pihak Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta angkat suara soal pembohongan publik yang dilakukan Dwi Hartanto.


Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?

10 Oktober 2017

ilustrasi bullying. Tempo/Indra Fauzi
Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?

Kebohongan akademis seperti yang dilakukan Dwi Hartanto tidak bisa diterima, apalagi kebohongan akademis di publik. Apa solusinya?


Soal Pembohongan Publik Dwi Hartanto, Ini Sikap PPI Delft

9 Oktober 2017

Logo Perhimpunan Pelajar Indonesia Delft (PPI Delft). (ppidelft.net)
Soal Pembohongan Publik Dwi Hartanto, Ini Sikap PPI Delft

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Delft (PPI Delft) angkat suara atas tindakan yang dilakukan Dwi Hartanto.