TEMPO.CO - Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko seseorang terhadap setidaknya 13 jenis kanker, menurut sebuah laporan baru. Kanker tersebut, termasuk otak, kerongkongan, tiroid, kantong empedu, perut, pankreas, ginjal, rahim dan usus besar, membentuk 40 persen dari semua kanker yang terdiagnosis di AS, lanjut laporan tersebut.
Baca: Cara Sel Kanker Lolos dari Radar Sistem Imun
Dalam laporan yang diterbitkan pada 3 Oktober oleh Centers for Disease Control and Prevention itu para peneliti menemukan bahwa pada tahun 2014 saja, lebih dari 630 ribu orang di AS memiliki jenis kanker yang dikaitkan dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Kasus-kasus ini berjumlah lebih dari 55 persen dari semua kanker yang didiagnosis di antara wanita dan 24 persen dari semua kanker yang didiagnosis di antara pria di AS.
Hubungan antara berat badan seseorang dan risiko kanker tertentu mungkin datang sebagai berita bagi banyak orang, kata periset. Meskipun hubungan antara indeks massa tubuh yang lebih tinggi (BMI) dan kondisi kronis seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular lebih familiar, para peneliti mengaku mengetahui jauh lebih sedikit tentang bagaimana berat badan yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan kanker tertentu.
Memang, "kesadaran akan beberapa kanker dikaitkan dengan obesitas dan kelebihan berat badan belum meluas," Dr. Anne Schuchat, wakil direktur CDC, mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada 3 Oktober.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, yang merupakan lembaga kanker Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan bahwa ada "bukti yang cukup" untuk menghubungkan kelebihan lemak tubuh dengan setidaknya 13 kanker yang berbeda.
Obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker dengan meningkatkan tingkat peradangan dalam tubuh, menurut laporan tersebut. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar hormon tertentu, seperti insulin dan hormon seks, dan senyawa yang disebut faktor pertumbuhan mirip insulin, yang berperan dalam pertumbuhan risiko kanker.
Baca: Teh Panas Bisa Picu Kanker, Begini Saran Dokter
Dalam laporan tersebut, para peneliti menggunakan data pemerintah mengenai tingkat kanker 2014, serta data dari tahun 2005 sampai 2014 untuk mempelajari setiap perubahan yang mungkin terjadi pada tingkat kanker tertentu. Salah satu keterbatasan penelitian, menurut para peneliti, adalah bahwa mereka tidak memiliki data tentang bobot atau BMI pasien.
LIVESCIENCE.COM | SALMA HABIBAH