Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hasil Riset Ini Ungkap Misteri Pengalaman Mendekati Kematian

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Salah satu pengalaman jelang kematian (near-death experience) biasanya melihat ruh dan cahaya. (Daily Mail)
Salah satu pengalaman jelang kematian (near-death experience) biasanya melihat ruh dan cahaya. (Daily Mail)
Iklan

TEMPO.CO, New York City - Hasil riset mengenai pengalaman mendekati kematian (near-death experience) memang masih menjadi perdebatan. Sebab, berbagai riset yang dilakukan dinilai tidak bisa mewakili pembuktian soal kematian.

Beberapa orang yang pernah mengalaminya menyatakan melihat cahaya putih di ujung terowongan. Beberapa lainnya mengaku jiwanya melayang keluar dari tubuh dan menyaksikan tim medis mencoba menyelamatkan hidupnya.

Belum lama ini, para ilmuwan berhasil mengungkap fakta bahwa orang mati sebenarnya menyadari kematian mereka. Tim peneliti dari New York University Lagone School of Medicine menemukan bahwa kesadaran manusia terus bekerja bahkan ketika tubuhnya sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Baca: Kenapa Ada Penganut Teori Konspirasi? Hasil Riset Ini Menjawabnya

Tim tersebut melakukan investigasi tentang pengalaman mendekati kematian melalui twin studies di Eropa dan Amerika pada orang-orang yang mengalami gagal jantung namun berhasil selamat. Sam Parnia, penulis utama studi ini mengatakan, bahwa orang-orang tersebut mampu mendeskripsikan para medis melakukan upaya penyelamatan. Mereka bahkan menyadari percakapan dan apa saja yang terjadi di ruangan itu.

"Mereka mengatakan bahwa mereka melihat dokter dan perawat bekerja dan mereka mendeskripsikan percakapan serta hal-hal visual yang terjadi, yang sebaliknya tidak akan menyadari keberadaan mereka," jelas Parnia pada Live Science.

Secara medis, dokter akan menyatakan seorang pasien meninggal ketika jantungnya berhenti. Saat hal tersebut terjadi, bagian korteks di otak yang digunakan untuk berpikir dan memproses informasi dari lima indera akan berhenti bekerja karena tidak adanya aliran darah ke otak. Hal ini akan memicu kematian secara berantai pada sel otak. Namun proses tersebut memerlukan waktu hingga satu jam setelah jantung berhenti memompa darah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Hasil Riset Ungkap Rahasia di Balik Pertemanan Anjing dan Manusia

Saat cardiopulmonary resuscitation (CPR), usaha medis untuk mengembalikan fungsi pernapasan gagal, sebetulnya upaya tersebut masih mangalirkan darah ke otak sebesar 15 persen dari kondisi normal. Hal tersebut memang tidak dapat mencegah kerusakan sel otak, namun dapat memperlambatnya.

Terkait dengan beberapa deskripsi kematian, seperti keluarnya jiwa seseorang dari dalam tubuh, ilmuwan menyatakan hal tersebut sebagai sebuah peristiwa fisiologis yang disebabkan oleh aktivitas tidak normal dari otak karena berkurangnya aliran darah ke otak.

Baca: Hasil Riset Ini Pecahkan Misteri Aroma Durian

Simak hasil riset menarik lainnya dan tentang pengalaman mendekati kematian hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | DAILY MAIL | KISTIN SEPTIYANI | AMB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

38 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

38 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

38 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.


BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

11 Desember 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat menyampaikan kata sambutan di kegiatan Kick Off Peran Valuator Kekayaan Intelektual dalam Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023. (Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

Hingga kini belum ada regulasi yang jelas mengatur terkait penggunaan AI tersebut.