TEMPO.CO, Jakarta - Bagi remaja, dampak gadget sangat signifikan. Ponsel bagi remaja bukan lagi hanya merupakan kebutuhan sekunder, melainkan sudah menjadi kebutuhan primer. Bahkan remaja sendiri menyadari bahwa mereka kecanduan ponsel, yang berimbas pada kekurangan waktu tidur.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Zlatan Krizan, psikolog dari Iowa State University, dan Jean Twenge dari San Diego State University menemukan remaja yang menghabiskan waktunya lebih dari dua jam sehari dengan ponselnya akan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam.
Hasil penelitian ini diambil dari dua survei nasional terhadap lebih 360 ribu remaja pada 2009-2015. Para peneliti mencatat, perubahan penggunaan ponsel terjadi pada 2012, ketika ponsel menjadi lebih umum.
Menurut Krizan, kurang tidur adalah satu dari sekian konsekuensi kesehatan yang berasal dari meningkatnya ketergantungan pada teknologi. Remaja yang seharusnya mendapatkan jam tidur sembilan jam setiap malam menjadi kekurangan waktu tidur. Imbasnya, remaja yang kekurangan tidur setiap malam akan mudah tertidur di sekolah atau akan menghabiskan akhir pekannya dengan tidur siang.
Twenge, yang juga menulis buku berjudul iGen, mengatakan penelitian ini memperlihatkan perlunya pengendalian diri dalam menggunakan teknologi, terutama bagi remaja. "Mengingat pentingnya tidur untuk kesehatan fisik dan mental, baik remaja maupun orang dewasa harus mempertimbangkan, apakah penggunaan ponsel mengganggu tidurnya. Ini sangat penting untuk tidak menggunakan perangkat sebelum tidur karena bisa mengganggu tidur," ujarnya.
Namun membatasi diri untuk menggunakan teknologi memunculkan masalah baru, karena teknologi, terutama ponsel, bermanfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari, seperti membantu pekerjaan dan dalam keadaan darurat.
Sedangkan meminta intervensi kepada pemerintah atau intervensi sosial pun juga sulit, karena mereka memiliki batasan dalam mengatasi kecanduan ponsel ini. Sekolah memang memiliki aturan untuk tidak membuka ponsel di dalam kelas, tapi yang memiliki andil besar adalah orang tua, yakni dengan membatasi penggunaan ponsel di rumah.
Sayangnya, cara itu dianggap belum bisa mengatasi penggunaan ponsel berlebih pada remaja. Krizan menuturkan pengembang perangkat lunak ingin memastikan penggunanya terus-menerus mengecek layar ponsel dengan mendapatkan penghargaan sosial dalam dunia maya.
"Anda mungkin berpikir bahwa Anda mengendalikan penggunaan ponsel cerdas Anda. Tapi, jika selalu memeriksa layar ponsel Anda, ponsel pintarlah yang akan berkuasa," ujarnya.
Simak artikel menarik lain tentang dampak gadget hanya di kanal Tekno Tempo.co.
GEARS OF BIZ | TECH NEWS WORLD | RENDRAWATI | AMB