TEMPO.CO, Cardiff - Hasil riset terbaru mengungkap alasan seseorang bermain game. Ternyata, menurut studi yang terbit dalam Peer Journal edisi 29 September 2017 itu, bukan karena orang tersebut kecanduan game, melainkan mereka tidak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya.
Netta Weintein, peneliti psikologi dari Cardiff University, Wales, dan tim melakukan survei kepada 2.316 orang gamer berumur 18 tahun. Responden diminta mengisi beberapa pertanyaan seputar kondisi kesehatan, gaya hidup, dan kondisi fisik.
Baca: Hasil Riset: Inilah Karyawan yang Kerap Berbohong
"Dan tidak ada kejanggalan secara klinis dari sebagian besar responden," tulis tim dalam studi berjudul "A prospective study of the motivational and health dynamics of Internet Gaming Disorder" itu.
Hasil studi ini jelas membantah mitos bahwa gamer bukanlah "pecandu". Sebaliknya, menurut tim dalam jurnal, perilaku gamer menunjukkan bahwa jiwa mereka kosong. Artinya, ada momen di dalam hidup para gamer yang tidak merasakan kepuasan atau memang tidak merasa bahagia.
Baca: Hasil Riset Ini Pecahkan Misteri Aroma Durian
Itu terbukti setelah enam bulan setelah survei. Tim menulis, sebagian besar responden sudah menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. "Dan jumlah pemain game pun ikut berkurang," tulis tim. "Saat bahagia, orang tidak akan terlalu lama bermain game."
Meski begitu, hasil studi ini menuai kritik dari berbagai ahli. Daria Kuss, pakar psikologi siber dari Nottingham Trent University. Menurut dia, kuesioner tidak membantu mengungkap sepenuhnya perilaku gamer. "Responden bisa saja menutupi tindakan buruk mereka," ujarnya.
Baca: Kenapa Ada Penganut Teori Konspirasi? Hasil Riset Ini Menjawabnya
Simak hasil riset menarik lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.
PEER JOURNAL