TEMPO.CO, Singapura - Razer Phone, ponsel baru dari pembuat perangkat keras game asal Singapura Razer, resmi hadir di Singapura Kamis 23 November 2017, seminggu setelah peluncuran globalnya di Amerika Serikat dan Eropa. Peluncuran tersebut menjadikan Singapura sebagai negara pertama di Asia yang menerima ponsel ini.
Baca: Setelah AS dan Eropa, Ponsel Game Razer Phone Rilis di Singapura
Dalam tulisannya di Forbes, kontributor Ben Sin, menguji ponsel yang ditujukan untuk penggila game mobile ini. Sementara gagasan ponsel game tidak baru (ingat Nokia N-Gage?), Razer Phone hadir pada saat pembuat smartphone telah matang, dan perangkat ini sangat bagus untuk ukuran perangkat pertama dari sebuah perusahaan yang memasuki medan baru.
Razer Phone menonjol dalam dua cara di atas smartphone lain yang ada di pasaran. Perbaikan dilakukan untuk memastikan kinerja gaming lebih baik. Meski demikian, perbaikan ini sebenarnya juga membuat penggunaan ponsel sehari-hari lebih menyenangkan. Kedua hal itu adalah:
1. Layar 120Hz
Dalam beberapa tahun terakhir, pembuat perangkat memusatkan perhatian pada menjejalkan sebanyak mungkin piksel ke dalam layar. LG, yang telah terbukti menjadi trendsetter di dunia mobile, mulai mendorong ke Quad HD (2k) pada tahun 2014, dan Sony baru-baru ini memberi perangkat andalannya layar 4K.
Sayangnya ini agak berlebihan. Untuk layar yang relatif kecil di bawah 6 inci, rata-rata manusia tidak dapat membedakan antara layar beresolusi "normal" 1.920 x 1.080 (alias 1080p) dan panel Quad HD (2.560 x 1.440), apalagi 4K.
Dengan layar 5,7 inci 2K, Razer melaju dengan refresh rate superior 120Hz. Refresh rate adalah seberapa sering tampilan mengubah frame/gambar dalam hitungan detik. Hampir semua smartphone refresh pada 60Hz (efektif 60 frame per detik).
Menurut Ben Sin, Razer Phone secara efektif bergerak dengan kecepatan ganda dan sesuatu yang istimewa. “Jika Anda belum pernah menggunakan layar 120Hz, 60Hz lebih dari cukup. Tapi begitu Anda melihat layar 120Hz beraksi, pengguliran dan input sentuhan terasa seketika, dan saat kembali ke 60Hz akan membuat Anda memperhatikan kekurangannya,” ujarnya.
Tingkat refresh 120Hz adalah untuk memenuhi kebutuhan gamer, yang bahkan sepersekian detik lag bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati (dalam permainan). “Tetapi bahkan di luar game, menggulirkan halaman web di Chrome atau menurunkan panel pemberitahuan menghadirkan animasi yang lebih halus daripada semua yang pernah saya lihat,” ujar Ben Sin.
Berikut video slow motion perbandingan Razer Phone, iPhone X dan Samsung Galaxy Note 8.
2. Speaker terbaik di ponsel yang pernah ada
Anda mungkin telah memperhatikan bahwa Razer Phone memiliki bezel atas dan bawah yang cukup besar. Ini adalah sesuatu yang biasanya dikritik. Tapi di Razer, hal ini ada baiknya, karena bezel ini memuat speaker stereo ganda yang besar, masing-masing diperkuat dan disesuaikan dengan baik oleh Dolby Atmos.
“Ini adalah pengaturan speaker terbaik pada smartphone manapun yang pernah ada,” ujar Ben Sin. Pengulas lain sepertinya setuju: ini adalah telepon yang lebih baik tanpa menggunakan headphone/earphone (yang mungkin menjelaskan mengapa Razer Phone tidak memiliki jack headphone 3.5mm).
Namun, Ben Sin juga mencatat beberapa kekurangan Razer Phone, yang biasa bagi perangkat pertama dari perusahaan yang tidak memiliki riwayat pembuatan perangkat semacam itu sebelumnya. Layarnya, meski dengan refresh rate dan resolusi yang mengagumkan, tidak seterang ponsel andalan 2017, dan kamera tidak terlalu istimewa karena sering kali kekurangan kontras (meski orang Razer mengatakan bahwa itu masalah perangkat lunak dan akan meluncurkan update).
Baca: Ponsel Game Razer Phone Diluncurkan, Ini Harga dan Spesifikasinya
Meski demikian, kinerja game Razer Phone sangat bagus. Spesifikasi lainnya termasuk prosesor Snapdragon 835 dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 64GB. Tidak ada varian lain dengan lebih banyak penyimpanan. Secara keseluruhan, Razer Phone adalah perangkat keras yang sangat mengesankan.
FORBES | ERWIN Z