Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hasil Riset Ini Patahkan Mitos Perempuan Pengendara Buruk

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Sara Bahai (40), pengemudi taksi perempuan berbicara kepada peunumpangnyaa saat berada di kota Mazar-i Sharif,Afganistan, 3 Maret 2015.  Bahai merupakan sopir taksi wanita pertama dan satu-satunya menjadi Afghanistan. AP/Mustafa Najafizada
Sara Bahai (40), pengemudi taksi perempuan berbicara kepada peunumpangnyaa saat berada di kota Mazar-i Sharif,Afganistan, 3 Maret 2015. Bahai merupakan sopir taksi wanita pertama dan satu-satunya menjadi Afghanistan. AP/Mustafa Najafizada
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset terbaru mematahkan anggapan perempuan adalah pengemudi yang buruk. Studi yang dilakukan para ilmuwan Norwegia yang diterbitkan di Frontiers in Psychology ini menemukan bahwa laki-laki muda, pembalap reguler, dan orang-orang ekstrover atau neurotik lebih cenderung terganggu saat mengemudi. Sebaliknya, perempuan yang lebih tua jauh lebih baik dalam mengendalikan gangguan dan memperhatikan jalan di depannya.

Dalam studi tersebut, mereka melihat bagaimana ciri-ciri pribadi seperti usia, jenis kelamin, dan kepribadian mempengaruhi gangguan dalam mengemudi. Gangguan ini dianggap yang berperan dalam kecelakaan lalu lintas.

"Sebuah laporan baru-baru ini menyimpulkan gangguan-gangguan tersebut memainkan sebagian dari setidaknya 12 persen kecelakaan mobil pada banyak konteks dan negara yang berbeda. Malah, dengan sebagian besar perkiraan menunjukkan jumlah yang lebih besar," kata peneliti Ole Johansson di Institute of Transport Economics.

Baca: Hasil Riset: Orang Bermain Game Tidak Bahagia

Johansson dan tim peneliti membuat kelompok sampel pertama, yakni 1.100 siswa sekolah menengah atas dari seluruh Norwegia, 208 di antaranya telah memiliki surat izin mengemudi. Sampel kedua adalah 414 orang yang diambil dari populasi umum. Survei melihat frekuensi dan jenis gangguan yang dialami peserta selama berkendara serta sikap mereka terhadap gangguan dalam mengemudi. Namun terungkap bahwa tingkat gangguan secara keseluruhan rendah.

Ternyata, mengutak-atik radio adalah gangguan yang paling umum terjadi. Beberapa gangguan yang paling menonjol adalah usia dan jenis kelamin. Johansson mengatakan studi ini juga menemukan bahwa pria muda adalah orang yang paling mungkin untuk mengalami gangguan.

"Orang lain yang lebih rentan terhadap gangguan meliputi orang-orang yang sering berkendaraan, dan orang-orang dengan kepribadian neurotik dan ekstrover," ujar dia.

Baca: Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan dari Aceh

Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) memperkirakan lebih dari 50 juta orang terluka dan 1 juta orang terbunuh dalam kecelakaan karena tidak menggunakan sabuk pengaman atau helm sepeda motor, mempercepat laju kendaraannya, dan terganggu. Itu semua merupakan faktor penyebab utama dari kecelakaan. Gangguan lainnya adalah pertumbuhan penggunaan ponsel yang cepat.

"Pengendara kebanyakan menitikberatkan pada sistem perhatian visual. Setiap faktor yang mengalihkan pandangan dari jalan untuk jangka waktu signifikan dapat diklasifikasikan sebagai pengalih," kata Johansson. "Secara khusus, setelah dua detik selingan, risiko kecelakaan meningkat drastis."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun periset sulit meramalkan dan menjelaskan perilaku yang terganggu itu. Sebab, orang sering kali tidak mengurangi fokus mereka dalam berkendara dan mungkin merasa memiliki sedikit kontrol terhadapnya. Menurut dia, intervensi yang disesuaikan untuk mengurangi gangguan dapat berfokus pada kelompok berisiko. "Seperti pria muda dengan sikap buruk dalam mengemudi yang terganggu dan keyakinan rendah bahwa mereka dapat mengendalikan hal itu."

Nah, berdasarkan penelitian itu, wanita yang lebih tua dan mereka yang merasa terganggu bisa mengendalikan perilaku mereka. Hal ini seakan menguatkan penelitian sebelumnya bahwa wanita benar-benar lebih ahli di belakang kemudi. Namun mereka hanya kurang percaya diri untuk mengatakannya.

Baca: Siapa yang Pertama Hidup di Bumi? Simak Hasil Riset Ini

Sebelumnya, dalam sebuah studi 2015, pengendara wanita mengalahkan pria dalam serangkaian tes mengemudi. Mereka juga tampil lebih baik saat berkendara di salah satu persimpangan tersibuk di Inggris, Hyde Park Corner di London. Dalam tes tersebut, pria dan perempuan sesuai dengan stereotipe gender. Pria lebih cenderung mengambil risiko, mengemudi terlalu dekat dengan mobil di depan, mengambil jalan pintas, melewati lampu kuning, atau berbicara dan ber-SMS.

Sebaliknya, perempuan lebih cenderung bersikap sopan dan perhatian, berhati-hati saat mendekati bahaya potensial, menggunakan kaca spion dengan benar, dan menghentikan kendaraan saat lampu berubah menjadi kuning. Studi tersebut menunjukkan bahwa wanita adalah pengemudi yang lebih baik daripada pria dalam hampir semua aspek berkendara. Mereka adalah sopir yang lebih baik daripada pria.

Baca: Perempuan Australia yang Jatuh Cinta Pada Go-Jek

Simak hasil riset menarik lainnya dan artikel tentang perempuan hanya di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | THE INDEPENDENT | FRONTEIRS IN PSYCHOLOGY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

6 jam lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

18 jam lalu

Ilustrasi aborsi. TEMPO
DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.


Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

1 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

3 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

4 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Harapan Putri Ariani di Hari Kartini, Perempuan Bisa Wujudkan Mimpi

4 hari lalu

Putri Ariani. Foto: Creathink
Harapan Putri Ariani di Hari Kartini, Perempuan Bisa Wujudkan Mimpi

Putri Ariani mengatakan Hari Kartini merupakan salah satu wujud hasil perjuangan memenuhi hak perempuan dalam memperoleh kesetaraan.


Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

6 hari lalu

Direktur ID FOOD Bernadetta Raras saat menjadi pembicara di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Promoting Women Economic Empowermen Across Agri-Food Chain di Hanoi, Vietnam, 16 April 2024. (ID FOOD)
Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.