TEMPO.CO, London - Ilmuwan yang dipimpin oleh Stephen Hawking saat ini menggunakan pemindai berteknologi tinggi untuk mengetahui apakah Oumuamua, benda angkasa berbentuk cerutu besar yang saat ini meluncur melalui tata surya kita, dikirim oleh peradaban asing, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, Rabu 13 Desember 2017.
Baca: Stephen Hawking Sebut Kiamat Terjadi Pada...
Oumuamua memiliki panjang sekitar seperempat mil (400 meter), lebar 260 kaki (80 meter) dan saat ini melaju dengan kecepatan 196.000 mph. Dan meski bisa jadi asteroid, menurut penampakannya, para periset menganggap serius kemungkinan obyek itu pesawat antariksa.
Tim ilmuwan, yang disebut Breakthrough Listen, akan menggunakan teleskop radio terarah terbesar di dunia, di Green Bank di West Virginia, untuk mengikutinya selama sepuluh jam.
Mereka mendengarkan sinyal elektromagnetik, yang tidak lebih kuat dari yang dipancarkan oleh ponsel, yang tidak dapat diproduksi oleh benda langit alami. Jika mereka menemukannya, itu akan menjadi bukti kekuatan luar angkasa.
Untuk saat ini, mereka mencoba untuk menahan kegembiraan mereka. Tapi nama yang mereka berikan pada obyek aneh ini mengkhianati optimisme mereka. Oumuamua adalah istilah Hawaii yang berarti 'utusan dari jauh tiba pertama'. Nama resminya yang tidak seksi adalah A/207 U.
Yang paling menggelitik ilmuwan, ini adalah bentuk yang salah untuk asteroid, yang biasanya bulat. Hawking dan rekan-rekannya di Breakthrough Listen membuat laporan: “Periset yang mengerjakan transportasi jarak jauh telah menyimpulkan bahwa bentuk cerutu atau jarum adalah arsitektur yang paling mungkin untuk pesawat luar angkasa antar bintang, karena ini akan meminimalkan gesekan dan kerusakan dari gas dan debu antar bintang.”
Keanehan lain adalah bahwa Oumuamua terbang sangat 'bersih', tanpa memancarkan awan debu antariksa yang biasa diamati astronom di sekitar asteroid. Para ahli mengatakan ini menunjukkan bahwa obyek itu terbuat dari sesuatu yang padat, mungkin batu, tapi mungkin juga logam.
Obyek ini pertama kali terdeteksi pada tanggal 19 Oktober oleh sebuah program penelitian yang telah berjalan lama yang disebut Pan-STARRS, yang menggunakan teleskop kuat untuk memotret dan memantau langit malam di Universitas Hawaii.
Kecepatannya yang luar biasa telah membawa beberapa ahli untuk menyimpulkan bahwa ini adalah objek pertama yang telah datang ke arah kita dari luar tata surya kita. Analis juga mengatakan bahwa warna merahnya yang samar mengindikasikan obyek itu telah mengalami radiasi kosmik antar bintang yang lebih keras dari yang kita alami di tata surya kita.
Fakta bahwa obyek itu tampaknya tidak memiliki mesin atau menunjukkan tanda-tanda dorongan bisa menghancurkan teori pesawat antariksa antarplanet. Namun Profesor Avi Loeb, astrofisikawan dari Universitas Harvard, mengatakan bahwa obyek itu mungkin meluncur tanpa menggunakan tenaga.
"Mungkin alien memiliki kapal induk yang bergerak cepat dan melepaskan pesawat ruang angkasa bayi yang secara bebas jatuh ke dalam sistem planet dalam sebuah misi pengintaian," ujar Profesor Loeb di jurnal Scientific American.
“Dalam kasus seperti itu, kita mungkin bisa mencegat sinyal komunikasi antara pesawat ruang angkasa yang berbeda,” tambahnya.
Sementara dia mengakui bahwa kemungkinan mendeteksi aktivitas alien sangat kecil, Prof Loeb menambahkan bahwa adalah 'bijaksana' untuk memeriksanya. Lagi pula, bahkan ini bisa berubah menjadi semacam intergalaksi Marie Celeste, kapal hantu terkenal yang ditemukan hanyut tanpa awak.
"Bahkan jika kita menemukan artefak yang tersisa - beberapa perangkat atau sampah antariksa dari peradaban alien - dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di atasnya, itu akan menjadi sensasi terbesar yang dapat saya bayangkan dalam hidup saya," katanya.
"Ini benar-benar salah satu pertanyaan mendasar dalam sains, mungkin yang paling mendasar: apakah kita sendiri?" Hari ini, akhirnya kita bisa mengetahuinya, bahkan jika agak terlambat.
Baca: Stephen Hawking: Waspada, Kecerdasan Buatan Bisa Gantikan Manusia
Ketika Oumuamua pertama kali terlihat, ia sudah berangkat dari Bumi, melewati 15 juta mil dari kita pada 15 Oktober. Meskipun demikian, kita masih bisa melihat cukup baik di ujung belakang Oumuamua untuk mendeteksi teknologi luar angkasanya, kata Andrew Siemion, direktur pusat penelitian di Search for ExtraTerrestrial Intelligence (Seti) di California, yang bekerja sama dengan para ilmuwan di Breakthrough Listen.
Simak berita Stephen Hawking dan Oumuamua di tempo.co
DAILY MAIL