Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hasil Riset Ini Ungkap Misteri Kekuatan Sutra Laba-laba

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Jutaan laba-laba jatuh dari langit bersamaan dengan petak benang sutra mereka, sehingga mengakibatkan kota Goulburn, Australia dipenuhi dengan benang-benang jaring laba-laba yang terlihat di berbagai tempat. dailymail.co.uk
Jutaan laba-laba jatuh dari langit bersamaan dengan petak benang sutra mereka, sehingga mengakibatkan kota Goulburn, Australia dipenuhi dengan benang-benang jaring laba-laba yang terlihat di berbagai tempat. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Arizona - Hasil riset dari para peneliti Arizona State University, Amerika Serikat, berhasil membongkar rahasia kekuatan sutra laba-laba. Serat yang dipintal laba-laba memang tipis dan halus, namun sutra laba-laba sangat kuat, sedikitnya lima kali lebih kuat dibanding kawat piano.

Tim peneliti itu menemukan cara memperoleh berbagai sifat elastis serat sutra jaring laba-laba utuh menggunakan teknik hamburan cahaya laser yang canggih tanpa harus memotongnya. Mereka mempelajari empat jenis jaring laba-laba, dari laba-laba jenis Nephila clavipes, A. aurantia, L. hesperus janda hitam barat, dan P. viridans.

"Serat laba-laba memiliki kombinasi kekuatan mekanis dan elastis unik yang membuatnya sebagai salah satu material terkuat," kata Jeffery Yarger, peneliti di Department of Chemistry and Biochemistry di Arizona State University yang terlibat dalam penelitian, seperti dikutip dari laman Science Daily. "Riset ini memberikan pemahaman terlengkap soal hal yang membuat serat memiliki sifat mekanis tersebut."

Baca: Ganja Bikin IQ Remaja Jongkok? Simak Hasil Riset Ini

Jaring laba-laba adalah polimer biologis yang luar biasa, menyerupai kolagen, materi pada kulit dan tulang, tapi strukturnya jauh lebih rumit. Tim mempelajari struktur molekuler serat itu guna menghasilkan berbagai material, dari rompi antipeluru hingga tendon artifisial.

Luasnya susunan sifat elastis dan mekanis sutra laba-laba yang diperoleh Yarger dan tim sangat memudahkan upaya pemodelan guna memahami interaksi sifat mekanis dan struktur molekul sutra penghasil jaring laba-laba. Hasil penelitian ini dipublikasi dalam jurnal Nature.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Informasi ini akan menjadi cetak biru rekayasa struktural material yang terinspirasi dari alam, seperti teknik bahan dari serat sintetis yang tepat untuk membuat material yang lebih kuat, elastis, dan mulur," kata Yarger.

Yarger dan timnya menggunakan teknik hamburan cahaya Brillouin dengan laser berdaya sangat rendah, kurang dari 3,5 miliwatt, bahkan lebih rendah daripada laser pointer. Dengan merekam apa yang terjadi ketika laser menembus jaring laba-laba, ilmuwan dapat membuat peta spasial tingkat elastisitas setiap jaring tanpa merusaknya. Teknik ini menunjukkan variasi antara tiap serat, persimpangan, dan titik perekatan.

Baca: Kecoak Doyan Mandi Kucing, Tak Percaya? Simak Hasil Riset Ini

Simak hasil riset menarik lainnya tentang sutra laba-laba hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NATURE | SCIENCE DAILY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

12 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

12 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

58 hari lalu

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

59 hari lalu

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.


BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

11 Desember 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat menyampaikan kata sambutan di kegiatan Kick Off Peran Valuator Kekayaan Intelektual dalam Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023. (Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

Hingga kini belum ada regulasi yang jelas mengatur terkait penggunaan AI tersebut.