Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Mana Asal Suara-suara Saat Mendaki Gunung Everest?

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Seorang porter membawa barang-barang dan oksigen saat berada di pos keempat gunung Everest, 20 Mei 2016. Gunung Everest mempunyai ketinggian sekitar 8.850 m. Phurba Tenjing Sherpa/Handout via REUTERS
Seorang porter membawa barang-barang dan oksigen saat berada di pos keempat gunung Everest, 20 Mei 2016. Gunung Everest mempunyai ketinggian sekitar 8.850 m. Phurba Tenjing Sherpa/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Roma - Gunung tertinggi, Gunung Everest, bisa mendorong pendaki bertingkah gila untuk sementara waktu. Dan kini, periset mengatakan episode psikotik ini merupakan kondisi medis seseorang dan mungkin berbeda dari penyakit ketinggian.

Baca: Jangan Kaget, Gunung Everest Bergeser 1 Inci

"Pegunungan sangat indah, tapi kami tidak berharap bisa membuat kita gila," kata penulis studi Dr. Hermann Brugger, kepala Institute of Mountain Emergency Medicine di Eurac Research, Bolzano, Italia, kepada Live Science, Senin 18 Desember 2017. Para peneliti merinci temuan mereka pada 5 Desember di jurnal Psychological Medicine.

Pada ketinggian ekstrem, pendaki gunung sering menyebutkan mengalami psikosis, yaitu gangguan mental di mana seseorang tidak lagi berhubungan dengan kenyataan. Gejala episode psikotik meliputi halusinasi dan delusi.

Misalnya, ketika pendaki gunung dan ahli anestesi Dr. Jeremy Windsor mendaki Gunung Everest pada 2008, dia mengalami pengalaman aneh yang biasa terjadi di gunung yang ekstrem.

Sendirian di Himalaya di ketinggian lebih dari 5,1 mil (8,2 kilometer), Windsor berhalusinasi seorang pria bernama Jimmy, yang menemaninya sepanjang hari, mengucapkan kata-kata yang menggembirakan kepadanya dan kemudian lenyap tanpa bekas.

Sampai sekarang, dokter umumnya mengira episode psikotik seperti itu adalah gejala penyakit ketinggian, di samping sakit kepala parah, pusing dan gangguan keseimbangan.

Penyakit ketinggian adalah akibat kekurangan oksigen yang dialami di dataran tinggi, dan bisa memicu penumpukan cairan yang berpotensi mematikan di paru-paru atau otak.

Namun dalam analisis baru, Windsor dan rekan-rekannya menemukan bahwa "psikosis ketinggian terisolasi" mungkin adalah kondisi medis, yang berbeda dari penyakit ketinggian.

Untuk mencapai kesimpulan tersebut, para peneliti menganalisis data dari 83 episode psikotik di dataran tinggi yang dikumpulkan dari literatur gunung Jerman. Mereka menemukan daftar gejala psikotik, seperti mendengar suara-suara, yang terkait dengan ketinggian tapi sangat jelas tidak selalu terhubung dengan gejala fisik penyakit ketinggian atau penyakit jiwa masa lalu.

"Orang-orang yang menderita episode ini di tempat tinggi adalah benar-benar sehat, mereka tidak rentan terhadap psikosis," kata Brugger.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Psikosis ketinggian terisolasi sangat mungkin terjadi pada ketinggian melebihi 22.965 kaki (7.000 meter) di atas permukaan laut, menurut para peneliti.

Namun mereka tetap tidak yakin akan penyebabnya, mungkin penyebab serupa dengan penyakit di belakang ketinggian, seperti kekurangan oksigen atau tahap awal pembengkakan di area otak tertentu.

Mungkin juga penyebabnya bukan karena ketinggian sama sekali. "Juga dikenal bahwa kekurangan kontak sosial dan kesepian untuk waktu lama dapat memprovokasi halusinasi," kata Brugger.

Gejala sindrom ini rupanya lenyap sama sekali setelah pendaki gunung meninggalkan zona bahaya itu, menurut para peneliti. "Mereka benar-benar pulih," kata Brugger.

Namun, sindrom ini jelas terkait dengan risiko kecelakaan yang signifikan, "dan bahkan sedikit kesalahan bisa berakibat fatal pada ketinggian yang ekstrem," kata Brugger.

Baca: Gawat! Suhu Udara di Gunung Everest Bertambah Hangat  

"Penting agar para pendaki menyadari risiko ini, bahwa mereka tahu bahwa halusinasi ini tidak nyata, bahwa efek ini dapat dibalik, dan untuk menemukan beberapa tindakan penanggulangan selama pendakian mereka."

Simak berita tentang Gunung Everest di tempo.co

LIVE SCIENCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

59 hari lalu

Ilustrasi pendaki Gunung Everest (Pixabay)
Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

Chip ini diperkirakan akan mulai berlaku pada musim semi mendatang, yang bertepatan dengan dimulainya musim pendakian di Gunung Everest.


10 Gunung Paling Mematikan di Dunia, Tidak Disarankan untuk Didaki

10 Januari 2024

Terdapat beberapa gunung paling mematikan di dunia yang tidak disarankan untuk didaki. Gunung ini memiliki jalur ekstrem dan cuaca dingin. Foto: Canva
10 Gunung Paling Mematikan di Dunia, Tidak Disarankan untuk Didaki

Terdapat beberapa gunung paling mematikan di dunia yang tidak disarankan untuk didaki. Gunung ini memiliki jalur ekstrem dan cuaca dingin.


Tibet Beri Izin Orang Asing Mendaki Cho Oyu - Shishapangma, Gunung Tertinggi Keenam di Dunia

17 September 2023

Gunung Everest, Himalaya (Pixabay)
Tibet Beri Izin Orang Asing Mendaki Cho Oyu - Shishapangma, Gunung Tertinggi Keenam di Dunia

Kedua gunung ini berada di pegunungan Himalaya, dekat dengan sisi barat gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest.


4 Fakta Menarik Sherpa, Suku Terkuat Pemandu Pendaki Gunung Everest

24 Juni 2023

Ngima Tashi Sherpa berjalan sambil menggendong seorang pendaki Malaysia saat menyelamatkannya dari zona kematian di atas kamp empat di Everest, Nepal, 18 Mei 2023. Gelje meyakinkan kliennya untuk menyerah pada upaya puncak, dimana 'Zona kematian' adalah bagian dari gunung di mana suhu bisa turun di bawah minus 20 derajat Fahrenheit. Gelje Sherpa/Handout via REUTERS  Gelje Sherpa/Handout via REUTERS
4 Fakta Menarik Sherpa, Suku Terkuat Pemandu Pendaki Gunung Everest

Suku Sherpa dikenal sebagai suku asli yang tinggal di lereng Gunung Everest. Simak fakta-faktanya dalam artikel ini.


Mengenal Sherpa Tenzing Norgay, Mempersilakan Edmund Hillary Jejakkan Kaki Pertama di Gunung Everest

8 Juni 2023

Edmud Hillary dan Tenzing Norgay mencapai puncak Everest pada 29 Mei 1953. Mereka berdua merupakan orang pertama yang berhasil mecapai puncak gunung tertinggi di dunia tersebut. rsvlts.com
Mengenal Sherpa Tenzing Norgay, Mempersilakan Edmund Hillary Jejakkan Kaki Pertama di Gunung Everest

Salah satu Sherpa paling terkenal sepanjang masa adalah Tenzing Norgay. Ia persilakan Edmund Hillary jejakkan kaki pertama di puncak Gunung Everest.


Viral Selamatkan Pendaki Malaysia di Gunung Everest, Apa itu Sherpa?

7 Juni 2023

Viral Selamatkan Pendaki Malaysia di Gunung Everest, Apa itu Sherpa?

Viral di media sosial cerita Gelje Sherpa menyelamatkan nyawa pendaki Malaysia, Ravichandran, di Zona Kematian Gunung Everest. Apakah Sherpa itu?


Pendaki Malaysia Dirisak Gara-gara Blokir Akun Sherpa Gunung Everest

6 Juni 2023

Pendaki Malaysia Dirisak Gara-gara Blokir Akun Sherpa Gunung Everest

Seorang pendaki Malaysia yang naik ke Gunung Everest hampir mati bila tak ditolong seorang Sherpa.


Kisah Reinhold Messner si Dewa Gunung, Mendaki Puncak Gunung Tertinggi di Dunia tanpa Oksigen Tambahan

6 Juni 2023

Pendakian ke puncak Everest yang dimulai empat dekade lalu meninggalkan jejak timbunan sampah tangki oksigen, perbekalan, bahkan mayat pendaki yang berjumlah ratusan ton. Wikimedia.org
Kisah Reinhold Messner si Dewa Gunung, Mendaki Puncak Gunung Tertinggi di Dunia tanpa Oksigen Tambahan

Meski kerap mendaki tanpa bawa banyak peralatan dan bantuan porter, Reinhold Messner bisa mencapai banyak puncak gunung tertinggi di dunia


Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

26 Mei 2023

Foto yang diabadikan pada 11 November 2020 ini menunjukkan pemandangan pegunungan Annapurna di Nepal. Annapurna Base Camp (ABC) salah satu destinasi jalur pendakian di barisan Pegunungan Himalaya yang tak kalah tersohor dengan Everest Base Camp.  (Xinhua/Tang Wei)
Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

Seorang pendaki Nepal yang mendaki Gunung Everest mencatatkan rekor ke-28 kalinya minggu ini.


Pria Nepal ini Telah Mendaki Gunung Everest 28 Kali

23 Mei 2023

Kami Rita Sherpa, 49 tahun, warga negara Nepal, memecahkan rekor 24 kali mendaki gunung Everest. Sumber: The Kathmandu Post - Ekantipur
Pria Nepal ini Telah Mendaki Gunung Everest 28 Kali

Ia memecahkan rekornya sendiri untuk jumlah pendakian terbanyak di Gunung Everest.