Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berbahayakah Teknologi Pengenalan Wajah? Ini Penjelasan Facebook

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Seorang wajah tentara Israel terlihat di layar komputer dengan tanda peringatan pemrograman pengenalan wajah saat mengikuti bagian pelatihan keamanan cyber yang disebut Hackathon di Institut Teknologi dan Inovasi iNT, di Beersheba, Israel, 28 Agustus 2017. REUTERS/Amir Cohen
Seorang wajah tentara Israel terlihat di layar komputer dengan tanda peringatan pemrograman pengenalan wajah saat mengikuti bagian pelatihan keamanan cyber yang disebut Hackathon di Institut Teknologi dan Inovasi iNT, di Beersheba, Israel, 28 Agustus 2017. REUTERS/Amir Cohen
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi pengenalan wajah, belakangan ini, tampaknya bisa membuat orang merasa tidak nyaman. Semua karena distopia fiksi ilmiah. Mungkinkah ini digunakan seseorang untuk mengenali orang lain di jalanan? Apakah sebuah lembaga yang mengumpulkan database gambar massal bisa menyalahgunakannya untuk melanggar privasi atau hak seseorang?

Dengan semakin banyaknya lembaga pemerintah dan lembaga non-pemerintah, perusahaan, dan lainnya menggunakan teknologi pengenalan wajah dengan cara-cara baru, orang-orang ingin memahami bagaimana privasi mereka dilindungi dan pilihan apa yang mereka miliki atas penggunaan teknologi ini.

Seperti kebanyakan teknologi lainnya, pengenalan wajah sebetulnya bisa digunakan untuk tujuan baik, seperti membantu orang membuka kunci perangkat seluler dengan aman, mengakses rekening bank, dan melakukan pembayaran digital. Selain itu, juga dapat membantu orang mengelola foto dan membagikannya dengan teman. Teknologi ini bahkan bisa digunakan untuk menemukan anak yang hilang dan diculik serta untuk membantu petugas mengonfirmasi apakah wisatawan memiliki paspor asli.

Namun, tak bisa dipungkiri, alat tersebut juga dapat digunakan dengan cara yang mengkhawatirkan. Sebagian orang telah mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa penegak hukum akan menggunakan teknologi ini untuk melanggar privasi. Banyak juga yang melihat adanya potensi bias ras dari penggunaan teknologi ini karena sistem pengenalan wajah akan cenderung salah mengidentifikasi.

Teknologi Face ID berbasis kercerdasan buatan. (cnet.com)

"Kekhawatiran ini bukanlah hal baru," kata Deputy Chief Privacy Office Facebook, Rob Sherman, dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Jumat, 22 Desember 2017. Menurut dia, juga banyak inovasi baru yang menerima banyak respon negatif pada awal kemunculannya.

Pada 1888, misalnya, sebuah surat kabar pada waktu itu menayangkan artikel berjudul "Beware the Kodak" saat berbagai perangkat murah memasuki pasar dan fotografi pun menjadi tersedia untuk masyarakat umum. Mereka menyebutnya sebagai "teror baru untuk aktivitas piknik".

Menghadapi munculnya fotografi amatir untuk pertama kalinya, masyarakat bisa saja membatasi pemanfaatan teknologi ini dan secara fundamental mengubah cara bagaimana sebuah sejarah didokumentasikan selama lebih dari seabad. Sebaliknya, Sherman menjelaskan, regulator saat itu memutuskan untuk hanya mengambil tindakan atas pemanfaatan teknologi yang mungkin mengkhawatirkan. Misalnya, dengan melarang penguntitan atau pelanggaran privasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana dengan teknologi pengenalan wajah? Facebook, menurut Sherman, menjadi salah satu perusahaan yang mencoba mengambil peran seperti Kodak pada 1888. Menurut Sherman, teknologi pengenalan wajah sangat bisa membantu orang menandai foto dengan nama teman. "Ketika Anda mengaktifkan pengenalan wajah, teknologi kami akan menganalisis piksel dalam foto yang sudah menandai Anda dan menghasilkan string angka yang kami sebut sebagai sebuah model standard (template)," kata dia.

Ketika Facebook mengenalkan fitur pengenalan wajah pertama kali pada 2010, tidak ada standar industri tentang bagaimana orang bisa mengendalikan pengenalan wajah. Namun, kini, Facebook menambahkan cara agar pengguna platform media sosial besutan Mark Zuckerberg ini bisa menonaktifkan fitur kapan saja.

"Sama seperti tahun 2010, kami harus mengevaluasi cara kami memberi informasi bagi orang banyak dan memberi mereka pilihan atas penggunaan teknologi baru ini," kata Sherman.

Sherman menjelaskan, tim Facebook telah bekerja selama lebih dari setahun untuk mengumpulkan dan menanggapi masukan mengenai tanggung jawab penggunaan teknologi pengenalan wajah. "Orang meminta kami untuk menjelaskan cara kerja pengenalan wajah dengan lebih jelas, dan untuk memberikan informasi yang lebih jelas tentang bagaimana kami menggunakannya di Facebook," kata dia. :Untuk menanggapi masukan ini, kami menginformasikan orang tentang pembaruan terhadap fitur pengenalan wajah di Kabar Berita, pintu masuk Facebook."

Tim Facebook juga memutuskan untuk memperbarui pengaturan Facebook. Kekhawatiran yang muncul dari pembaruan pengaturan sudah ada sejak lama dan bahkan sama tuanya dengan Faceboook, sehingga Sherman dan tim pun harus berhati-hati dalam mengambil keputusan ini. "Namun, berdasarkan penelitian, kami menemukan bahwa orang lebih menginginkan sebuah cara untuk menonaktifkan teknologi pengenalan wajah secara keseluruhan daripada per fitur," ujarnya.

Pada akhirnya, Facebook tidak memperkenalkan, dan tidak berencana memperkenalkan, fitur yang memberi tahu siapa diri Anda kepada orang asing. "Ini merupakan kekhawatiran umum yang sering kami dengar dari orang ketika kami meneliti fitur baru yang mengandalkan teknologi pengenalan wajah," ujar Sherman.

Simak artikel menarik lainnya tentang teknologi pengenalan wajah hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

5 hari lalu

Bos Apple Tim Cook bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 April 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:


Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

17 hari lalu

Ilustrasi Facebook, TikTok, Twitter. (NDTV)
Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.


Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

20 hari lalu

Cara download video Facebook di HP bisa dilakukan dengan mudah tanpa aplikasi. Anda hanya tinggal mengcopy tautan video Facebook.  Foto: Canva
Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.


Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

24 hari lalu

Seorang wanita melintas dekat hiasan telur Paskah yang dilukis dengan gaya seni tradisional naif di Koprivnica, Kroasia, 27 Maret 2024. REUTERS/Antonio Bronic
Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

24 hari lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

25 hari lalu

Pendiri WhatsApp, Brian Acton. successstory.com
WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.


Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

27 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.


Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

38 hari lalu

Ilustrasi pengguna WhatsApp. Reuters/Dado Ruvic
Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

WhatsApp meluncurkan paket stiker terbarunya di Indonesia berkaitan dengan bulan Ramadan. Begini cara downlioad stiker WhatsApp edisi Ramdan.


Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

38 hari lalu

Jurnalis foto Palestina asal Gaza Motaz Azaiza. FOTO/Instagram/motaz_azaiza
Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

Jurnalis foto terkenal Palestina asal Gaza, Motaz Azaiza, memposting di akun X-nya bahwa dia telah dilarang di Facebook.


Mengenal The Muqaddimah, Buku Karya Ibnu Khaldun yang Menjadi Favorit Mark Zuckerberg

43 hari lalu

Ibnu Khaldun
Mengenal The Muqaddimah, Buku Karya Ibnu Khaldun yang Menjadi Favorit Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg memilih Muqaddimah karya Ibnu Khaldun sebagai salah satu buku yang akan dibaca dalam inisiatif komunitasnya sebagai A Year of Books.