Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Ini Berhasil Menangkap Pelangi: Simak Kisahnya

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Pelangi muncul di atas pantai dan laut tak lama setelah fajar di Santa Monica, setelah badai menyapu California, 28 Oktober 2016. AP
Pelangi muncul di atas pantai dan laut tak lama setelah fajar di Santa Monica, setelah badai menyapu California, 28 Oktober 2016. AP
Iklan

TEMPO.CO, New York - Ilmuwan dari University of Buffalo berhasil menciptakan material yang bisa menangkap pelangi. Bahan baru yang secara efisien menyerap frekuensi cahaya yang berbeda itu dikembangkan sebuah tim insinyur di Universitas Buffalo di Amerika Serikat.

"Dapat dikembangkan untuk panel surya, teknologi pesawat siluman, dan bidang lainnya," kata Qiaoqiang Gan, dosen rekayasa listrik yang memimpin penelitian itu, seperti dilansir laman Live Science.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports, bahan bernama hyperbolic metamaterial waveguide itu disebutkan berfungsi seperti mikrocip yang terbuat dari film berbahan logam, semikonduktor, dan isolator berukuran ultra-tipis. Waveguide menahan dan menyerap setiap frekuensi cahaya di tempat yang berbeda dalam arah vertikal. Ini memungkinkan bahan untuk menangkap "pelangi", yang terdiri atas berbagai panjang gelombang.

Baca: Ilmuwan Lacak Sinyal Alien dari Obyek Misterius Oumuamua

"Penyerap elektromagnetik telah dipelajari selama bertahun-tahun, terutama untuk sistem radar militer," kata Gan. Namun mewujudkan bahan penyerap dari film ultra-tipis merupakan tantangan tersendiri. Gan dan timnya juga mengembangkan film ultra-tipis yang akan memperlambat cahaya, sehingga penyerapan jauh lebih efisien.

Memperlambat cahaya merupakan faktor krusial karena foton (partikel cahaya) bergerak super cepat. Sangat sulit menjinakkan foton tanpa menggunakan bahan beku, seperti gas kriogenik, yang hanya dapat digunakan di dalam laboratorium. Namun bahan buatan Gan mengubah itu semua. Waveguide menyediakan cara yang lebih praktis bagi para insinyur untuk memperlambat dan memerangkap cahaya, yang selanjutnya dimanfaatkan di dunia nyata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kemampuan bahan ini menyerap berbagai panjang gelombang, salah satunya inframerah, membuatnya sangat berguna untuk mendaur ulang panas setelah matahari terbenam," ujar Gan.

Baca: Planet Layak Huni Ditemukan, Ilmuwan: Bisa Saja Ditinggali Alien

Simak kisah menarik ilmuwan lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENTIFIC REPORTS | LIVE SCIENCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Hasil sinar-X dan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Legal Medicine of Peru terhadap 'mumi alien' yang menyimpulkan bahwa itu adalah boneka yang terbuat dari tulang binatang dipajang di Lima, Peru, 12 Januari 2024. REUTERS/Sebastian Castaneda
Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.


Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Dinosaurus pemakan daging terkecil
Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.


Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Seekor echidna berjalan di tengah vegetasi di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia 22 Juli 2023. Ekspedisi Cyclops/Handout via REUTERS
Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.


Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

10 November 2023

Bibit kerabat tembakau benth, Nicotiana benthamiana, tumbuh di simulasi tanah bulan di laboratorium Universitas Pertanian Tiongkok di Beijing, Tiongkok, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 9 November 2023. Yitong Xia/Handout via REUTERS
Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

Ilmuwan menunjukkan cara mengubah tanah bulan menjadi subur untuk pertanian.


Ilmuwan Oxford Temukan Kembali Mamalia yang Lama Hilang di Pegunungan Indonesia

10 November 2023

Seekor echidna berjalan di tengah vegetasi di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia 22 Juli 2023. Ekspedisi Cyclops/Handout via REUTERS
Ilmuwan Oxford Temukan Kembali Mamalia yang Lama Hilang di Pegunungan Indonesia

Ilmuwan temukan mamalia yang telah lama hilang di pegunungan terpencil di Indonesia