TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Ali, mantan juara tinju dunia, adalah seorang pasien parkinson. Pria kelahiran Kentucky, Amerika Serikat, 17 Januari 1942 ini mengidap penyakit saraf ini lebih dari 30 tahun. Menurut dokter yang merawat Ali, seperti dilansir dari laman The Sun, petinju Afro-Amerika ini merupakan salah satu orang yang kuat memerangi penyakitnya.
Parkinson adalah penyakit degeneratif yang menyerang otak dan umumnya terjadi pada usia lanjut atau di atas 60 tahun. Penyebab parkinson hingga saat ini belum diketahui pasti. Selain karena faktor usia, para ahli menduga benturan keras pada kepala juga bisa memicu parkinson. Seperti halnya yang terjadi pada Ali, yang diduga terjangkit parkinson karena sering mengalami benturan keras saat pertandingan.
Ali mulai menunjukkan gejala parkinson tak lama setelah pensiun dari ring tinju pada 1981. Namun, penyakitnya tidak terdiagnosis sampai tiga tahun kemudian. Awalnya dia kerap mengalami tremor, pidatonya melantur, dan gerakan tubuhnya menjadi lambat. Kondisinya berangsur memburuk, hingga dia memiliki masalah lain seperti sulit tidur dan depresi.
Biaggio Ali Walsh bersama sang kakek yang merupakan legenda tinju dunia, Muhammad Ali. (wmagazine.com)
Baca: Inilah Biaggio Ali Walsh, Cucu Legenda Tinju Dunia Muhammad Ali
Hasil riset terbaru dari tim ilmuwan Jepang yang terbit dalma jurnal American Academy of Neurology edisi 3 Januari 2017 mungkin bisa jadi pintu gerbang dalam mencegah parkinson secara dini. Studi ini mengungkap parkinson bisa dideteksi dari kadar kafein dalam darah.
Menurut studi yang dipimpin Shinji Saiki, pakar neurologi dari Juntendo University School of Medicine, Jepang, pasien parkinson stadium awal bisa dideteksi dari kadar kafein yang lebih rendah dari orang normal. Jadi, meskipun orang dengan parkinson tersebut rutin mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, orang tersebut tetap akan memiliki kadar kafein yang rendah.
Saiki dan tim berangkat dari studi awal tentang hubungan kafein dan upaya penurunan risiko parkinson. "Namun, studi tersebut, belum banyak mengeksplor bagaimana penyerapan kafein di dalam tubuh seorang pasien parkinson," kata Saiki, seperti dilansir laman Science Daily. Menurut Saiki dan tim, penurunan kadar kafein dalam darah sudah terlihat sejak stadium awal.
Muhammad Ali memukul wajah lawannya Joe Frazier pada pertandingan tinju kelas berat di Manila, Filipina, 1 Oktober 1975. Setelah 32 tahun berjuang melawan penyakit Parkinson, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. AP/Mitsunori Chigita, File
Baca: Tinju Dunia: Kian Diminati, Muhammad Ali Center Akan Direnovasi
Tim melakukan tes terhadap 108 responden penelitian yang menderita parkinson selama lebih dari enam tahun. Tim juga menganalisis darah dari 31 orang non-parkinson. Selain itu, Saiki dan tim menganalisis kemungkinan mutasi di dalam gen yang mempengaruhi penyerapan kafein dalam tubuh. Kedua kelompok ini mengonsumsi jumlah kafein yang sama dalam beberapa waktu.
Hasilnya, orang dengan parkinson terdeteksi kadar kafein yang sangat rendah ketimbang kelompok pertama. Jika dibandingkan, jumlahnya 24 picomoles per 10 microliters berbanding dengan 79 picomoles per 10 microliters.
Baca: Deteksi Parkinson Kini Bisa Lewat Keyboard
Menurut pakar neurologi dari University of Toronto di Kanada, David Munoz, hasil studi Saiki dan tim bisa membantu dalam mendeteks gejala parkinso tahap awal. "Bisa jadi tes awal sebelum gejala parkinson awal muncul," kata David.
Setelah berpuluh tahun lamanya berjuang melawan penyakit parkinson, legenda tinju Muhammad Ali meninggal dunia pada usia ke-74 tahun pada 3 Juni 2016 di Rumah Sakit Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Dia disemayamkan di kota kelahirannya, Louisville, Kentucky, Amerika Serikat.
Foto Muhammad Ali ini diambil pada 22 Mei 2016 oleh putrinya, Hana saat mereka melakukan panggilan video. Ali meninggal dunia di usia 74 tahun pada 3 Juni 2016 setelah dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan. Foto terakhir Muhammad Ali ini diunggah oleh Hana pada 7 Juni 2016. twitter.com
Baca: 10 Tanda Awal Penyakit Parkinson
Simak artikel menarik lainnya tentang Muhammad Ali dan tentang parkinson hanya di kanal Tekno Tempo.co.
AMERICAN ACADEMY OF NEUROLOGY | THE SUN | SCIENCE DAILY