TEMPO.CO, Washington - Satelit mata-mata Amerika Serikat bernilai miliaran dolar AS yang diluncurkan dari Cape Canaveral pada hari Minggu, 7 Januari 2018, dilaporkan gagal memisahkan diri dari roket SpaceX Falcon 9 dan tidak pernah sampai di orbit.
Baca: Selain Stasiun Antariksa Cina, 4 Satelit Memasuki Atmosfer Bumi
Situs teknologi Ars Technica mengutip satu sumber yang mengatakan bahwa "muatan itu jatuh kembali ke Bumi bersamaan dengan hulu bagian atas roket Falcon 9."
Satelit tersebut, yang diberi kode nama Zuma, tampaknya "dihapuskan", menurut seorang sumber yang dikutip oleh Reuters.
Selama peluncuran hari Minggu, SpaceX awalnya menyiarkan komunikasi pengendali di darat, namun mematikannya beberapa menit setelah penerbangan, dengan alasan sifat rahasia muatannya.
Berbicara pada hari Senin, juru bicara SpaceX James Gleeson berpegang pada penilaian awal peluncuran itu. "Kami tidak mengomentari misi ini, namun saat ini ulasan data menunjukkan Falcon 9 berjalan secara nominal. . "
Northrup Grumman, pabrikan Zuma, juga enggan berkomentar. Kontraktor pertahanan asal Falls Church, Virginia, itu membangun Zuma dan bertanggung jawab untuk memilih SpaceX untuk meluncurkannya, menurut sumber yang dikutip dalam The Wall Street Journal.
Tidak ada rincian satelit atau instansi pemerintah mana yang mengoperasikannya, yang dipublikasikan. Sumber Journal mengatakan penyelidikan peluncuran sedang dilakukan, namun tidak ada tanda sabotase atau gangguan lainnya.
Meskipun tidak ada konfirmasi resmi kehilangan satelit tersebut, Komando Strategis A.S., yang memonitor 23.000 benda buatan manusia di luar angkasa, mengatakan kepada Bloomberg bahwa lembaga itu tidak melacak satelit baru sejak peluncuran hari Minggu.
"Kami tidak menambahkan katalog satelit saat ini," Kapten Angkatan Laut Brook DeWalt, seorang juru bicara komando, menulis dalam sebuah email kepada Bloomberg.
Baca: Luncurkan Satelit Komunikasi, Perusahaan Israel Gandeng SpaceX
SpaceX, yang dijalankan oleh pengusaha Elon Musk, telah mengirim lebih dari selusin misi pengiriman ke Stasiun Antariksa Internasional, terakhir di bulan Desember. Perusahaan itu meluncurkan satelit pertamanya untuk militer AS pada bulan Mei tahun lalu.
NPR