Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Batu Hypatia Nan Misterius Ditemukan di Mesir

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Fragmen batu Hypatia yang ditemukan di  Libyan Desert Glass di sebelah barat daya Mesir. (sciencealert.com)
Fragmen batu Hypatia yang ditemukan di Libyan Desert Glass di sebelah barat daya Mesir. (sciencealert.com)
Iklan

TEMPO.CO, Alexandria - Sebuah batu kerikil kecil telah ditemukan di Mesir, namanya batu Hypatia. Asal batu ini masih menjadi misteri. Sebab, memiliki unsur yang sebelumnya tidak ditemukan di bumi dan meteorit manapun.

Pimpinan tim peneliti dari Universitas Johannesburg, Afrika Selatan, yang juga pakar geologi, Jan Kramers, menjelaskan bahwa batu Hypatia mengandung senyawa mikro-mineral. Dia dan tim menduga batu ini terbentuk di lingkungan yang dingin di Tata Surya.

Baca Juga:

"Hypatia ini mungkin terbentuk di lingkungan yang dingin, mungkin pada suhu di bawah nitrogen cair di Bumi (-196 Celsius). Di tata surya kita, lingkungan seperti ini berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter," ujar Kramers seperti dilansir dalam situs Science Alert, Rabu, 10 Januari 2018.

Studi mereka terbit secara daring dalam jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta edisi 28 Desember 2017. Dan akan terbit dalam bentuk cetak pada 15 Februari 2018.

Pada 2013, para peneliti mengumumkan bahwa batu Hypatia yang ditemukan di situs Lybian Desert Glass di sebelah barat daya Mesir ini tidak berasal dari bumi. Batu tersebut kemudian diberi nama Hypatia, matematikawan perempuan abad ke 2-5 yang berasal dari Alexandria, Mesir.

Baca Juga:

Setelah dianalisis, batu yang berisi berlian tersebut ternyata bukan berasal dari komet atau meteor yang tercatat. Para peneliti juga menemukan kekurangan bahan silikat yang membedakannya dari bahan antar-planet lainnya yang telah sampai ke bumi.

Secara metaforis, Kramers membandingkan struktur internal batu dengan kue buah yang dijatuhkan dari rak dan hancur. Menurut dia, adonan kue buah lebih bervariasi dari kerak Hypatia. "Ini kita sebut dua matriks campuran dalam istilah geologi," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ceri dan kacang dalam kue telah mewakili biji-bijian mineral yang ditemukan dalam inklusi Hypatia. Dan tepung yang menumbuk kerak kue yang jatuh mewakili bahan sekunder yang kami temukan pada struktur Hypatia," ujar Kramers. Dia mengatakan, kerikil Hypatia yang ditemukan di bumi hanya pecahan dari kue asli, dengan komposisi meteorit non-metalik atau yang disebut chondrites.

Kramers menambahkan bahwa kerikil ini mengandung sejumlah besar senyawa karbon hidrokarbon polyromatik dengan kompenen utama debu antar-bintang. Matriks tersebut diperkirakan ada bahkan sebelum Tata Surya kita terbentuk.

"Pengetahuan kami masih sangat minim tentang komposisi kimia benda luar angkasa. Jadi, selanjutnya kami akan menggali lebih jauh dari mana Hypatia berasal," kata Kramers.

Simak artikel menarik lainnya tentang batu Hypatia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENCE ALERT | GEOCHIMICA ET COSMOCHIMICA ACTA | MOH KHORY ALFARIZI  | AMB

Iklan


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada