TEMPO.CO, San Francisco - Mars tidak hanya memiliki air yang menutupi sebagian besar permukaannya, beberapa bulan lalu kesimpulan penelitian baru mengindikasikan bahwa di permukaan Mars ada lapisan es setebal 300 kaki (90 meter) yang dikenal sebagai scarps.
Baca: Heboh Gambar Mirip Jejak Fosil di Mars, Ini Kata NASA dan Ilmuwan
Peneliti Astrogeologi NASA Colin Dundas melakukan penelitian dengan menggunakan Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) menunjuk delapan lokasi yang merupakan lereng curam menghadap ke kutub yang diciptakan oleh erosi, dalam mengekspos sejumlah besar es di permukaan Mars.
"Sudut curam menunjukkan bahwa es bersifat mengikat satu sama lain dan kuat. Terlebih lagi warna menunjukkan bahwa es mengandung lapisan yang berbeda dan dapat digunakan untuk memahami perubahan iklim dari waktu ke waktu," ujar Dundas yang dilansir laman morningticker.com, 14 Januari 2018.
Scarps merupakan tepian curam atau lereng yang memiliki rona biru dan hitam. Menurut para ilmuwan, ini akan menjadi penemuan yang luar biasa, karena tidak hanya memperluas pemahaman mengenai planet merah itu, tapi memberikan petunjuk dalam misi pencarian kehidupan baru pengganti bumi.
American Association for the Advancement of Science menyebutkan erosi di Mars mengungkap simpanan air es, mulai dari kedalaman yang dangkal, dari satu hingga dua meter atau lebih. Es tersebut merupakan target utama sains yang mempengaruhi geomorfologi modern. Ini diharapkan dapat menyimpan catatan sejarah iklim, mempengaruhi kelestarian planet dan mungkin akan dijadikan sumber potensial untuk eksplorasi masa depan.
Baca: Mars Pernah Punya Sungai Purba, Panjangnya Setara Pulau Jawa
Karena ada beberapa kawah di lokasi permukaan, Dundas berpendapat bahwa kemungkinan es di dekat permukaan lebih luas daripada yang terdeteksi dalam penelitian ini. "Es bisa menjadi sumber air yang berguna untuk misi masa depan menuju Mars," katanya.
MORNING TICKER