TEMPO.CO, Seoul - Sehari setelah kelompok konsumen Korea Selatan mengajukan keluhan kepada Apple mengenai penanganan masalah baterai iPhone, jaksa penuntut pada hari Jumat, 19 Januari 2018, mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan sebuah penyelidikan untuk menentukan apakah pelambatan iPhone itu merupakan keusangan yang direncanakan.
Baca: Italia Selidiki Apple dan Samsung atas Dugaan Perlambat Ponsel
Di tengah kecaman yang meningkat mengenai keputusan Apple untuk melambatkan iPhone lawas agar tetap berjalan dengan lancar, Kantor Kejaksaan Negeri Seoul mengumumkan bahwa pihaknya telah meminta investigasi masalah tersebut kepada unit kejahatan terkait kekayaan intelektualnya, menurut laporan The Korea Herald sebagaimana dikutip Apple Insider akhir pekan lalu.
Penyelidikan tersebut didorong oleh pengajuan legal dari Citizens United for Consumer Sovereignty (CUCS), yang pada hari Kamis mengajukan tuntutan kriminal terhadap CEO Apple Tim Cook dan Daniel Dicicco, kepala Apple Korea, dengan tuduhan penghancuran properti dan penipuan.
Dalam tuntutannya, CUCS mengklaim Apple memaksa pemilik iPhone untuk membeli perangkat keras baru dengan sengaja memperlambat kinerja ponsel lama. Tuduhan tersebut merupakan inti dari hampir 50 tuntutan hukum yang diajukan di seluruh AS, serta penyelidikan pemerintah yang diprakarsai oleh pejabat di Prancis, Italia dan Amerika.
Pada tahun 2016, Apple merilis sebuah pembaruan perangkat lunak, iOS 10.2.1, untuk menghadapi kejadian shutdown yang tidak terduga pada model iPhone 6, 6s dan SE. Rincian perbaikan update itu tidak disebutkan, namun kemudian diketahui bahwa perangkat lunak tersebut secara sementara mengurangi kinerja CPU di ponsel lawas.
Apple mengaku memperlambat ponsel lawas dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan pada bulan Desember, dengan mengatakan bahwa fitur iOS dimaksudkan agar perangkat tidak mati tiba-tiba. Langkah-langkah pencegahan serupa diterapkan pada iPhone 7 dan 7 Plus dengan rilis iOS 11.2, dan selanjutnya akan diimplementasikan pada produk masa depan, kata perusahaan itu.
Apple tidak mengungkapkan bagaimana update iOS 10.2.1 berfungsi, sehingga memicu klaim bahwa perangkat lunak tersebut adalah bagian dari strategi membuat usang iPhone lawas secara terencana, sehingga mendorong pelanggan mengganti ponsel mereka.
Respons pelanggan mendorong Apple untuk mengeluarkan sebuah permintaan maaf dan meluncurkan diskon perbaikan baterai, dari harga US$ 79 menjadi US$ 29.
Selain itu, versi iOS masa depan dijanjikan akan memungkinkan pelanggan untuk menentukan apakah kesehatan baterai iPhone mereka berdampak pada kinerja.
Baca: Apple Beri Diskon 50 Dolar untuk Mengganti Baterai iPhone
Langkah penyelidikan di Korea Selatan ini mengikuti tindakan serupa dari badan anti-penipuan Prancis, yang memulai penyelidikan terhadap pelambatan iPhone awal bulan ini. Italia juga menyelidiki tuduhan bahwa Apple dan Samsung berpartisipasi dalam program usang yang direncanakan, sementara anggota parlemen AS sedang mengejar pertanyaan serupa dalam surat kepada Cook dan Apple.
APPLE INSIDER | THE VERGE