TEMPO.CO, San Francisco - Pengamat langit bersiap untuk menyaksikan gerhana Super Blue Blood Moon - trifecta lunar pertama di lebih dari 25 tahun. Tapi bagi sebagian orang, blood moon (bulan darah) bukan hanya pemandangan spektakuler, ini adalah nubuat dan pertanda akhir zaman.
Baca: Gerhana Bulan 2018, BMKG: Langit Jawa Barat Berawan
Pertama kali banyak orang mendengar nubuat blood moon pada tahun 2015, ketika pastor dan penulis John Hagee menarik perhatian luas dengan mengatakan bulan purnama 27 September – sebuah supermoon yang mengambil warna kemerahan dari gerhana bulan - adalah tanda kiamat atau Armageddon.
Hagee, seorang pendeta Kristen dari Texas, mengatakan empat gerhana bulan darah yang akan datang (15 April 2014, 8 Oktober 2014, 4 April 2015 dan 28 September 2015) menunjuk pada "peristiwa mengguncang dunia yang akan terjadi antara bulan April 2014 dan Oktober 2015. "
Hagee, menurut ibtimes.com, mengutip bagian dari Yoel 2:31 di King James Bible yang dia klaim meramalkan hari akhir dengan datangnya bulan darah. “Matahari akan berubah menjadi kegelapan, dan bulan menjadi darah, sebelum hari yang besar dan mengerikan dari kedatangan Tuhan.'
Ayat lain yang sering dikutip adalah Wahyu 6:12, yang mengatakan, "Dan aku melihat saat dia membuka sekat keenam, dan, sesungguhnya, ada gempa bumi yang hebat, dan matahari menjadi hitam seperti kain berkabung, dan bulan menjadi seperti darah".
NASA dengan cepat menolak klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa tidak ada "dasar ilmiah - tidak ada satu pun bukti" bahwa bulan darah adalah tanda malapetaka yang akan terjadi.
Menjelang gerhana Super Blue Blood Moon, ramalan bulan darah muncul kembali di online, dengan para pendukungnya mengatakan bahwa ini bisa mewakili tanda akhir untuk mengantarkan pada akhir zaman.
Baca: Gerhana Bulan 2018, Kepala LAPAN: Bukti Teori Bumi Datar Salah
NASA, tentu saja, memiliki penjelasan lebih ilmiah tentang gerhana Super Blue Blood Moon ini.
"Bulan purnama 31 Januari spesial karena tiga alasan: ini adalah yang ketiga dari serangkaian ‘supermoon’, saat bulan mendekati Bumi di orbitnya - yang dikenal sebagai perigee - dan sekitar 14 persen lebih terang dari biasanya.”
“Ini juga bulan purnama kedua bulan ini, yang umumnya dikenal sebagai 'bulan biru'. Bulan biru super akan melewati bayangan bumi untuk memberi pemirsa di lokasi yang benar sebuah gerhana bulan total. Sementara bulan ada dalam bayangan bumi, ia akan berwarna kemerahan, yang dikenal sebagai ‘bulan darah’,” kata NASA.
AL.COM