TEMPO.CO, New York - Para ilmuwan memperingatkan bahwa mengisap rokok elektrik bisa merusak DNA dan meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.
Baca: Rokok Elektrik Dikenakan Cukai, Vape Ilegal Dikhawatirkan Marak
Periset dari New York University School of Medicine mengatakan meskipun sudah jelas bahwa vaping kurang berbahaya daripada merokok biasa, namun vaping tetap "berbahaya" dan tidak boleh dipromosikan sebagai sesuatu yang aman.
Dalam tes laboratorium, studi tersebut menemukan bahwa tikus yang terpapar asap rokok elektrik memiliki tingkat kerusakan DNA yang lebih tinggi di jantung, paru-paru dan kandung kemih daripada yang menghirup udara normal.
Sementara, sistem perbaikan DNA, yang melindungi terhadap kanker, juga terganggu pada sel-sel hewan itu.
"Kami mengusulkan agar ECS (asap rokok elektrik) adalah karsinogenik (menyebabkan kanker) dan perokok rokok elektrik memiliki risiko lebih tinggi daripada non-perokok untuk mengembangkan kanker paru-paru dan kandung kemih dan penyakit jantung," kata pemimpin tim Dr Moon-shong Tang, sebagaimana dikutip Independent, Selasa 30 Januari 2018.
Saat menguji eksposur nikotin dan turunan nikotin pada sel-sel paru dan kandung kemih manusia, ada juga hasil sel-sel yang cenderung bermutasi atau mengalami perubahan yang memicu tumor daripada sel yang tidak terpapar.
Seringkali dianggap tidak berbahaya, uap rokok elektrik hanya terdiri dari nikotin dan beberapa pelarut organik yang relatif tidak berbahaya.
Namun, terlepas dari penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa perokok rokok elektrik memiliki 97 persen lebih sedikit NNAL - karsinogen paru - di tubuh mereka daripada perokok tembakau, tingkat tersebut masih jauh lebih tinggi pada orang yang vaping dibandingkan mereka yang tidak melakukannya, kata studi tersebut.
Periset juga mengungkapkan bahwa sementara sebagian besar nikotin yang dihirup dipecah menjadi bahan kimia non-toksik yang disebut cotinine, yang akhirnya diekskresikan dalam urin, sebagian kecil, kurang dari 10 persen, diyakini dimetabolisme menjadi nitrosamin dan turunannya, yang meliputi NNAL.
Dan, bahan kimia inilah yang mampu menginduksi tumor di berbagai organ, menurut para ilmuwan.
Simak artikel lainnya tentang rokok di tempo.co.
INDEPENDENT