TEMPO.CO, San Francisco - Google telah mengumumkan penyelesaian kesepakatan senilai US$ 1,1 miliar (Rp 14,7 trilin) untuk membeli sebagian besar bisnis perangkat keras HTC.
Baca: 11 Temuan Menakjubkan Google Earth: Bangunan Misterius Hingga UFO
Akuisisi tersebut diumumkan pada bulan September 2017 namun kini telah melewati persetujuan yang dipersyaratkan dan telah diselesaikan. Di luar transfer lebih dari 2.000 insinyur dari HTC - sekitar seperlima tim teknik HTC - Google juga akan menerima lisensi non-eksklusif untuk kekayaan intelektual HTC.
HTC mempertahankan divisi Vive VR dan akan terus membuat smartphone sendiri, perusahaan tersebut mengkonfirmasi tahun lalu.
Kesepakatan tersebut meningkatkan permainan perangkat keras Google secara signifikan dengan menyerahkan sebagian tim pengembang smartphone dari HTC, yang banyak bekerja pada perangkat keras Pixel Google (yang di-outsource ke HTC) dan perangkat HTC lainnya, yang meski banyak dipuji, tidak terjual dalam volume besar.
Selain itu, kesepakatan tersebut memberi Google basis teknik baru yang luas di Taipei, Taiwan, tempat HTC berada. Hal itu membuat lokasi tersebut sebagai situs rekayasa terbesar untuk Google di Asia Pasifik, dan ini kemungkinan menjadi sumber produk baru dari perusahaan di masa mendatang.
"Saya senang bahwa kami telah secara resmi menutup kesepakatan kami dengan HTC, dan menyambut tim yang sangat berbakat untuk mengerjakan produk yang lebih baik dan lebih inovatif di tahun-tahun mendatang," ujar Rick Osterloh, VP Perangkat Keras Google, menulis di sebuah posting blog, Selasa 30 Januari 2018.
Penutupan kesepakatan tersebut menandai perkembangan penting lainnya untuk bisnis Google di Asia dalam beberapa bulan terakhir.
Baca: Google Hadirkan 2 Aplikasi Ramah Kuota: Google Go dan Files Go
Google mengumumkan rencana untuk membuka laboratorium AI di Beijing, sementara juga membuka basis di Shenzhen, kota China yang dipandang sebagai 'Silicon Valley perangkat keras' di dunia.
TECHCRUNCH