TEMPO.CO, Sidoarjo - Paiman, 73 tahun, tak menyangka akan menemukan Situs Peninggalan Majapahit di tanah garapannya. Pagi itu, Paiman bercerita, hanya memulai kegiataannya seperti biasa: menggarap tanah. Kala itu, warga Dusun Kedung Klinter, Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, ini ingin menanam ketela.
"Tapi tiba-tiba cangkul kena batu bata," kata dia, Rabu, 7 Februari 2018. "Setelah digali, ternyata batu bata tersusun rapi." Setelah diukur, panjangnya mencapai 13,5 meter dan lebar 9,2 sentimeter.
Beberapa hari sebelum penemuan, Paiman menjelaskan bermimpi aneh. Dalam mimpi itu pria yang karib disapa Mbah Man itu ditemui perempuan tua. "Dia menyuruh saya untuk menggali di tanah tersebut agar bisa dilihat orang," Paiman bercerita.
Ya, tanah itu sekarang memang menarik perhatian banyak orang. Sejak ditemukannya situs tersebut, banyak anak sekolah yang berkunjung untuk melihat susunan batu bata kuno yang diduga berasal dari era Majapahit itu. Bahkan, Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispora) Kabupaten Sidoarjo, berencana untuk menjadikannya destinasi wisata budaya baru.
"Tapi kami akan konsultasikan dulu dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan," kata Kepala Dispora Sidoarjo, Joko Supriyadi, Kamis, 8 Februari 2018. "Kalau oke, kami akan perbaiki fasilitas penunjangnya."
Menurut Joko, di sekitar lokasi juga ditemukan beberapa artefak. Di antaranya, yaitu pecahan keramik, batu arupadatu, batu lesung, batu Jaladwara dengan motif makara, batu alu, dan batu dorpal atau engsel.
Simak artikel menarik lainnya tentang Situs Peninggalan Majapahit hanya di kanal Tekno Tempo.co.