Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jamur Morel, Jamur Termahal dari Gunung Rinjani

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Jamur morel (Morchella esculenta). Kredit: Wikipedia
Jamur morel (Morchella esculenta). Kredit: Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Lombok - Dari sekian jenis flora yang ada di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Rinjani, satu di antaranya memiliki nilai ekonomi tinggi karena harganya cukup mahal, yaitu jamur bernama "morels" (marchella spp).

Baca: Ilmuwan Pecahkan Misteri Jamur Bersinar dalam Kegelapan

Jamur yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis tertentu itu pertama kali ditemukan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Teguh Rianto.

Penemuan jenis jamur termahal kedua di dunia tersebut hanya secara kebetulan ketika melakukan patroli di dalam kawasan taman nasional pada 2009.

Karena bernilai ekonomi tinggi, Teguh Rianto kemudian menjadikannya sebagai bahan penelitian tesis untuk menyelesaikan program pascasarjana (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hasil penelitian tersebut kemudian dilaporkan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan penelitian lanjutan.

Penelitian lanjutan pun dilakukan oleh Tim Riset Morel Rinjani yang berjumlah enam orang. Seluruhnya dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), yakni Dr Maman Turjaman, Dr Asep Hidayat, Sarah A Faulina, Najmullah, Aryanto, dan Sira Silaban.

Penelitian yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK, melalui BTNGR, itu dimulai dari eksplorasi lapangan pada Mei-Agustus 2017, sambil melakukan isolasi dengan cara memasukkan spora ke dalam media tumbuh jamur.

Media tersebut terbuat dari agar yang di dalamnya terdapat makanan, nitrogen, karbohidrat dalam bentuk gula untuk energi jamur tumbuh. Ada juga vitamin serta antibiotik untuk mencegah berkembangnya bakteri.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemurnian di laboratorium untuk menghasilkan DNA. Proses pemurnian dilakukan dengan cara memisahkan spora yang tumbuh dan yang terkontaminasi. Spora yang tumbuh kemudian dilihat menggunakan mikroskop untuk mengetahui jenis dan warnanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah melalui proses tersebut, tim peneliti kemudian mengirim sekitar 45 sampel DNA ke "First Base Sequencing Service" yang berbasis di Singapura.

Perusahaan itu diminta untuk membantu mengeksekuenser sampel DNA jamur "morels" yang diperoleh dari TNGR karena terkait dengan efisiensi biaya. P3H Bogor sebenarnya memiliki alat, namun kapasitas yang dibutuhkan minimal lebih dari seratusan sampel.

Setelah DNA diperoleh, Tim Riset Morel Rinjani kemudian melakukan pengecekan base jamur morchella di National Center For Biotechnology (NCBI). Dari hasil pengecekan tersebut, Tim P3H Bogor kemudian memberikan nama jamur "morel" Rinjani (morchella rassipes).

"'Morel' adalah jenis jamur termahal kedua di dunia, setelah jamur 'truffles'. Makanya kami termotivasi untuk melakukan riset, meskipun pelaksanaannya pada 2017 atau delapan tahun setelah adanya penemuan di Gunung Rinjani," ujar Dr Maman Turjaman.

Setelah berhasil memastikan bahwa Rinjani memiliki flora bernama jamur "morel" Rinjani, enam tim peneliti dari P3H Bogor masih belum merasa puas. Mereka tertantang untuk meriset teknologi budi daya.

Jamur "morels" sudah dibudidayakan secara massal di Eropa sejak seratusan tahun silam. Namun para peneliti terlebih dahulu melakukan riset sebelum menyebarkan teknologi budi daya kepada masyarakat luas.

Baca: Jamur Porcini, Khasiatnya Ampuh Tangkal Penyakit di Usia Tua

Selain di Eropa, para peneliti jamur di Tiongkok juga melakukan riset tentang flora yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis tersebut sejak 1980. Kemudian pada 1992, para peneliti di negeri Tirai Bambu itu menemukan formula untuk budi daya, namun untuk skala komersial mulai berkembang pada 2012.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

1 hari lalu

Berikut ini deretan sayuran paling mahal di dunia, salah satunya akar wasabi yang umum ditemukan di di restoran sushi. Foto: Canva
9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

Berikut ini deretan sayuran paling mahal di dunia, salah satunya akar wasabi yang umum ditemukan di di restoran sushi.


Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

46 hari lalu

Ilustrasi pisang. Freepik.com/KamranAydinov
Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

Australia dan Selandia Baru mengizinkan petani menanam pisang transgenik yang tahan jamur. Pisang menjadi menu saat simulasi makan siang gratis.


Mengenal Jerawat Bayi dan 8 Tips untuk Mengatasinya

10 Februari 2024

Ilustrasi ayah dan bayi. Foto: Unsplash/Nubelson Fernandes
Mengenal Jerawat Bayi dan 8 Tips untuk Mengatasinya

Jerawat bayi bisa terjadi karena berbagai faktor.


Olahan Sup Jamur yang Cocok Dibuat Temani Musim Hujan

24 Januari 2024

Sup jamur tiram. Cookpad
Olahan Sup Jamur yang Cocok Dibuat Temani Musim Hujan

Jamur memberikan rasa lezat dan kehangatan yang membuatnya menjadi pilihan sempurna untuk menghangatkan tubuh dan meredakan kedinginan di musim hujan


Berapa Umur Simpan Roti?

19 Januari 2024

Ilustrasi roti gandum. Pixabay
Berapa Umur Simpan Roti?

Roti menjadi salah satu makanan yang banyak dikonsumsi orang di dunia. Namun, perlu diperhatikan, roti memiliki usia yang relatif singkat.


8 Risiko Pakai Sepatu Basah saat Hujan, Bisa Terkena Infeksi

18 Januari 2024

Saat musim hujan, sebaiknya kenakan sepatu yang aman agar tidak basah. Sebab ada banyak risiko pakai sepatu basah, salah satunya terkena infeksi. Foto: Canva
8 Risiko Pakai Sepatu Basah saat Hujan, Bisa Terkena Infeksi

Saat musim hujan, sebaiknya kenakan sepatu yang aman agar tidak basah. Sebab ada banyak risiko pakai sepatu basah, salah satunya terkena infeksi.


5 Tips Merawat Tanaman saat Musim Hujan

7 Januari 2024

Megawati saat merawat tanamannya. FOTO/Instagram
5 Tips Merawat Tanaman saat Musim Hujan

Saat musim hujan, tanaman perlu lebih diperhatikan karena kelembaban dan kadar air sedang tinggi


Mengenal Sourdough, Roti Pertama di Dunia yang Menggunakan Ragi

7 Januari 2024

Ilustrasi roti gandum panggang. Popsugar.com
Mengenal Sourdough, Roti Pertama di Dunia yang Menggunakan Ragi

Dikenal renyah dan punya rasa unik roti sordough semakin populer di Indonesia


Musim Hujan, Hindari Ruangan Berikut untuk Keringkan Pakaian

10 November 2023

Ilustrasi jemuran jeans. Unsplash.com/Bruno Nascimento
Musim Hujan, Hindari Ruangan Berikut untuk Keringkan Pakaian

Banyak orang pun berusaha mengeringkan pakaian di dalam rumah saat musim hujan tapi jangan di ruangan berikut.


Cara Tepat untuk Atasi Jamur Kuku dan Beberapa Cara untuk Mencegahnya

4 November 2023

Ilustrasi kuku kuning. Foto: Instagram/@mirage_beauty_spa
Cara Tepat untuk Atasi Jamur Kuku dan Beberapa Cara untuk Mencegahnya

Sebagai upaya menghindari infeksi jamur kuku, Anda juga perlu tahu beberapa kebiasaan yang dapat mencegahnya.