Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Bulan yang Bikin Satwa Nokturnal Gila

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Pemandangan gerhana bulan total dilihat dari kawasan Pantai Ancol, Jakarta, 31 Januari 2018.  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan, gerhana bulan kali ini langka karena terakhir kali terjadi sekitar 152 tahun lalu. TEMPO/Subekti
Pemandangan gerhana bulan total dilihat dari kawasan Pantai Ancol, Jakarta, 31 Januari 2018. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan, gerhana bulan kali ini langka karena terakhir kali terjadi sekitar 152 tahun lalu. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Tel Aviv - Fabel dan mitos mencoba menjelaskan efek bulan yang seolah membuat para satwa seperti gila, semisal anjing yang melolong terus-menerus. Sejauh ini, hanya sedikit laporan ilmiah yang mengupas masalah itu, tapi kini sejumlah ilmuwan menemukan bagaimana siklus bulan mempengaruhi perilaku binatang lewat sebuah kajian komprehensif.

Review itu juga menunjukkan bahwa polusi cahaya dari lampu-lampu kota, yang dapat menghalangi sebagian cahaya bulan, mungkin telah mengganggu pola alami yang diasosiasikan dengan bulan. Orang yang percaya bahwa bulan dapat memicu anjing melolong, mungkin akan kecewa jika tahu bahwa banyak binatang menyesuaikan perilakunya sebagai respons terhadap perubahan tingkat cahaya dan pasang-surut air laut, bukannya hal berbau supernatural.

Meski demikian, beberapa binatang masih tetap mengikuti jam circadian misterius yang dikendalikan oleh siklus bulan, seperti laporan tim peneliti di jurnal Proceedings of the Royal Society B. "Bulan mungkin bertindak sebagai petunjuk sinkronisasi di antara individu, sebagai sebuah petunjuk bagi parameter lingkungan lain, seperti ketersediaan pangan dan pasang-surut, atau sekadar membuat binatang bisa menggunakan penglihatannya di malam hari," kata Noga Kronfeld-Schor, ahli biologi di Tel Aviv University, yang terlibat dalam laporan itu.

Baca: Misteri Antariksa: Air di Bumi dan Bulan dari Satu Sumber?

"Perilaku yang dipengaruhi oleh bulan sangat luas dan beragam, dimulai dari proses jangka panjang, seperti waktu untuk berkembang biak dan migrasi."

Untuk memahami efek cahaya bulan terhadap binatang nokturnal yang aktif di malam hari, tim itu membagi beragam efek tersebut ke dalam beberapa kategori: reproduksi, komunikasi, dan proses mencari makan atau memangsa. Salah satu perilaku paling aneh yang mereka pantau adalah peristiwa pemijahan massal yang dipicu oleh bulan setiap Desember di Great Barrier Reef, Australia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap tahun, ratusan spesies koral memijah secara bersama-sama. Berbagai faktor lingkungan, seperti temperatur, salinitas, dan ketersediaan pangan, berkontribusi terhadap waktu terjadinya peristiwa tersebut, tapi level cahaya bulan tampaknya menjadi pemicu utama. Ketika cahaya bulan tepat, ratusan koral akan melepas sperma dan telurnya secara sinkron, yang meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.

Baca: Ada Astronot Tanpa Pakaian Antariksa, Misi Bulan Apollo 17 Palsu?

Simak artikel menarik lainnya tentang bulan hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | PROCEEDINGS OF THE ROYAL SOCIETY B

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

17 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

21 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

37 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.


Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

46 hari lalu

Ilustrasi Hilal. Robertus Pudyanto/Getty Images
Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.


Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

59 hari lalu

Pesawat ruang angkasa Odysseus milik Intuitive Machines melewati sisi dekat Bulan setelah masuk orbit bulan pada 21 Februari 2024, dalam gambar selebaran yang dirilis 22 Februari 2024. Intuitive Machines/Handout via REUTERS
Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

Pesawat ruang angkasa besutan Intuitive Machines berhasil mendarat di bulan. Misi yang menentukan kelancaran penerbangan ke bulan di masa depan.


AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

Pesawat ruang angkasa Odysseus milik Intuitive Machines melewati sisi dekat Bulan setelah masuk orbit bulan pada 21 Februari 2024, dalam gambar selebaran yang dirilis 22 Februari 2024. Intuitive Machines/Handout via REUTERS
AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.


Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

29 Januari 2024

Seorang jurnalis yang mengenakan perangkat VR mencoba simulasi pendaratan di bulan Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), di fasilitas Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), di Sagamihara, selatan Tokyo, Jepang, 19 Januari 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

Pulihnya perangkat dan panel surya SLIM akibat perubahan arah sinar matahari di bulan.


Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

22 Januari 2024

Seorang jurnalis yang mengenakan perangkat VR mencoba simulasi pendaratan di bulan Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), di fasilitas Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), di Sagamihara, selatan Tokyo, Jepang, 19 Januari 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

Panel surya macet, wahana antariksa Jepang SLIM di Bulan bergantung masa hidup baterai. Saat ini sudah hilang sinyal.


Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

20 Januari 2024

Roket H-IIA yang membawa pendarat bulan milik badan antariksa nasional diluncurkan di Tanegashima Space Center di pulau barat daya Tanegashima, Jepang. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS
Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

Mengapa misi pendaratan 'penembak jitu di bulan' Jepang penting?


NASA Tunda Misi Artemis Berawak Pertama ke Bulan hingga September 2025

10 Januari 2024

Misi Artemis 1 NASA dengan megaroket-nya akhirnya berhasil diluncurkan pada Rabu siang WIB, 16 November 2022. Misi pertama Amerika untuk kembali ke Bulan ini telah tertunda sejak 2017. (YouTube NASA)
NASA Tunda Misi Artemis Berawak Pertama ke Bulan hingga September 2025

Artemis 2, yang tadinya dijadwalkan untuk diluncurkan pada November 2024, kini menargetkan September 2025.