Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Koin Emas Kuno Asal Cina di Situs Tarik, Pertanda Apa?

image-gnews
Tampak bangunan dari tumpukan batu bata kuno diduga pagar atau dinding yang ditemukan di areal sawah Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2018. TEMPO/Ishomuddin
Tampak bangunan dari tumpukan batu bata kuno diduga pagar atau dinding yang ditemukan di areal sawah Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2018. TEMPO/Ishomuddin
Iklan

TEMPO.CO, Sidoarjo – Warga menemukan berbagai benda purbakala di Situs Tarik, Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Selain benda, di desa setempat juga ditemukan bekas bangunan diduga pagar atau dinding dari tumpukan batu bata kuno.

Warga menduga benda-benda purbakala itu merupakan peninggalan masyarakat dan bangsawan era Majapahit. Kedungbocok diyakini bagian dari wilayah Situs Alas (Hutan) Trik yang wilayahnya juga meliputi daerah yang sekarang bernama Kecamatan Tarik.

"Selain bekas bangunan dan peralatan rumah tangga, ada juga yang menemukan koin mata uang Cina dan ada yang terbuat dari emas," kata Kepala Desa Kedungbocok Mohamamad Ali Ridho, Rabu, 14 Februari 2018. Koin-koin tersebut menurutnya, tersimpan dalam sebuah gerabah seperti kendi. "Ada yang masih utuh dan ada yang sudah pecah," kata pria yang akrab disapa Ridho ini.

Tampak bangunan dari tumpukan batu bata kuno diduga pagar atau dinding yang ditemukan di areal sawah Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2018. TEMPO/Ishomuddin

Temuan penting lainnya antara lain batu andesit berbentuk persegi panjang berukuran panjang sekitar 1,2 meter, lebar 40 centimeter, dan tinggi 20 centimeter. Batu ini diduga sebagai pondasi atau tempat engsel pintu bangunan zaman dulu. "Batu ini ditemukan di areal persawahan dan butuh 12 orang mengangkatnya," katanya.

Temuan lainnya adalah batu berbentuk lumpang atau lesung beserta alat penumbuk atau alu yang biasa digunakan untuk menumbuk beras atau jagung. Selain itu juga ditemukan jaladwara atau batu ornamen untuk air mancur di pemandian kuno dengan motif hewan mitologi makara. "Jaladwara ini sama dengan yang ada di petirtaan Jolotundo (Mojokerto)," kata Ridho.

Baca: Petani Penemu Situs Peninggalan Majapahit: Saya dapat Mimpi Aneh

Namun rata-rata benda-benda purbakala yang ditemukan sudah tidak utuh atau bentuknya sudah ada yang retak, pecah, atau bopeng. Selain benda purbakala terbuat dari batu, juga ditemukan puluhan pecahan benda dari keramik, fosil kayu, dan fosil tulang dan gigi hewan. Namun belum diketahui apakah usia fosil tersebut dalam zaman yang sama dengan benda peralatan manusia yang ditemukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi temuan benda-benda purbakala tersebut, Kepala Seksi Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Edhi Widodo mengatakan pihaknya sudah melihat namun belum mengidentifikasi. "Ini membuktikan wilayah setempat daerah hunian," katanya.

Ia berharap setiap benda atau bangunan purbakala yang ditemukan sebaiknya tidak dipindah, diambil, atau dirusak. "Kami akan kesulitan mengungkap konteksnya bagaimana karena kami tidak tahu proses pemindahannya," ujar arkeolog yang akrab disapa Widodo ini. Namun ia mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah desa dan komunitas pelestari cagar budaya dalam menyelamatkan bangunan maupun benda cagar budaya.

Tampak bangunan dari tumpukan batu bata kuno diduga pagar atau dinding yang ditemukan di areal sawah Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2018. TEMPO/Ishomuddin

Menurut Widodo, jika merujuk serat Pararaton memang disebutkan Raden Wijaya mendirikan Majapahit di Alas Wong Trik atau hutannya orang Trik. Daerah Trik tersebut diyakini juga meliputi wilayah yang sekarang bernama Kecamatan Tarik.

"Daerah Tarik itu memang awal Majapahit. Di kitab Pararaton disebutkan Raden Wijaya dalam mendirikan Majapahit di Alas Wong Trik," katanya. Namun yang selama ini dikenal ibukota Majapahit adalah Trowulan, Mojokerto, yang kaya dengan temuan arkeologi baik bekas bangunan dan benda purbakala.

Baca: Situs Peninggalan Majapahit di Sidoarjo Jadi Tempat Swafoto Baru

Simak artikel menarik lainnya tentang Situs Peninggalan Majapahit hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

51 hari lalu

Istana Pagaruyung. wikimedia
Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

Istana Pagaruyung pernah alami kebakaran pada 17 tahun lalu. Berikut sejarah dan keistimewaan istana di Kota Batusangkar, Sumbar.


Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Seorang warga duduk di pelataran rumah bergaya arsitektur Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, 10 Maret 2016. Kampung Majapahit merupakan proyek Pemprov Jatim dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. ANTARA/Ismar Patrizki
Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?


Ilmuwan Temukan Tiga Lapis Peradaban Tanah Situs Kumitir Mojokerto

15 Januari 2024

Ekskavasi Situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto yang berlangsung pada 4 Agustus - 9 September 2020. Kredit: Tempo/Kukuh S. Wibowo
Ilmuwan Temukan Tiga Lapis Peradaban Tanah Situs Kumitir Mojokerto

Penelitian geo akeologi menemukan lapisan usia tanah era Medang, Singasari dan Majapahit di Situs Kumitir.


5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

6 November 2023

Jalur pendakian kuno berbentuk melingkar di atas Gunung Penanggungan, Jawa Timur yang ditemukan Tim Ekspedisi Ubaya, 4 November 2015. Foto: Dok Tim Ekspedisi Ubaya
5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

Gunung Penanggungan dianggap suci sejak dulu, banyak cagar budaya yang berasal dari abad ke-10


Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

3 November 2023

Gunung Penanggungan. TEMPO/Abdi Purmono
Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

Gunung Penanggungan kebakaran pada Kamis, 2 November 2023. Bagaimanakah profil dan sejarah gunung suci yang disebut dalam prasasti dan kisah kuno?


Disbud DIY Temukan Wadah Air Diduga dari Era Majapahit di Situs Cagar Budaya Keputren

6 September 2023

Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Tim Ekskavasi Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret menemukan artefak fragmen gerabah di duga wadah air terbuka dengan motif hias dan ciri khas era Kerajaan Majapahit. (Dok.Dinas Kebudayaan DIY)
Disbud DIY Temukan Wadah Air Diduga dari Era Majapahit di Situs Cagar Budaya Keputren

Fragmen gerabah wadah air tanpa tutup berukir diduga peninggalan Majapahit pada abad ke-13


Bendera Merah Putih dari Masa ke Masa, Berikut Filosofinya

8 Agustus 2023

Sejumlah siswa mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara Hari Guru di SDN Pondok Cina 1, Depok, Jawa Barat, Jumat, 25 November 2022. Siswa SDN Pondok Cina 1 tetap memperingati hari guru meski para guru tidak hadir ke sekolah akibat polemik relokasi sekolah menjadi masjid raya. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Bendera Merah Putih dari Masa ke Masa, Berikut Filosofinya

Bendera Merah Putih memiliki sejarah yang panjang. Kini, bendera yang asli disimpan di Monas. Apa filosofi dwi warna ini?


6 Fakta Bendera Merah Putih, Apa Hubungannya dengan Majapahit?

8 Agustus 2023

Pengunjung mengibarkan bendera Merah Putih di Taman Wisata Alam (TWA) Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
6 Fakta Bendera Merah Putih, Apa Hubungannya dengan Majapahit?

Bendera merah putih ternyata memiliki hubungan dengan pataka Majapahit dan bendera Kerajaan Bone. Simak penjelasannya lainnya.


5 Pasukan Pejuang Pra Kemerdekaan yang Sudah Lebih Dulu Menggunakan Bendera Merah Putih

8 Agustus 2023

Sejumlah massa Tenaga Kesehatan membentangkan bendera Merah Putih saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Senin, 5 Juni 2023. Aksi yang diikuti oleh 5 organisasi profesi medis yakni, PB IDI, PPNI, IBI, PDGI, dan IAI tersebut menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan. TEMPO/M Taufan Rengganis
5 Pasukan Pejuang Pra Kemerdekaan yang Sudah Lebih Dulu Menggunakan Bendera Merah Putih

Bendera merah putih adalah lambang. Jauh sebelum kemerdekaan, warna merah putih sudah digunakan oleh sejumlah pasukan sebagai simbol perjuangan.


Sejarah Hubungan Madura dan Majapahit, Petilasan di Sampang

6 Agustus 2023

Situs Makam Rato Ebhu di Madura. Dok. Kemendikbud
Sejarah Hubungan Madura dan Majapahit, Petilasan di Sampang

Sejarah kejayaan Majaphit tak bisa lepas dari keberradaan Pulau Madura dan tokohnya pada masa itu. Termasuk petilasan situs Makam Rato Ebhu.