Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teleskop Kepler, Senjata NASA Mencari Bumi Baru

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Pesawat Pencari Planet (wired.com)
Pesawat Pencari Planet (wired.com)
Iklan

TEMPO.CO, Kopenhagen - Berkat teleskop Kepler, ilmuwan mendapati sekitar 2.500 eksoplanet atau lebih dari 65 persen dari total planet asing yang ditemukan menggunakan berbagai instrumen pengamatan. Ada sekitar 2.000 kandidat eksoplanet lainnya yang menanti validasi dari observasi lanjutan.

Angka tersebut menunjukkan bahwa teleskop Kepler yang melayang sekitar 151 juta kilometer dari bumi beroperasi dengan baik. Padahal, lima tahun silam, dia nyaris menjadi barang rongsokan di luar angkasa setelah instrumen penggeraknya rusak. Wahana milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) itu mendapatkan "hidup kedua" setelah para ilmuwan memakai trik memanfaatkan tekanan cahaya matahari.

Baca Juga:

Diluncurkan pertama kali pada 2009, teleskop Kepler membantu para ilmuwan mencari planet-planet berbatu yang berpotensi menyokong kehidupan seperti bumi di seantero galaksi Bima Sakti. Selama empat tahun, wahana itu memindai sekitar 150 ribu bintang dan melacak jejak planet-planet di sekitarnya.

Masalah muncul pada Mei 2013. Saat itu, satu dari empat instrumen pengendali Kepler rusak. Kepler kehilangan kemampuan untuk mengarahkan lensanya ke satu titik dan berisiko melenceng dari jalur penerbangannya. Misi Kepler dihentikan sementara.

Tiga bulan setelah itu, para teknisi di ruang kendali Kepler di Ball Aerospace, Colorado, menemukan solusi jitu. Tekanan cahaya matahari bisa dipakai untuk membuat posisi Kepler stabil, sehingga dia tetap terus bekerja.

Baca Juga:

Posisi panel surya Kepler dirancang untuk terus menghadap ke matahari. Dengan posisi demikian, lensa teleskop terlindungi dari pancaran sinar matahari yang merusak. Pada saat bersamaan, posisi teleskop bisa lebih stabil meski tak beroperasi menggunakan instrumen penggerak mandiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Trik itu berhasil dengan baik. Dalam satu kali mengorbit matahari, Kepler memiliki setidaknya empat kali peluang memindai bidang antariksa. Di bawah bendera misi baru K2, teleskop itu kembali memburu planet-planet serupa bumi serta mengamati asteroid, komet, dan supernova.

Teleskop Kepler kini menjadi andalan para ilmuwan untuk memindai antariksa. Sejumlah proyek pembangunan wahana baru, seperti James Webb Space Telescope dan Transiting Exoplanet Survey Satellite, tengah berlangsung. Ketiga wahana ini bisa mempermudah para ilmuwan menyelidiki keberadaan eksoplanet yang mungkin bisa menyokong kehidupan seperti bumi.

Simak artikel menarik lainnya tentang teleskop Kepler hanya di kanal Tekno Tempo.co.

THE ASTRONOMICAL JOURNAL | SPACE | NASA | SCIENCEDAILY

Iklan


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada